Di tengah arus digitalisasi keuangan, bank sentral di berbagai belahan dunia mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Tidak terkecuali Bank Sentral Eropa (ECB) yang kini semakin serius melangkah menuju era digital lewat mata uang digital bank sentral (CBDC). Seiring dengan meningkatnya penggunaan aset digital, kebutuhan akan sistem pembayaran yang lebih aman, cepat, dan transparan menjadi semakin mendesak.
ECB Gandeng Mitra Teknologi untuk Euro Digital
Dikutip dari pengumuman resminya pada Kamis (02/10/2025), Bank Sentral Eropa (ECB) telah menandatangani kesepakatan kerangka kerja dengan tujuh entitas teknologi. Satu mitra tambahan juga disebut akan segera diumumkan.
Kesepakatan tersebut mencakup sejumlah aspek penting, mulai dari pengelolaan risiko dan pencegahan penipuan, pertukaran informasi pembayaran yang aman, hingga pengembangan perangkat lunak.
Salah satu perusahaan yang dilibatkan adalah Feedzai, penyedia teknologi berbasis AI yang fokus pada deteksi penipuan. Perusahaan keamanan Giesecke+Devrient (G+D) juga masuk dalam daftar mitra pada program ini.
“Setelah kesepakatan kerangka kerja disepakati, G+D bersama pemenang tender lainnya akan bekerja sama dengan ECB untuk merampungkan perencanaan dan jadwal waktu,” sebagaimana tercantum dalam pengumuman resmi G+D.
Menurut Dr. Ralf Wintergerst, CEO Giesecke+Devrient, perusahaan akan membantu dalam desain, integrasi, dan pengembangan Digital Euro Service Platform. Proyek ini diharapkan mampu menciptakan fondasi yang kuat untuk mendukung penggunaan euro digital secara luas di kawasan Uni Eropa.
Parlemen Eropa Bikin Digital Euro Mundur ke Pertengahan 2029
Meski kesepakatan sudah diteken, ECB menegaskan peluncuran euro digital akan diputuskan setelah regulasi disahkan. Seorang pejabat menyebutkan kemungkinan akan dirilis pada 2029. Untuk saat ini belum ada pembayaran, sementara ruang lingkup proyek tetap dibuat fleksibel agar dapat menyesuaikan dengan regulasi ke depan.
Dari Asia hingga Amerika, CBDC Terus Diuji
Mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC) terus menjadi sorotan global. Euro digital yang tengah digarap Bank Sentral Eropa bukanlah satu-satunya, karena sejumlah negara di berbagai belahan dunia juga sedang melakukan langkah serupa.
Berdasarkan data Atlantic Council, sudah ada tiga negara yang resmi meluncurkan CBDC, yakni Nigeria dengan e-Naira, Jamaika dengan Jam-Dex, dan The Bahamas dengan Sand Dollar. Langkah mereka menjadi tonggak awal dalam adopsi mata uang digital di tingkat nasional.
Selain itu, terdapat 49 negara yang kini berada pada tahap uji coba atau pilot project. Indonesia termasuk di dalamnya melalui Project Garuda, bersama dengan Tiongkok lewat yuan digital dan beberapa negara besar lainnya yang juga menguji efektivitas sistem pembayaran digital ini.

Di luar itu, masih ada puluhan negara yang berada pada tahap riset dan pengembangan. Fakta ini menunjukkan bagaimana CBDC menjadi tren global yang serius, sekaligus menegaskan bahwa masa depan sistem keuangan kemungkinan besar akan bergerak ke arah digitalisasi penuh. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.