CCO Reku: Performa ETF Bitcoin Dorong Pertumbuhan Industri Kripto Indonesia

Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby menilai bahwa kinerja positif ETF Bitcoin Spot ETF (Exchange-Traded Fund) disebut sebagai pendorong pertumbuhan industri kripto di Indonesia. Terbukti dari jumlah investor kripto di Indonesia yang meningkat setiap bulannya.

Mengutip data dari Bappebti, jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 20,24 juta per Juni 2024. Kemudian, nominal transaksi kripto pun juga melonjak sekitar 345 persen Year on Year di level Rp301,75 triliun pada periode yang sama.

“Seperti misalnya, pada 5 Juni lalu, ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat mencatat arus masuk bersih harian terbesar kedua sejak listing, menarik dana senilai US$886,75 juta. Inflow ETF Bitcoin ini pun terus meningkat hingga Juli, mengutip Crypto Intelligence, pada 12 Juli 2024 lalu, ETF itu juga mengalami aliran dana yang kuat, mengumpulkan lebih dari US$310 juta (Rp5 triliun), yang menandai kinerja terbaik sejak 5 Juni,” jelas Robby yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Aspakrindo dan ABI itu, dalam keterangan resmi kepada media belum lama ini.

Apa Itu Bitcoin ETF yang Dinantikan Lahir di AS?

Robby melanjutkan, kinerja positif ETF Bitcoin Spot tersebut bukan hanya menggambarkan besarnya minat investor konservatif di Amerika Serikat terhadap Bitcoin. Namun, juga memperkuat kepercayaan investor secara keseluruhan, termasuk di Indonesia.

Masih terkait optimisme pasar kripto dalam negeri, Reku optimis jumlah investor kripto di Indonesia masih berpotensi untuk terus meningkat. 

Menurutnya, optimisme ini disokong oleh potensi pasar yang masih positif dan regulasi yang lengkap, juga dukungan aktif para stakeholders kripto dan blockchain dalam mengadakan edukasi dan literasi. 

“Seperti misalnya, Reku aktif melakukan program online bertajuk Ask Me Anything (AMA) bersama representatif aset kripto dan projects seperti MANTA, NEAR Protocol, ForU AI, dan lainnya untuk para pemula dan peminat investasi,” kata Robby.

Robby sendiri merujuk pada data transaksi kripto di Reku yang turut meningkat. 

“Seperti pada kuartal pertama tahun 2024 lalu, yang merupakan terbaik bagi Reku dalam dua setengah tahun terakhir, baik dari segi volume perdagangan maupun hasil finansial. Dimana Reku bukan hanya membukukan volume positif, namun juga sangat menguntungkan. Kemudian, minat pengguna terhadap fitur Staking juga terus melonjak hingga 3 kali lipat dari rata-rata volume transaksi bulanan. Kami optimis kinerja ini akan terus membaik kedepannya,” tambahnya. 

Selain program literasi, Reku juga untuk mendorong diversifikasi masyarakat di aset kripto termasuk dengan menambah daftar aset kripto setiap minggunya. 

Di sisi domestik, Robby menegaskan regulasi kripto turut berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat dan investor terhadap aset kripto. 

“Regulasi kripto di Indonesia dapat dikatakan sudah lengkap, dengan dukungan Bursa Kripto dan Bappebti yang berperan dalam melindungi keamanan investor. Dengan begitu, investor dapat merasa lebih aman dan yakin dalam berinvestasi kripto. Selain itu, industri kripto juga sudah terlegitimasi oleh pajak,” pungkas Robby. 

Dia menambahkan, dukungan regulator dalam melindungi investor kripto di Indonesia juga tercermin dari upaya Kominfo dalam memblokir media sosial exchange global yang tidak terdaftar.

Bitcoin Masih Dalam Tren Bullish

Kendati performa Bitcoin masih cukup volatil, Robby menilai aset utama digital tersebut masih berada pada lintasan bullish.

Main rally Bitcoin secara historis memang biasanya dimulai antara 1-6 bulan setelah halving. Sehingga optimisme investor pun masih tergolong tinggi dan tergambar dari peningkatan jumlah transaksi dan investor di Indonesia,” katanya. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait