Rencana Amerika Serikat untuk memiliki cadangan Bitcoin kini semakin mendekati kenyataan. CEO Bitwise, Hunter Horsley, mengungkapkan dalam wawancara dengan CNBC pada 1 Maret 2025 bahwa rencana investasi Bitcoin AS sedang dievaluasi secara serius dan berpotensi terealisasi dalam waktu dekat.
Senator Lummis Bahas RUU Cadangan Bitcoin
Senator Cynthia Lummis, salah satu pendukung utama kebijakan pro-Bitcoin di AS, tengah merancang rancangan undang-undang (RUU) terkait Strategic Bitcoin Reserve.
Horsley mengungkapkan bahwa Lummis telah menjadwalkan pertemuan dengan para pemimpin industri kripto pada 11 Maret di Washington, D.C., untuk membahas inisiatif terkait investasi Bitcoin oleh pemerintah AS.
“Ini adalah salah satu topik yang sedang dievaluasi. Rencana cadangan Bitcoin juga termasuk dalam perintah eksekutif Trump tak lama setelah ia dilantik. Selain itu, hal ini menjadi bagian dari agenda Departemen Keuangan AS,” ujar Horsley.
Mungkinkah Bitcoin Masuk dalam Rencana Sovereign Wealth Fund AS?
Ia menegaskan bahwa pembahasan mengenai Bitcoin sebagai cadangan nasional masih terus berlangsung dan tampaknya semakin mendapat dukungan dari berbagai pihak.
CEO Bitwise tersebut juga menyoroti meningkatnya adopsi Bitcoin di berbagai negara, termasuk investasi besar dari Mubadala Investment Company, Sovereign Wealth Fund milik Abu Dhabi.
Berdasarkan Form 13F yang diajukan ke SEC, Mubadala telah menginvestasikan sekitar US$437 juta dalam Bitcoin ETF milik BlackRock, iShares Bitcoin Trust. Selain itu, Horsley juga mencatat bahwa saat ini semakin banyak negara yang memiliki eksposur terhadap Bitcoin.
“Jadi, sekarang ada sekitar 11 negara yang memiliki eksposur. Percaya atau tidak, ini sangat nyata,” jelasnya.
Momentum Tepat untuk Investasi Bitcoin?
Selain menyoroti perkembangan Strategic Bitcoin Reserve, Horsley juga membahas pergerakan Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa hari sebelumnya, harga BTC sempat turun di bawah US$80.000, level terendah sejak November 2024, sebelum akhirnya rebound dan kembali ke level US$85.000.
Menanggapi volatilitas harga ini, Horsley menegaskan bahwa ini adalah karakteristik umum Bitcoin, tetapi tetap mengejutkan banyak orang. Ia mencatat bahwa berdasarkan tren historis, Q1 sering menjadi waktu terbaik bagi investor untuk masuk ke pasar Bitcoin.
CEO Bitwise tersebut juga memperkirakan bahwa semakin banyak negara akan mengadopsi strategi cadangan Bitcoin, sementara investor institusional, termasuk manajer aset dan perbankan, mulai terlibat dalam Bitcoin ETF.
“Harga selalu menjadi perhatian utama dalam dunia Bitcoin. Jika kita ingat saat Bitcoin ETF pertama kali diluncurkan, harga turun dari US$46.000 ke US$39.000, dan banyak yang mengira ini hanya fenomena buy the rumor, sell the news. Namun, harga kemudian kembali naik dan menunjukkan fundamental yang kuat,” jelas Horsley.
Regulasi Jadi Faktor Kunci
Selain membahas pergerakan harga dan rencana investasi Bitcoin oleh pemerintah AS, regulasi kripto juga menjadi isu penting yang disoroti oleh Horsley. Ia menekankan adanya perubahan sikap regulator terhadap industri aset digital.
Menurutnya, dalam beberapa bulan terakhir terjadi pergeseran kebijakan yang lebih positif, ditandai dengan keputusan SEC untuk membatalkan tuntutan hukum terhadap Coinbase, OpenSea, dan Uniswap.
“Saat ini, cerita utama dalam dunia Bitcoin adalah regulasi. Ada perubahan besar sejak pemerintahan baru dimulai. Gedung Putih, Kongres, dan SEC kini jauh lebih konstruktif terhadap industri ini dibandingkan sebelumnya,” ujar Horsley.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Trump telah menjadwalkan Crypto Summit pertama di Gedung Putih pada 7 Maret 2025. Acara ini diyakini akan menjadi momentum penting bagi kebijakan kripto di AS serta memperkuat kemungkinan adopsi Strategic Bitcoin Reserve.
Dengan berbagai perkembangan ini, rencana cadangan Bitcoin AS tidak lagi sekadar wacana, tetapi mulai memasuki tahap realisasi yang lebih konkret. Jika berhasil, langkah ini akan menjadi tonggak bersejarah dalam evolusi Bitcoin sebagai aset global yang penting. [dp]