IKLAN

CEO Citigroup: Kami Bantu Banyak Negara Rancang Uang Digital

Michael Corbat, CEO Citibank mengklaim, bahwa pihaknya selama ini membantu banyak negara merancang mata digital. Mata uang digital yang diterbitkan negara melalui bank sentral dikenal sebagai CBDC (Central Bank Digital Currency).

“Kami telah bekerja dengan pemerintah di seluruh dunia dalam hal penciptaan dan komersialisasi sovereign digital currencies,” kata Corbat kepada Bloomberg, Jumat (11/12/2020).

Sovereign digital currencies adalah istilah lain untuk mata uang berwujud digital yang diterbitkan oleh negara melalui bank sentral. Ia juga dikenal baik dengan istilah CBDC (Central Bank Digital Currency).

Corbat menerangkan bahwa CBDC tak dapat dihindarkan sebagai masa depan uang dan pihaknya banyak membantu sejumlah negara untuk merancangnya. Namun, Corbat tidak menyebutkan negara mana saja.

Hal itu ditegaskan lagi oleh juru bicara Citi Group, Danielle Romero Apsilos. Ia mengatakan pihaknya memang berpartisipasi aktif dalam hal konsultasi CBDC.

Ini Tiga Model CBDC Menurut Pendukungnya

“Sebagai pemain penting di pasar pembayaran dengan koneksi ke lebih dari 200 sistem kliring, Citi memberikan wawasan berbasis pengalaman tentang pilihan rancangan soal CBDC,” kata Apsilos, dilansir melalui Coindesk.

Corbat juga menyinggung soal cryptocurrency alias aset kripto akan juga berperan ketika kelak CBDC semakin masif.

Tiga tahun lalu, Corbat memperkirakan CBDC akan muncul sebagai tanggapan langsung terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh aset kripto Bitcoin. Pihaknya mengklaim telah meneliti mata uang digital setidaknya sejak tahun 2014.

Pandemi COVID-19 Dorong Cepat Central Bank Digital Currency (CBDC)

Di tahun yang sama, Bank Sentral Tiongkok melakukan hal serupa dan sukses mengujicoba yuan digital sejak medio tahun 2020. Dalam sejumlah ujicoba, Tiongkok menggelarnya dalam bentuk lotere kepada warganya dan bisa dibelanjakan di beberapa toko yang mendukung sistem uang baru itu.

Kendati bermakna serupa, dalam konteks kekinian, istilah mata uang digital tidak seperti uang elektronik alias electronic money yang juga lazim digunakan di Indonesia.

Uang elektronik adalah representasi elektronis dari uang biasa yang berbentuk kertas dan logam. Ia dihadirkan dalam bentuk aplikasi oleh layanan tertentu sehingga bisa lebih mudah ditransaksikan.

Sedangkan mata uang digital adalah mata uang dan bentuk uang yang murni digital yang berpangkal dari kebijakan bank sentral dan kelak menggantikan, bukan sekadar pelengkap  uang fisik itu sendiri.

Kelak uang digital tetap bisa ditransaksikan menggunakan aplikasi mobile dan desktop yang lazim digunakaan saat ini.

BACA JUGA  6 Sentimen Perangsang Beli Aset BTC Tahun 2023

Sejumlah uji coba mata uang digital bank sentral, juga memanfaatkan teknologi blockchain sepenuhnya, ataupun kombinasi alias hybrid dengan sistem teknologi euangan tradisional.

Dengan menggunakan teknologi blockchain, dianggap lebih efisien dari segi waktu dan biaya, dan meningkatkan akurasi dalam kebijakan moneter oleh bank sentral. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait