CEO DisCas Vision: Saya Nyangkut di Kripto Sendiri

Deni Agus, Pendiri dan CEO DisCas Vision (DISC), mengaku saat ini dirinya sedang “nyangkut” di token-nya sendiri, yaitu token DISC.

“Pada prinsipnya saat ini saya senasib dengan hodler DISC dan kripto lainnya. Saya nyangkut di token DISC, token yang kami terbitkan bersama teman-teman di proyek DisCas Vision. Menurut saya ini wajar, karena pasar kripto pada umumnya memang sedang lesu sejak 2 bulan lalu,” ujar Agus melalui WhatsApp, Rabu (21/7/2021).

Agus berkisah, selain berinvestasi di kripto lain, khusus di kripto DISC, ia justru menambah jumlahnya, karena ia dan tim terus bekerja keras menyukseskan proyek mereka.

“Walau sudah memiliki ‘jatah team’ di developer wallet , saya merasa harus tetap menambah DISC untuk tabungan di masa depan, itulah yang membuat saya beberapa kali melakukan average down dan berakhir nyangkut,” ungkapnya.

Proyek utama DisCas Vision adalah aplikasi media sosial bertenaga blockchain. Aplikasi itu ditujukan untuk memerangi hoax, karena setiap data dan informasi bersifat kekal terekam di blockchain.

Discas Vision Berbagi Kripto DISC Gratis kepada 100 Ribu Mahasiswa

“Cara itu mempermudah siapa saja untuk memverifikasi keutuhan informasi, setelah ia diunggah,” tegas Agus.

Menurut pantauan Redaksi di akun Instagram DisCas, ternyata proyek mereka tidak hanya sebatas aplikasi media sosial.

DisCas juga sedang mengerjakan platform yang nantinya bisa dipakai sebagai alat survei, bahkan digital election platform  berbasis blockchain.

Kinerja DISC

Berdasarkan data di CoinMarketCap, DISC pernah mengalami harga tertinggi di US$24 saat pertama kali listing pada 7 Mei 2021 lalu. DISC kemudian mengalami penurunan ke harga US$2 saat artikek ini ditulis.

Bagi para investor DISC dianggap istimewa, karena memiliki supply sangat terbatas hanya 67.600 unit.

Ini juga yang membuat mereka yakin apabila proyek DisCas sukses, maka akan berpotensi seperti Yearn.finance yang supply-nya hanya 36.600 dan tercatat pernah menyalip harga Bitcoin.

Deni menjelaskan bahwa penurunan harga DISC terjadi, karena beberapa faktor, seperti whale presale yang sudah take profit.

“Hal lainnya, berdasarkan teori ‘The Crypto J-Curve‘ proyek kami berada di Stage 2, di mana developer masih dalam masa pengerjaan produk untuk segera diluncurkan. Apabila produk sudah meluncur dan dinikmati oleh publik, maka ekosistem dan utilitasnya sudah terlihat jelas barulah masuk ke Stage 3 yang berpotensi naikknya harga DISC,” pungkas Agus. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait