CEO PayPal Ungkap Tantangan Nyata Adopsi Stablecoin Saat Ini

CEO PayPal, Alex Chriss, menyatakan bahwa adopsi stablecoin dalam skala luas masih membutuhkan waktu karena rendahnya insentif nyata bagi konsumen saat ini. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara bersama Bloomberg TV pada akhir Juni 2025, di tengah meningkatnya perhatian terhadap perkembangan stablecoin di AS dan pasar global.

PayPal merupakan salah satu perusahaan besar yang telah meluncurkan stablecoin sendiri, PYUSD, sejak tahun 2023. Meskipun demikian, Chriss menilai bahwa penggunaan stablecoin masih terbatas pada segmen tertentu.

“Dari sudut pandang konsumen, tidak ada insentif nyata untuk mendorong adopsi, itulah sebabnya kami mulai menciptakan hal-hal seperti hadiah dan mulai memberi insentif kepada pengguna,” ujar Chriss.

Adopsi Stablecoin Dimulai dari Transaksi Lintas Negara

Menurut Chriss, upaya perusahaan saat ini lebih diarahkan untuk menciptakan ekosistem awal yang mampu menumbuhkan minat penggunaan stablecoin, terutama melalui transaksi lintas negara.

BACA JUGA  Luno Yakin Bitcoin Tumbuh Positif Tahun 2019

Ia menjelaskan bahwa pengiriman uang internasional menjadi kasus penggunaan yang paling masuk akal saat ini karena dapat mengurangi biaya dan waktu secara signifikan dibandingkan metode konvensional.

Sejak peluncuran PYUSD, PayPal memang telah menargetkan pasar pengiriman uang lintas batas sebagai pintu masuk utama penggunaan stablecoin.

Dengan biaya transfer yang lebih murah dan proses yang lebih cepat, perusahaan melihat potensi besar untuk menarik pengguna dari sektor remitansi global, khususnya dari negara berkembang ke negara maju.

Dalam mendukung tujuan tersebut, PayPal juga meluncurkan berbagai insentif seperti program rewards bagi pengguna yang menggunakan stablecoin untuk pembayaran. Strategi ini diharapkan dapat memicu adopsi awal sembari membangun kesadaran terhadap manfaat teknologi stablecoin dalam kehidupan sehari-hari.

RUU GENIUS Act dan Akhir Penyelidikan SEC Bantu PayPal

Selain itu, Chriss menyoroti pentingnya kepastian hukum sebagai faktor kunci dalam mempercepat adopsi stablecoin. Saat ini, Rancangan Undang-Undang bernama GENIUS Act tengah diproses di Kongres AS.

BACA JUGA  Universal Protocol Alliance Akan Terbitkan Euro Stablecoin

RUU ini bertujuan untuk menciptakan kerangka hukum yang jelas bagi penerbit stablecoin, termasuk persyaratan cadangan satu banding satu, larangan terhadap stablecoin berbunga, serta ketentuan terkait kepatuhan anti pencucian uang (AML) dan perlindungan konsumen.

PayPal diketahui turut aktif memberikan masukan dalam penyusunan RUU tersebut, sebagai bagian dari upaya untuk memastikan bahwa regulasi yang dihasilkan tidak hanya melindungi konsumen tetapi juga mendorong inovasi.

Jika disahkan, GENIUS Act diyakini dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan stablecoin di AS dan secara global.

Sementara itu, kabar positif juga datang dari otoritas pasar modal. Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah menghentikan penyelidikan terhadap PYUSD tanpa menjatuhkan tindakan hukum kepada PayPal.

Keputusan ini dinilai memberikan kelegaan bagi perusahaan dan investor, sekaligus menghilangkan hambatan regulasi yang sempat membayangi masa depan proyek stablecoin tersebut.

BACA JUGA  Investor Bitcoin Menilai Harga BTC Akan Crash pada Agustus 2023

PayPal menjadi salah satu dari sedikit perusahaan besar di sektor keuangan tradisional yang mengambil langkah konkret dalam pengembangan stablecoin.

Meski tantangan masih ada, pendekatan bertahap melalui insentif, kolaborasi regulasi dan fokus pada penggunaan praktis menjadi strategi utama perusahaan dalam membentuk masa depan pembayaran digital.

Dengan dinamika yang masih berkembang, perjalanan adopsi stablecoin di pasar ritel maupun institusi tampaknya akan berlangsung secara bertahap.

Namun, langkah awal yang ditempuh PayPal menjadi indikasi bahwa transisi menuju ekosistem keuangan berbasis blockchain terus bergerak, meski tidak secepat yang diperkirakan banyak pihak. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait