IKLAN

Cerdas! Iran Dituding Menambang Crypto di Komputer Server AS

Pihak berwenang AS telah menuding peretas Iran menggunakan komputer server AS untuk menambang crypto secara ilegal.

Live Bitcoin News melaporkan, AS menuding peretas yang disponsori oleh Iran, layaknya kelompok peretas Lazarus dan Korut, telah meretas beberapa server milik Pemerintah AS dan digunakan untuk menambang crypto.

Menggunakan perangkat lunak yang dipasang secara diam-diam, peretas juga dituding mencuri berbagai kata sandi jaringan yang berpotensi membahayakan sistem negeri Paman Sam tersebut.

Bukan baru, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengklaim bahwa peretasan telah terjadi sejak bulan Februari 2022.

“Departemen Keamanan Dalam Negeri menanggapi pelanggaran tersebut pada bulan Juni untuk membersihkan jaringan agen sipil,” ujar Juru Bicara FBI dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), dilansir dari MSN.

Mengingat kondisi Iran dan AS yang tidak dalam kondisi baik, beberapa pihak dan masyarakat tidak begitu mengindahkan pengumuman peretasan tersebut.

BACA JUGA  Mengintip X30, Alat Menambang Crypto BDAG yang Efisien

Pihak CISA pun mengklaim bahwa, peretas telah menyerang kerentanan yang telah diketahui dengan pasti oleh agensi tersebut sejak Desember 2021, namun belum dapat teratasi hingga akhirnya tereksploitasi.

Iran dan Korut saat ini tengah menerima berbagai sanksi dari AS, mencegah dua negara ini mendapatkan akses ke institusi keuangan global.

“Para peretas diduga menggunakan akses mereka ke jaringan pemerintah AS untuk memasang perangkat lunak yang menghasilkan mata uang kripto,” ujar Juru Bicara CISA.

Selain itu, Pemerintah AS juga telah menuding bursa kripto Binance telah membantu Iran dalam urusan transaksi kripto senilai US$8 milyar.

Binance pun menjawab tudingan tersebut dengan mengatakan bahwa, mereka telah memberlakukan proses pemeriksaan yang ketat untuk semua pihak, tanpa terkecuali.

Bursa kripto tersebut juga mengklaim bahwa tidak menemukan apa pun yang mencurigakan dalam transaksi yang diproses layanannya.

BACA JUGA  Peretas Ini Mengaku Menambang Crypto Lewat Puluhan Ribu Laptop

Di sisi lain, Pemerintah Iran pun dengan tegas membantah tudingan peretasan tersebut, namun semua masih abu-abu karena tidak ada bukti yang jelas dari pihak AS, maupun Iran.

Memang, negara yang dikenakan sanksi oleh AS dapat melirik kripto sebagai opsi untuk tetap memutar perekonomian karena tidak dapat eksposur ke jaringan keuangan global. Tetapi, tudingan yang kurang kuat tentu tidak dapat dipercaya begitu saja oleh masyarakat. [st]

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait