IKLAN

Cerita Dua Bersaudara Diduga Bawa Lari Bitcoin Setara Rp31 Triliun

Bak ditelan bumi. Dua bersaudara pendiri bursa kripto AfriCrypt tiba-tiba menghilang pada April 2021 lalu. Bitcoin pengguna sebanyak 69.000 BTC (US$2,2 milyar) atau setara Rp31 triliun diduga sudah dibawa lari. Pengacara korban menduga Bitcoin sudah berpindah ke wallet lalu dan tersangka lari ke Inggris.

Dilansir dari Blooomberg, Kamis (23/6/2021), kasus itu mencuat setelah sekelompok pengguna bursa itu menyewa seorang pengacara menyelidikinya.

Hanekom, sang pengacara, menduga para pelaku, Ameer Cajee (17) dan Raees Cajee (20), sudah lari ke Inggris.

Ameer Cajee dan Raees Cajee, duo Pendiri Africrypt.

Bitcoin itu pun disebut-sebut sudah berpindah dari wallet bursa ke beberapa wallet lain, dengan teknik “Bitcoin Mixing” berharap bisa menghilangkan jejak transaksinya.

“Klien kami langsung curiga setelah pihak perusahaan mengumumkan soal peretasan itu. Karyawan AfriCrypt sendiri mengakui tak bisa mengakses sistem, 7 hari sebelum pengumuman itu,” ujar Hanekom, kepada Bloomberg.

Masalah ini berpangkal pada April 2021 ketika Ameer Cajee sang CEO mengumumkan bahwa sistem mereka diretas. Pengguna diminta agar tak panik dan tidak melaporkan masalah itu kepada pihak yang berwenang.

BACA JUGA  Jangan Kaget Lagi, Harga Bitcoin Kini Setara Pajero Sport Bekas

AfriCrypt didirikan pada tahun 2019 silam, bermarkas di Capetown, ibukota Afrika Selatan. Situs perusahaan sudah tak bisa diakses lagi.

Hingga berita ini diturunkan, Hanekom yang mewakili sejumlah pengguna, sudah berkoordinasi dengan The Hawks, gugus tugas khusus kejahatan serius.

Sementara, sejumlah pengguna lain sudah melaporkan kepada otoritas, menuntut ganti rugi dari perusahaan.

Kasus Voucher Bitcoin, Mantan Karyawan Microsoft Divonis 9 Tahun Penjara

The Hawks juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah bursa lain agar melacak transaksi itu dan bisa memblokirnya, jika mencoba menukarnya menjadi uang fiat.

Berdasarkan penyelidikan awalnya, Hanekom menemukan semua Bitcoin itu sudah ditransfer dari wallet di akun masing-masing kliennya di AfriCrypt.

Kata Hanekom, agar transaksinya lebih sulit dilacak, para pelaku menggunakan teknik “Bitcoin Mixing“, di mana sejumlah kecil BTC ditransfer ke banyak address yang berbeda, kemudian berujung di satu address saja.

BACA JUGA  Penambang Bitcoin AS Menjual 4.411 BTC pada Mei 2022, Lebih Banyak Dibandingkan Januari-April 2022

What are mixers and “privacy coins”? - Coin Center

Kejadian serupa, juga Afrika Selatan, pernah terjadi pada tahun lalu atas nama Mirror Trading International. Jumlah kripto yang melayang 23 ribu unit, setara US$1,2 milyar saat itu.

Chainalysis: Kejahatan Terkait Bitcoin Cs Akan Tertekan

Perusahaan “detektif kripto”, Chainalysis menyebutnya sebagai “crypto scam” terbesar sepanjang tahun 2020. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait