Cermat Memilih Kripto Berharga Kecil

Harga yang kecil identik dengan murah. Tetapi apakah aset kripto yang berharga kecil layak dikoleksi?

Di Indodax, setidaknya ada beberapa aset kripto yang harganya kecil. Bahkan ada yang harganya cuma Rp1 yaitu SCC. Harga SCC bertahan di Rp1 sejak Januari 2019. Volume transaksinya pun kecil, yaitu Rp24 juta dalam 24 jam terakhir per Kamis (21/3) pagi.

Selain SCC, di Indodax juga ada STQ dan NPXS yang harganya di bawah Rp10. STQ harganya bergerak di kisaran Rp3-Rp 4 pada Kamis pagi. Hanya saja, berbeda dengan SCC, STQ masih cukup ramai diperdagangkan yang terlihat dari volume transaksi dalam 24 jam terakhir yaitu mencapai Rp119,7 juta.

Sedangkan, NPXS harganya begerak di kisaran Rp9 hingga Rp10, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir sebesar Rp165,8 juta.

Harga yang kecil sepintas menggiurkan. Maklum dengan harga yang kecil, trader bisa mendapatkan jumlah yang banyak. Kalau harganya naik tinggi, cuan yang didapat pun bisa banyak.

Tetapi jangan buru-buru membeli ya. Co-founder Cryptowatch, Danny Taniwan mengatakan pertimbangan besar kecilnya harga dalam memilih aset kripto adalah konsep yang salah. Danny mengatakan bagus tidaknya sebuah aset kripto bukan dilihat dari besar kecilnya harga. Tetapi, dari likuiditasnya. Untuk melihat likuiditas ini, tidak sulit, cukup melihat volume transaksi harian dalam 24 jam terakhir.

Aset kripto yang harganya kecil pun ada yang memiliki likuditas yang bagus. Ia mengambil contoh Holochain (HOT). Walaupun harganya hanya sekitar 20 satoshi, tetapi aktif diperdagangkan.

“HOT itu boleh dibilang contoh koin yang murah, tetapi project-nya jalan, progresnya ada dan itu likuditinya tinggi sekali, yang mau beli dan mau jual itu banyak sekali dan selalu ada, sehingga dia bisa naik turun,” ujarnya.

Pergerakan harga yang naik turun tentu saja pola yang diinginkan oleh trader. Sebab, kalau sudah tak bergerak mau dapat cuan dari mana.

“HOT itu harganya murah, tetapi tidak bisa dibilang dia itu mati, tetapi dia hidup. Tetapi kalau yang lain, mau dia murah atau mahal, kalau namanya sudah enggak gerak, ya sudah bye, bye aja,” ujarnya.

Menurutnya, aset kripto yang harganya tidak bergerak, apalagi dalam waktu yang lama, menunjukkan tidak adanya minat beli dari aset tersebut. Karena itu, sebaiknya dihindari. Karena saat hendak melakukan order jual, tidak ada trader atau investor yang membeli.

“Pada saat kripto itu sudah tidak bergerak, tidak ada likuiditinya, nah itu dianggap sudah mati, sudah enggak ada lagi,” ujarnya.

Ada berbagai alasan mengapa sebuah aset kripto tidak bergerak. Bisa karena proyek kriptonya sudah tidak jalan lagi. Bisa juga karena kurangnya publikasi dari manajemen soal aktifitas-aktifitas yang dilakukan perusahan. Karena itu, menurut Danny, harus ada tim dalam sebuah proyek kripto itu yang rajin mempublikasikan aktifitas perusahaannya, misalnya kerja sama dengan pihak lain.

Salah satu contoh proyek kripto yang CEO-nya pintar marketing, menurutnya adalah TRON (TRX). Justin Sun, sang CEO rajin mencuit langkah-langkah strategis perusahaan melalui twitter.

“TRX itu proyeknya jalan dan dia (CEO-nya) itu pintar jualan. jadi, market-nya aktif sekali,” ujarnya. [jul]

Terkini

Warta Korporat

Terkait