Dalam pengungkapan yang mengkhawatirkan, kelompok peretas yang terafiliasi dengan Korea Utara (Korut) telah berhasil melancarkan serangkaian peretasan kripto tahun ini.
Kelompok ini diketahui telah mengumpulkan total lebih dari US$340 juta dalam aset digital yang dicuri dari berbagai bursa kripto dan aplikasi Web3.
Temuan mengejutkan ini telah diungkapkan dalam laporan terbaru dari perusahaan analisis blockchain ternama, Chainalysis.
Dalang Di Balik 30 Persen Peretasan KriptoÂ
Crypto Briefing melaporkan bahwa, peningkatan aksi peretasan kripto ini mengikuti tren yang sudah mengkhawatirkan, dengan pencurian yang terkait dengan Korut mencapai total yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu US$1,6 milyar pada tahun 2022.
Meningkatnya kejahatan dunia maya telah muncul sebagai sumber pendapatan yang menguntungkan bagi Korut, terutama di tengah sanksi internasional yang ketat.
Yang patut diperhatikan, statistik tahun ini mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen dari peretasan kripto dapat dikaitkan dengan rezim Korut, sedikit turun dari 43 persen yang tercatat pada tahun 2022.
Salah satu peristiwa terbaru yang menyoroti keterlibatan Korut dalam peretasan kripto adalah pencurian senilai US$41 juta dalam bentuk kripto dari kasino kripto terkemuka Stake.com, yang dikaitkan dengan Bureau of Federal Investigation.
Selain itu, sudah dikonfirmasi bahwa peretas Korut adalah dalang di balik pencurian senilai US$54 juta dari bursa kripto CoinEx, sebagaimana dilaporkan oleh penyelidik on-chain ZachXBT.
Mengingat perampokan besar pada tahun sebelumnya, pejabat-pejabat AS menentukan bahwa kelompok Lazarus, sebuah grup peretas Korut, berhasil mencuri sejumlah fantastis, yakni US$625 juta dari Ronin Network, platform blockchain yang erat terkait dengan permainan NFT popular, Axie Infinity.
Laporan Chainalysis juga memberikan wawasan lebih lanjut tentang jaringan kegiatan ilegal yang rumit yang diselenggarakan oleh peretas Korut.
Laporan tersebut mengungkap bahwa Lazarus berhasil mentransfer dana yang diperoleh dari peretasan senilai US$100 juta terhadap blockchain bridge Harmony pada awal tahun ini ke bursa kripto di Rusia yang dikenal karena keterlibatannya dalam pencucian uang.
Para analis menunjukkan bahwa peretas Korut semakin memilih platform perdagangan Rusia sejak tahun 2021, terutama karena sejarah Rusia yang tidak patuh terhadap upaya penegakan hukum internasional.
Temuan-temuan ini menekankan ancaman yang terus berlanjut dan berkembang yang ditimbulkan oleh kelompok peretas yang terafiliasi dengan negara Korut di ranah kripto.
Kemampuan mereka untuk beradaptasi dan mengeksploitasi kerentanan dalam ruang kripto terus menjadi perhatian utama bagi industri kripto dan upaya keamanan siber global. [st]