Chainlink belum lama ini telah melakukan transfer besar dengan membuka dan memindahkan 18,75 juta token LINK dari alamat suplai non-sirkulasi mereka.
Berdasarkan data yang dibagikan SpotOnChain, dari jumlah tersebut, 18,125 juta LINK, senilai sekitar US$207 juta, telah ditransfer ke bursa Binance.
Peristiwa ini merupakan bagian dari proses pembukaan token yang dilakukan Chainlink setiap tiga bulan sekali, di mana sekitar 20 juta LINK biasanya dilepaskan ke pasar. Sejak tahun 2022, Chainlink telah mengalirkan sekitar 133,4 juta LINK ke Binance, dengan nilai total sekitar US$1,29 milyar.
Aktivitas Rutin Pembukaan Token Chainlink dan Dampaknya pada Pasar
Pembukaan token telah menjadi rutinitas bagi Chainlink, dan biasanya, mayoritas dari token yang dibuka langsung dikirim ke Binance, sementara sebagian kecil lainnya dialokasikan ke alamat multi-signature, yang digunakan untuk distribusi staking reward bagi para peserta yang memenuhi syarat.
Walaupun jumlah token yang dibuka dan masuk ke sirkulasi begitu besar, peristiwa ini tidak langsung menyebabkan penurunan harga yang drastis untuk LINK.
Faktanya, harga LINK hanya mengalami penurunan sekitar 2,64 persen dalam 24 jam terakhir. Perlu diketahui bahwa transfer besar semacam ini bukanlah hal baru bagi Chainlink dan sudah terjadi secara konsisten setiap kuartal sejak 2022.
Rata-rata harga transfer untuk setiap token LINK adalah US$9,69, yang menunjukkan bahwa pasar telah mengantisipasi dan menyerap aktivitas ini tanpa reaksi yang terlalu negatif.
Kekhawatiran tentang Tekanan Jual LINK di Binance
Meskipun pasar terlihat cukup stabil, beberapa analis menyuarakan kekhawatiran bahwa transfer besar ini mungkin akan meningkatkan tekanan jual pada aset LINK.
Jika terlalu banyak token LINK yang mengalir ke Binance, hal ini bisa menimbulkan tekanan jual yang lebih besar, yang pada akhirnya berpotensi menurunkan harga LINK di pasar.
Namun, hingga saat ini, kekhawatiran tersebut tampaknya tidak begitu berdampak signifikan pada harga LINK.
Sebaliknya, para investor telah mulai memperkirakan peristiwa ini sebagai bagian dari siklus yang teratur, sehingga tidak ada aksi panik besar-besaran di pasar. Justru, beberapa investor melihat peluang untuk membeli LINK dengan harga yang lebih rendah saat terjadi sedikit penurunan ini.
Akumulasi LINK oleh Whale dan Kemitraan Tradisional Chainlink
Menariknya, meskipun ada potensi tekanan jual, beberapa whale di ekosistem Chainlink justru mulai mengakumulasi lebih banyak token LINK.
Hal itu diperkirakan terjadi karena keberhasilan Chainlink dalam menjalin kemitraan dengan institusi keuangan tradisional, yang menunjukkan potensi jangka panjang untuk ekosistem Chainlink.
Kemitraan ini termasuk kolaborasi Chainlink dengan beberapa institusi finansial ternama, seperti BNY Mellon, BNP Paribas, Euroclear dan Lloyds Banking Group, yang menjadi bagian dari uji coba tokenisasi bersama SWIFT.
Kolaborasi semacam ini memperkuat peran Chainlink sebagai penyedia layanan oracle yang andal dan membuka jalan untuk lebih banyak integrasi antara sistem keuangan tradisional dan teknologi blockchain.
Meskipun transfer besar ini menimbulkan kekhawatiran, harga LINK relatif stabil dan bahkan menunjukkan tanda-tanda ketahanan. Harganya pada saat penulisan berada pada kisaran US$11,30, hanya turun 2,64 persen dalam 24 jam terakhir.
Bahkan dengan adanya pembukaan token rutin ini, LINK masih mampu mempertahankan level harga yang cukup baik, dan pasar tampaknya menyerap semua token yang masuk ke sirkulasi tanpa gejolak besar.
Namun, jika kita melihat pergerakan harga LINK dalam setahun terakhir, token ini telah mengalami penurunan nilai sekitar 20 persen dan saat ini berada 88,7 persen di bawah harga tertinggi sepanjang masa.
Kendati demikian, tanda-tanda pemulihan dan minat yang kuat dari para investor, terutama setelah kemitraan penting Chainlink, menunjukkan bahwa token ini masih memiliki prospek jangka panjang yang positif. [st]