Changpeng Zhao (CZ) berharap industri kripto akan pulih pada tahun 2023 mendatang. Bos bursa Binance tersebut juga hendak mengembalikan kepercayaan investor kripto dengan merilis sistem Proof-of-Reserve. Namun sejumlah pengamat mengkritik komponen liabilitas yang masih tetap rahasia.
“Menurut saya, 2022 adalah tahun yang sangat buruk. Enam bulan terakhir seperti terlalu banyak yang terjadi. Sekarang industrinya lebih sehat,” ucap CZ, dikutip TheBlock dalam satu acara Binance di Athena, belum lama ini.
Imbas keruntuhan bursa FTX, pihak Binance, Crypto.com dan perusahaan crypto besar lainnya berjanji untuk memberikan bukti cadangan aset kripto alias Proof-of-Reserve (PoR) kepada publik.
Sikap ini hendak menunjukkan bahwa mereka ingin menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap platform perdagangan kripto mereka dengan mengungkapkan audit penuh terhadap aset digital di sistem.
Pihak Binance sendiri telah meluncurkan bukti cadangan pertukaran crypto terbesar di dunia pada 25 November 2022 untuk aset Bitcoin. Sementara audit aset lain akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan.
Binance memberikan rincian aset Bitcoin yang disimpan sebagai cadangan untuk pelanggan mereka, menunjukkan rasio cadangan 101 persen (perusahaan mengklaim menyimpan 582.485 Bitcoin dalam cadangan dan saldo bersih pengguna adalah 575.742 Bitcoin).
“Kami menunjukkan bukti dan bukti bahwa Binance memiliki dana yang mencakup semua aset pengguna kami 1:1, serta beberapa cadangan,” tutur perwakilan perusahaan.
CZ menjelaskan, sistem PoR yang akan dirilis, untuk menunjukkan bahwa bursa kripto itu sehat dan lancar.
Zhao mengatakan Binance berada dalam posisi yang solid dan fokus untuk menumbuhkan pasar daripada menghasilkan uang.
“Kami memiliki pendapatan yang cukup hari ini. Kami tidak berusaha memaksimalkan keuntungan. Kami ingin berkelanjutan,” ucapnya.
Liabilitas di Proof-of-Reserve Binance Masih Rahasia
Namun, terlepas dari sistem pengungkapan tersebut, CEO Kraken Jesse Powell menilai Binance belum menawarkan audit PoR yang komprehensif, alias masih ada yang rahasia.
Menurut Powell, idealnya sistem tersebut juga memetakan total liabilitas klien. Selain itu, bursa Binance juga memberi akses kepada kliennya untuk memeriksa bahwa setiap akun termasuk dalam total aset yang diungkap tersebut, beserta bukti tanda tangan bahwa Binance memegang kendali atas dompet kripto.
“Tanpa pengungkapan liabilitas, pernyataan aset itu tidak ada gunanya,” ucap Powell, seperti dikutip TheStreet.
Dalam konferensi di Indonesia awal bulan ini, Zhao menekankan industri crypto perlu melindungi dana investor dan meningkatkan kepercayaan investor.
“Itu benar-benar akan menjadi fokus untuk sementara waktu. Kami telah belajar dari kesalahan kami,” katanya.
Pendapat itu juga diamini CEO Crypto.com, Kris Marszalek yang menyebut industri kripto sedang menjalani momen kritis setelah bencana FTX.
“Transparansi lebih penting dari sebelumnya, dan keselamatan serta keamanan pengguna dan dana tetap menjadi prioritas. Itu membutuhkan komitmen penuh dan kolektif,” imbuhnya.
Setelah kejatuhan FTX yang dramatis, CEO seperti Marszalek berharap untuk memberi sinyal bahwa beberapa perusahaan crypto layak untuk dipercaya.
“Adalah kewajiban bagi kami untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia bahwa ada crypto platform yang dapat dipercaya,” katanya.
Sementara salah satu pendiri Tether, William Quigley juga menimpali beberapa konsekuensi dari keruntuhan FTX.
“Pihak investor akan mengajukan lebih banyak pertanyaan kepada perusahaan crypto tentang utang, kontrol manajemen risiko internal, dan penggunaan agunan yang dijanjikan terhadap pinjaman,” kata Quigley
Sebagai salah satu stablecoin terbesar di dunia, Tether juga merilis pengesahan triwulan nya, pada awal November. Perusahaan mengatakan itu tidak terkait dengan keruntuhan FTX. [ab]