Charlie Munger Minta AS Larang Keras Crypto Seperti di Tiongkok

Charlie Munger, wakil kepala perusahaan investasi Berkshire Hathaway, menghimbau pemerintah AS untuk mengikuti jejak langkah Tiongkok dan memberlakukan pelarangan terhadap kripto.

Coin Telegraph melansir, investor berusia 99 tahun tersebut sekali lagi memberikan kritik terhadap kripto. Ia menyebut kripto adalah judi dengan keuntungan 100 persen bagi bandar.

Munger menambahkan, kripto bukanlah mata uang, komoditas atau sekuritas. Sebab itu, AS harus menerapkan peraturan federal baru yang melarang kripto.

Charlie Munger Ingin AS Ikuti jejak Tiongkok 

Menurut kawan Warren Buffett itu, pendekatan terbaik terhadap kripto ditunjukkan oleh Tiongkok yang memberlakukan pelarangan pada bulan September tahun 2021 silam.

“Apa yang harus dilakukan AS setelah melarang kripto? Satu tindakan yang masuk akal adalah berterima kasih kepada pemimpin Tiongkok bagi teladan yang luar biasa,” kata Munger.

Komunitas kripto menanggapi kritik terbaru Munger. Sejumlah pihak membalas bahwa tindakan pelarangan seperti Tiongkok tidak sesuai dengan proklamasi AS yang mendukung kemerdekaan.

Penulis NFT APE Adam McBride menulis batas pertarungan sedang ditetapkan. Dompet mandiri non-kustodian adalah pertempuran terakhir yang tidak boleh diserahkan kepada pemerintah.

Pihak lain berkata Munger tidak memahami bahwa kripto tidak dapat dilarang.

Setelah melarang kripto pada tahun 2021, Tiongkok tetap menjadi rumah terbesar kedua bagi penambang Bitcoin di dunia. Kepemilikan kripto pun masih legal di negara tersebut.

Selain itu, diduga pelarangan kripto akan dihentikan di Tiongkok.

Huang Yiping, mantan penasihat bank sentral Tiongkok (PBOC), menghimbau pemerintah untuk meninjau kembali pelarangan terhadap kripto.

Menurutnya, pelarangan kripto dapat mengakibatkan peluang yang hilang pada teknologi seperti blockchain yang sangat berharga bagi sistem keuangan.

Munger menyebut kripto adalah judi sementara judi adalah kegiatan legal di AS kendati banyak pejudi yang merugi dalam jumlah besar.

Menurut data American Gaming Association, pusat judi AS dan aplikasi mobile mencetak rekor penghasilan US$54,93 milyar selama 11 bulan pertama di tahun 2022.

Pendapatan tersebut berasal dari warga Amerika yang kehilangan uang melalui judi dalam jumlah rekor pada kuartal pertama tahun 2022.

Sejumlah negara Eropa turut memperbolehkan judi dalam jumlah terbatas. 420 ribu pejudi asal Inggris merugi rata-rata US$2 ribu per tahun.

Kendati pusat judi menyebabkan kerugian besar bagi pejudi, Eropa dan AS tidak mengikuti jejak langkah Tiongkok yang melarang mayoritas aktivitas perjudian pada tahun 1949. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait