Setelah Amerika Serikat dan Hong Kong mengevaluasi cadangan Bitcoin, muncul laporan bahwa China juga tengah menyusun strategi serupa. Padahal, negara ini dikenal skeptis terhadap aset kripto. Benarkah negara di bawah kepemimpinan Xi Jinping itu diam-diam sedang mempersiapkan simpanan Bitcoin?
Rencana Cadangan Bitcoin China
David Bailey, CEO Bitcoin Magazine sekaligus advokat Bitcoin terkemuka, mengklaim bahwa saat ini China tengah mengadakan diskusi tertutup dengan pejabat tinggi mengenai rencana pembentukan cadangan Bitcoin.
Dalam unggahan di X pada 3 Maret 2025, Bailey secara tegas menyebut bahwa China sedang “bekerja dua kali lebih cepat” untuk membangun simpanan Bitcoin nasionalnya dengan strategi khusus.
“Mereka telah mengadakan pertemuan tertutup mengenai topik terkait cadangan Bitcoin sejak pemilu,” ungkap Bailey.
Jika laporan terkait cadangan kripto tersebut benar, China dapat melanjutkan simpanan Bitcoin yang sudah mereka miliki. Berdasarkan laporan sebelumnya, negara ini memiliki sekitar 15.000 BTC senilai lebih US$1 miliar dari hasil penyitaan dari kasus Plustoken pada 2019.
Namun, klaim Bailey ini juga menimbulkan skeptisisme. Beberapa pengguna X mempertanyakan validitas informasi tersebut serta akses Bailey terhadap pertemuan rahasia tersebut.
Bailey membela pernyataannya terkait cadangan kripto tersebut dengan mengatakan bahwa banyak sumber dari dalam negeri yang mendatanginya sejak ia berhasil memperkenalkan Bitcoin kepada Presiden Donald Trump.
“Ada para Bitcoiner di Beijing yang melakukan jenis pekerjaan yang sama seperti para Bitcoiner di DC,” tegasnya.
Pergeseran Sikap terhadap Cryptocurrency
Jika benar China mulai mempertimbangkan rencana simpanan Bitcoin, ini akan menjadi perubahan signifikan dalam kebijakan mereka.
Selama bertahun-tahun, negara tersebut dikenal sebagai salah satu yang paling ketat dalam regulasi kripto, bahkan melarang aktivitas perdagangan aset digital secara langsung. Namun, perubahan mulai terlihat dalam beberapa waktu terakhir.
Dilansir dari laporan sebelumnya, pada September 2024, dalam Forum Kepala Ekonom PBC-Tsinghua di Beijing, mantan Wakil Menteri Keuangan China, Zhu Guangyao, mengungkapkan bahwa negara ini perlu lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan cryptocurrency.
“Memang ada efek negatif, dan kita harus sepenuhnya mengenali risikonya serta dampaknya terhadap pasar modal. Tetapi kita juga harus mempelajari perubahan internasional terbaru dan menyesuaikan kebijakan, karena itu merupakan aspek krusial bagi pengembangan ekonomi digital,” ujar Zhu dalam forum tersebut.
Tiongkok Panik! Tidak Ingin Tertinggal oleh AS dalam Industri Kripto
Sikap ini bertolak belakang dengan regulasi kripto di China dalam beberapa tahun terakhir, di mana mereka menganggap cryptocurrency sebagai ancaman terhadap sistem keuangan, termasuk dalam upaya anti pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Namun, dengan Amerika Serikat yang semakin terbuka terhadap aset digital dan Donald Trump yang berulang kali menyatakan niatnya untuk membuat simpanan Bitcoin, ada kemungkinan China tak ingin tertinggal dalam persaingan ekonomi digital global.
Meski masih sebatas spekulasi, laporan tentang cadangan Bitcoin China ini tentu menarik perhatian komunitas kripto. Jika terbukti benar, langkah ini dapat berdampak besar terhadap harga dan adopsi Bitcoin dalam skala global. [dp]