Bangkrutnya SVB membawa dampak negatif bagi Circle, karena sebagian dana mereka tersimpan di bank terbesar ke-16 AS ini.
Bangkrutnya SVB membawa babak baru dalam keruntuhan ekonomi, karena investor mulai dikelilingi rasa takut yang membuat puluhan milyar AS dana ditarik dari bank tersebut.
Dana dari penerbit stablecoin USDC, Circle, juga diketahui dipegang oleh SVB, yang membuatnya mengalami masalah. Bahkan, USDC mengalami depeg dan nilainya jatuh di bawah US$1 per token.
Circle Akan Tutup Likuiditas Pakai Dana Perusahaan
Berdasarkan laporan Cointelegraph, Circle berniat menutup kekurangan cadangannya menggunakan dana perusahaan, dampak dari bangkrutnya SVB yang memegang sebagian cadangannya.
Circle mengklaim bahwa, operasi likuiditas USDC akan tetap berlanjut seperti biasa saat pasar keuangan dibuka pada hari Senin besok (13/3/2023), pagi hari waktu AS.
Pada hari tersebut, penebusan USDC senilai 1 banding 1 dengan dolar AS sudah dapat dimungkinkan melalui rencana penutupan cadangan tersebut.
Pengumuman tersebut dikeluarkan oleh Circle setelah USDC mengalami depeg, membawa nilainya jatuh di bawah US$1 per token pada hari Sabtu kemarin (11/3/2023).
Saat ini, nilai USDC berada di kisaran US$0,98, di mana itu sempat merosot hebat ke kisaran US$0,87.
Itu terjadi setelah investor mengetahui bahwa Circle memiliki simpanan cadangan senilai US$3,3 milyar di SVB yang bangkrut.
Pada hari Jumat (10/3/2023), SVB yang merupakan salah satu bank terbesar di AS, secara resmi ditutup oleh Departemen Perlindungan Keuangan dan Inovasi California, AS.
Gagal di taruhan obligasi AS membuat SVB kehilangan kepercayaan dari para investor, meski nilai kerugian tidak sampai 50 persen modal.
Secara tegas, Circle menilai bahwa SVB adalah mitra yang terhormat dan tepercaya bagi inovasi perekonomian AS. Namun, bank itu jatuh karena kesalahan klasik seperti yang terjadi di tahun 2008.
“SVB mengalami kerugian signifikan yang menyebabkan situasi di mana mereka terpaksa menjual aset jangka panjang untuk memenuhi permintaan penebusan. Periode penyelesaian aset-aset ini menyebabkan krisis likuiditas jangka pendek, yang menyebabkan FDIC turun tangan untuk mengelola bank kemarin. Nasib SVB diputuskan akhir pekan ini oleh FDIC dan kami berharap mereka akan menemukan solusi yang melindungi aset pelanggan 100 persen,” ungkap tim Circle.
Kepala Investasi Unlimited Funds Bob Elliot menilai bahwa bank-bank besar harus andil untuk membeli bisnis SVB.
Tampaknya, stablecoin saat ini tengah mengalami masa yang cukup sulit, setelah sebelumnya BUSD mengalami masalah karena dinilai sebagai sekuritas tak terdaftar oleh SEC AS. Penerbit BUSD, Paxos, juga telah diperintahkan untuk berhenti mencetak BUSD. [st]