Memang bukan bank biasa. Bank besar asal AS, Citi, terus kepincut garap pasar aset kripto.
Popularitas dan tingginya minat akan investasi investasi aset kripto, membuat konglomerasi keuangan di Citigroup itu kembali kepincut.
Pihak Citi tengah mempertimbangkan penawaran layanan aset kripto bagi kliennya.
Financial Times melaporkan, layanan itu mencakup perdagangan kripto, layanan kustodian dan pembiayaan.
“Minat Citigroup pada layanan terkait kripto tidak mengherankan. Sebab permintaan klien akan investasi Bitcoin sangat tinggi,” kata Haohan Xu, CEO Apifiny.
Citi pertama kali mulai mengeksplorasi aset kripto yang terhubung ke pembayaran global pada tahun 2015.
Laboratorium inovasi Citi di Dublin mengerjakan proyek tersebut, dengan nama CitiCoin.
Gulru Atak, ketua tim inovasi, mengungkapkan pada 2019 Citi tidak lagi meneruskan proyek CitiCoin.
“Meskipun CitiCoin tidak akan membuahkan hasil, bank akan terus mengeksplorasi teknologi dan aplikasi blockchain yang lebih luas,” imbuh Atak.
Citi meninggalkan proyek ini, justru pada saat banyak lembaga keuangan di seluruh dunia berjuang untuk mendapatkan kripto.
Citi sepertinya tergoda dengan inisiatif Goldman Sachs, BNY Mellon dan JP Morgan berekspansi ke platform dan layanan investasi aset digital.
“Citigroup menyadari bahwa klien mereka ingin memiliki dan memperdagangkan aset kripto melalui nama merek tepercaya dan reputasi mapan,” kata Harold Montgomery, Direktur Pelaksana Wirex.
Saat ini, Bitcoin naik lebih dari 480 selama 12 bulan terakhir, dan keuntungannya membuat investor dan institusi takut ketinggalan peluang.
“Citigroup kemungkinan besar harus bermitra dengan perusahaan mapan di ruang kripto untuk mengatasi tantangan perdagangan dan penjagaan aset Kripto,” kata Xu.
Lanjutnya, selain itu, mereka perlu menemukan produk kripto baru dengan keunggulan kompetitif atas rekan bank investasi mereka.
Pesaing Citi, yakni Goldman Sachs juga tak kalah kencang. Mereka sudah meluncurkan produk investasi bernilai Bitcoin pada akhir bulan lalu. [ab]