CME Group Incar Kripto Cardano (ADA) dan Solana (SOL), Untuk Apa?

Chicago Mercantile Exchange (CME) mengincar peluncuran perdagangan berjangka bagi aset kripto Solana (SOL) dan Cardano (ADA) selang beberapa hari setelah pengumuman perdagangan opsi Ether (ETH) dan Bitcoin (BTC) ukuran mikro lot.

Berbicara di CryptoCompare Digital Asset Summit pada Rabu (30/03/2022), Payal Shah, direktur produk saham dan kripto CME, menyatakan pihaknya melihat aset kripto di luar BTC dan ETH dikarenakan permintaan meningkat dari klien.

Baru-baru ini, Cardano meluncurkan metaverse Pavia. Sistem Pavia belum komplet, karena NFT dan lapak virtual pemilik belum bisa terhubung sepenuhnya. Namun demikian, Tim Pavia mengklaim ada 60 ribu tanah virtual yang sudah ludes terjual.

Cashio, proyek kripto stablecoin pada blockchain Solana, belum lama ini digasak oleh peretas yang memanfaatkan celah pencetakan token tanpa batas. Dana senilai US$28 juta setara Rp403 milyar disedot dari protokol Cashio berkat celah tersebut.

Kendati demikian, harga SOL terus menguat, meningkat 53 persen selama 14 hari terakhir.

Sebab itu, CME mempertimbangkan penambahan SOL dan ADA berjangka.

“Kami sedang mengkajinya. Jumlah permintaan klien terhadap aset kripto selain kedua terbesar, seperti Solana dan Cardano, telah bertumbuh besar,” jelas Shah, dikutip dari ZyCrypto.

Sebagai pembicara pada panel dengan peserta dari lembaga keuangan ternama, Shah menekankan mereka menghadapi kendala dalam hal meluncurkan perdagangan berjangka bagi altcoin.

Pertama, ia berkata BTC dan ETH berjangka diselesaikan memakai indeks. CME mengkontrak lima bursa kripto yang secara simultan berbagi harga real-time agar CME dapat menentukan harga pasti bagi BTC dan ETH berjangka.

Shah menjelaskan, pihaknya harus membangun indeks serupa bagi aset kripto lain. Sebab itulah terjadi penundaan peluncuran produk apapun selain dua kripto terbesar itu.

Ketidakjelasan regulasi terkait aset kripto turut menjadi pertimbangan lain yang dihadapi CME, terutama bagi altcoin yang membutuhkan pengkajian lebih mendalam.

“Kami perlu tahu tujuan pengiriman berkas-berkas. Apakah kami mengirimnya ke SEC atau CFTC untuk mendapatkan kejelasan regulasi tentang siapa yang berhak mengatur?” tanya Shah.

Shah menegaskan, setelah semua kendala berhasil diatasi, CME akan mulai menerbitkan produk kripto baru sebab minat dari klien sangat tinggi. Ia memperkirakan kecepatan perilisan produk baru akan terus berlanjut selama tahun 2022 dan 2023.

Menurut Shah, CME memiliki awal yang baik sejak menawarkan instrumen derivatif kripto. Perusahaan itu telah menangani hampir lima juta kontrak bagi perdagangan BTC mikro lot dan 1,2 juta kontrak bagi ETH berjangka. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait