CoinFLEX berencana menghadirkan perdagangan berjangka (futures) Bitcoin. Produk itu akan tersedia di pasar Asia mulai Februari 2019. CoinFLEX merupakan konsorsium dengan anggota, termasuk Roger Ver, B2C2, Trading Technologies, Alameda Research dan lainnya.
Menurut Bloomberg, CoinFLEX akan menawarkan kontrak berjangka bagi Bitcoin, Bitcoin Cash dan Ethereum. Seperti Bakkt yang dimiliki Intercontinental Exchange, produk CoinFlex tersebut adalah kontrak Bitcoin fisik.
CEO CoinFLEX Mark Lamb berkata, menyelesaikan kontrak berjangka menggunakan aset kripto asli meningkatkan kepercayaan.
“Derivatif kripto bisa menjadi pasar yang jauh lebih besar dibanding pasar spot dan kendala utama yang menjadi hambatan pertumbuhan tersebut adalah kurangnya pengiriman fisik. Volume dagang berkurang sebab ada permasalahan kepercayaan ketika melakukan pertukaran berbasis tunai,” kata Lamb.
Bagi Lamb, ada potensi yang besar untuk perluasan di pasar kripto berjangka. CEO CoinFLEX itu merasa arena kripto berjangka seharusnya bisa tumbuh 20 kali lipat pasar spot seperti yang tampak di kelas aset lain. Saat ini, baik pasar kripto spot maupun derivatif menangani volume transaksi harian yang tidak jauh berbeda.
Satu rincian unik tentang produk berjangka CoinFLEX adalah kontraknya akan diselesaikan berdasarkan Tether (USDT), salah satu stablecoin paling populer yang dipatok terhadap nilai dolar AS. Selain Tether, CoinFLEX juga akan meluncurkan kontrak yang menggunakan stablecoin USD Coin.
Ketika kontrak tersebut berakhir, trader yang memegang posisi long akan menerima Bitcoin, Ethereum atau Bitcoin Cash, sementara trader yang memegang posisi short akan menerima USDT tergantung kepada performa kontrak tersebut.
Meskipun menawarkan Bitcoin berjangka fisik, CoinFLEX tidak akan bersaing secara langsung dengan Bakkt. Hal ini karena CoinFLEX merupakan perusahaan yang terdaftar bukan di Amerika Serikat, sehingga bisa menawarkan produknya kepada pasar yang lebih global kecuali negara-negara dengan regulasi ketat seperti Amerika dan Inggris.
Ketika ditanya soal persaingan dari Bakkt, CME dan CBOE yang semuanya menawarkan produk Bitcoin berjangka, Lamb menekankan bahwa perdagangan Bitcoin berjangka di Amerika hanya sebagian kecil dari volume pasar keseluruhan. Sebagian besar perdagangan Bitcoin berjangka global terjadi di luar Amerika, terutama di wilayah Asia.
Sebab utama kesenjangan tersebut adalah fakta bahwa negara seperti Amerika memiliki regulasi ketat. Bursa kripto berjangka di negara itu tidak bisa bersaing dengan jangkauan kompetitor mereka yang berbasis di luar negeri atau di Asia. Lamb percaya bahwa perdagangan Bitcoin berjangka tidak butuh aturan yang sama seperti perdagangan spot.
Dengan memfokuskan usahanya di pasar Asia, CoinFLEX akan bersaing dengan BitMEX yang sangat besar di wilayah ini. BitMEX menawarkan leverage hingga 100 kali lipat untuk kontrak-kontrak tertentu, sedangkan CoinFLEX membatasi leverage sampai 20 kali lipat saja. [bitcoinist.com/ed]