CoinWeb telah memadukan teknologi cross-chain Layer 2-nya dengan blockchain Ethereum dan blockchain Bitcoin. Pengguna CoinWeb akan mendapatkan manfaat lebih besar lagi, khususnya peningkatan keamanan transaksi antar blockchain tersebut.
Di dunia teknologi blockchain, interoperabilitas alias “kesesuaian antara blockchain berbeda” adalah cita-cita sejak sistem Bitcoin dirancang oleh Satoshi Nakamoto dan semakin kental wacananya ketika blockchain Ethereum kian popular.
Interoperabilitas dapat diibaratkan seperti kompatibilitas sebuah piranti lunak (program) yang bisa dipasang dan berjalan di semua sistem operasi komputer yang berbeda. Karena blockchain memiliki keterbatasan untuk “berkomunikasi” dengan blockchain lain yang berbeda, maka diperlukan solusinya, yakni membuat sistem lain yang menghubungkan antar blockchain.
Muncullah istilah Layer 2 solution, dengan pemerian disebut cross-chain Layer 2. Sistemnya serupa dengan jaringan blockchain. Hanya saja fokus pada kemampuan interaksi dengan blockchain berbeda, khususnya soal transaksi kripto dan aplikasi (dApp). Berkat perannya itu, maka blockchain biasa disebut dengan Layer 1, karena Layer 2 solution itu berjalan secara beriringan di atasnya. Hasil lainnya adalah soal pemrosesan transaksi yang lebih cepat dan biaya yang lebih murah, daripada secara langsung menggunakan blockchain.
Saat ini banyak sekali kelompok pengembang dan perusahaan proyek kripto yang terus mengembangkan teknologi Layer 2 itu agar mutu interoperabilitas dapat dicapai.
Adalah CoinWeb belum lama ini mengumumkan, telah menambahkan blockchain Bitcoin dan blockchain Ethereum ke dalam infrastuktur Layer 2 Solution-nya.
“Penambahan ini untuk mewujudkan visi perusahaan membuat dunia yang terdesentralisasi. Perpaduan Layer 2 dan Layer 2 ini menjadi dasar untuk penyatuan tingkat protokol antara chain turunan Bitcoin dan family chain Ethereum,” kata CEO CoinWeb Toby Gilbert dalam keterangannya, Jumat (1/4/2022).
Kata Gilbert, sebagai dua blockchain dengan aset kripto yang merajai, memadukan blockchain ke dalam satu sistem ini akan membuat pengguna mendapatkan akses ke sumber daya kedua blockchain itu. Ini tentu saja membuka potensi yang sebelumnya belum dimanfaatkan dalam ruang blockchain yang sudah ada, jelas Gilbert.
Selain meningkatkan total likuiditas yang tersedia, Ethereum memiliki lebih dari 150 individual chain, masing-masing dengan ekosistem dan sifat uniknya sendiri.
Dengan menambahkan dukungan ini akan memperluas solusi yang ditawarkan oelh CoinWeb untuk pengembang aplikasi terdesentralisasi (dApp).
Keamanan Tetap Terjaga
Gilbert juga memastikan bahwa pemaduan dua blockhain itu lewat teknologi CoinWeb, keamanan tetap terjaga, khususnya soal pertukaran informasi dan membuat dApps.
“smart contract reaktif milik CoinWeb pun bisa menjaga keseimbangan gas fee, sembari mempertahankan jika terjadi lonjakan volume komputasi yang lebih besar di setiap blockchain,” katanya.
Gilbert menyebutkan, pihaknya telah mencapai tahap di mana informasi adalah salah satu aset yang paling berharga untuk diperdagangkan.
Kemungkinan besar sebagian besar informasi yang dihasilkan di masa depan akan dicatat di blockchain.
Dalam skenario seperti itu, di mana segala sesuatu mulai dari data sensor perangkat Internet of Things (IoT) hingga pergerakan pemain individu di metaverse akan direkam.
“Kita tidak berbicara tentang ribuan, melainkan puluhan juta peristiwa per detik. Karena itu membangun infrastruktur blockchain yang mampu mendukung perkembangan ini penting dilakukan, dan inilah yang dibangun oleh CoinWeb untuk memberikan platform yang mampu menskalakan banyak sistem blockchain individu secara horizontal tanpa ketergantungan kepada satu blockchain saja,” kata Chief Technology Officer CoinWeb, Knut Vinger.
Untuk mendapatkan informasi lengkap tentang CoinWeb, silahkan bergabung di Grup Telegram Resmi CoinWeb dan komunitas CoinWeb Indonesia ini. [ps]