Crypto Jadi ‘Motor’ Hamas, Ada BTC dan Tether

Serangan yang dilancarkan oleh Hamas terhadap Israel memanfaatkan teknologi modern: roket, drone, dan paralayang, tak lupa kamera ponsel dan koneksi internet untuk menyiaran kejahatan mereka ke seluruh dunia. Darimana uang untuk semua ini berasal? Diperkirakan salah satu sumbernya adalah donasi crypto kepada Hamas.

Sebagian besarnya, dari cryptocurrency. Keuangan terdesentralisasi selalu dijajakan sebagai cara untuk menghindari kesulitan dalam sistem keuangan global yang diatur, dan cryptocurrency telah lama digunakan untuk membiayai pasar gelap.

Namun, peranannya sebagai sumber pendanaan bagi kelompok teroris tidak selalu terdengar dalam presentasi Web3.

Crypto Hamas dan Upaya Dunia Mencegah Kripto Untuk Terorisme

Pada Agustus 2020, pemerintah AS menyita jutaan dolar dari kelompok teroris yang menggunakan cryptocurrency untuk mengumpulkan uang.

Namun, Elliptic, sebuah perusahaan yang membantu bisnis kripto mematuhi peraturan keuangan, memberi tahu Wall Street Journal bahwa Palestinian Islamic Jihad, kelompok militan yang menyandera orang dalam serangan terbaru terhadap Israel, masih berhasil mengumpulkan kripto senilai US$93 juta antara Juni 2021 dan Agustus 2023.

Sedangkan crypto yang dikumpulkan Hamas sendiri sekitar US$41 juta dalam pembayaran digital.

Meskipun belum jelas bagaimana uang tersebut digunakan, pada tahun 2022, otoritas AS memberlakukan sanksi terhadap kantor investasi Hamas, yang disebut memiliki aset senilai US$500 juta.

Ini memberikan beberapa konteks—PBB memperkirakan bahwa kripto menyumbang 20 persen dari pendanaan teror global.

Bagaimana Kelompok Teroris Menggunakan Kripto 

Afiliasi Hamas seperti sayap militer mereka, Al-Qassam Brigades, telah secara terbuka meminta sumbangan dalam bitcoin setidaknya sejak tahun 2019. Diketahui donasi crypto Hamas ini mencapai ratusan juta dolar.

Tetapi kelompok-kelompok tersebut terhubung dengan berbagai mata uang, termasuk dogecoin, cryptocurrency yang sering dipromosikan oleh Elon Musk, hingga stablecoin seperti Tether dan USDC yang terkait dengan dolar AS, dikutip dari Qz.

Dalam laporan Agustus 2023, Elliptic bahkan mengatakan bahwa dompet yang mereka pantau menunjukkan perilaku konsisten dengan kelompok teroris yang berinvestasi dalam protokol defi dan mengumpulkan keuntungan dengan menggunakan Solana, kripto yang paling terkenal didukung oleh Sam Bankman-Fried dari FTX.

Organisasi-organisasi ini akan kesulitan membeli aset keuangan tradisional dari pasar publik, tetapi dapat memanfaatkan kontrak pintar yang tidak mempermasalahkan persyaratan mengenali pelanggan.

Menurut Elliptic, beberapa kelompok bahkan terlibat dalam penambangan cryptocurrency, yang memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan dari pemeliharaan dasar jaringan kripto.

Pejabat Israel dan AS telah mencari kerjasama dari bursa cryptocurrency seperti Binance untuk memutus akses pengguna yang terkait dengan kelompok teroris.

Salah satu tempat utama untuk upaya ini adalah Financial Action Task Force (FATF), di mana regulator dari seluruh dunia mengembangkan standar dan praktik terbaik untuk menghentikan pencucian uang.

Masih ada puluhan entri di “daftar abu-abu” FATF untuk negara-negara yang belum memenuhi standar tersebut, termasuk Yordania, Suriah, dan Uni Emirat Arab.

Shlomit Wagman, mantan kepala Otoritas Pencegahan Pencucian Uang dan Pendanaan Teror Israel, menulis tahun lalu bahwa perusahaan yang mengembangkan teknologi kripto harus lebih memperhatika crypto khususnya kepada Hamas.

“Kecuali risiko penyalahgunaan kripto diatasi dengan benar, perkembangan industri akan menderita,” peringatkan Wagman. “Regulator bahkan bisa melarang kripto, seperti yang telah dicoba oleh Tiongkok.” [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait