Crypto Setara Rp10,2 Triliun Disedot dari FTX, Analis: Mungkin Kerjaan Orang Dalam

Skandal FTX kembali bergulir, dengan kabar terbaru bahwa bursa kripto tersebut “sebenarnya” mengalami serangan peretasan.

Di hari yang sama dengan pengajuan kebangkrutan, perusahaan analitik Nansen melihat dompet terkait FTX telah mengalami arus keluar dengan nilai sekitar US$266,3 juta.

FTX Diretas 

Cointelegraph melaporkan bahwa, Nansen juga melihat dompet dari bursa kripto FTX AS, yang terpisah dari FTX internasional, juga mengalami arus keluar senilai US$73,4 juta.

Dalam sekejap, total dana yang disedot dari dompet FTX internasional dan FTX AS adalah senilai US$659 juta.

Namun, jurnalis data Nansen Martin Lee melihat kejanggalan dari perpindahan dana sebesar itu, ia tidak melihat adanya waktu tunggu yang lama. Itu biasanya terjadi jika ada perpindahan dana dalam jumlah besar.

Penasihat Umum FTX AS, Ryne Miller, mengatakan bahwa memang benar terjadi transaksi yang tidak sah pada dompet bursa, sehingga bursa memilih untuk memindahkan sisa kripto yang ada ke cold storage guna melakukan tindakan pencegahan.

Perusahaan forensik blockchain Elliptic pun melihat ada aset kripto seperti Ether (ETH), BNB dan Avalanche (AVAX) yang keluar dari dompet bursa kripto tersebut.

“Dari US$663 juta yang terkuras, sekitar US$477 juta diduga telah dicuri, sedangkan sisanya diyakini dipindahkan ke penyimpanan yang aman oleh FTX sendiri,” ujar Elliptic.

Di Twitter dan Telegram, peringatan bahwa FTX telah diretas juga muncul, di mana admin akun sosial media telah memperingatkan untuk tidak masuk ke platform bursa karena diduga telah disusupi virus trojan, mengalami kerentanan keamanan.

Beberapa pengguna juga telah mengklaim mendapat pesan SMS dan email yang mendesak mereka untuk segera masuk ke situs dan aplikasi bursa kripto tersebut.

Sementara itu, tim keamanan di bursa kripto Kraken mengklaim telah mengetahui identitas dari pelaku peretasan, tetapi masih belum mempublikasikannya.

CEO baru FTX, John Ray, juga mengatakan bahwa platform bursa telah diretas, sehingga perusahaan tengah bekerja untuk mengamankan aset yang tersisa.

Perbuatan Orang Dalam?

Berdasarkan laporan Taipei Times, perdebatan baru kini telah terjadi di sosial media, di mana warganet masih mempertanyakan, apakah FTX benar diretas pihak luar, atau justru dana dicuri oleh orang dalam. Kemungkinan ini tetap perlu diselidiki lebih lanjut.

Terkait skandal FTX, Pakar keuangan dan ekonomi Frances Coppola mengatakan bahwa kasus ini dapat membawa efek domino ke pasar kripto.

“Kita harus menunggu dan melihat apa dampaknya, tetapi saya pikir kita akan melihat lebih banyak domino jatuh dan banyak orang akan kehilangan uang dan tabungan mereka… Itu sangat tragis,” ujar Coppola.

Selain itu, Coppola menilai bahwa waktu dan tingkat akses yang dilakukan dalam aksi peretasan seolah berasal dari perbuatan orang dalam. Itu berjalan terlalu mulus.

“Runtuhnya FTX menyoroti perlunya cryptocurrency diatur lebih seperti keuangan tradisional,” tambahnya. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait