Dana Rp52 Triliun Masuk ke Bitcoin ETF, Ada Apa di Baliknya?

Banner IUX

Lonjakan dana besar-besaran senilai US$3,2 miliar, setara Rp52 triliun, telah masuk ke Bitcoin ETF milik BlackRock, iShares IBIT, tercatat pada pertengahan pekan lalu.

Berdasarkan data on-chain yang dikaji analis Amr Taha di CryptoQuant, arus dana tersebut menjadi yang terbesar sejak 11 Juli, ketika aliran mencapai US$3,5 miliar dalam satu hari.

Peristiwa ini memicu pergeseran strategi pelaku pasar yang tercermin dari meningkatnya aktivitas kripto lainnya, terutama pada Ethereum dan stablecoin.

Peningkatan tajam pada aliran dana ETF ini dipicu oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Sikap dovish tersebut langsung ditanggapi investor sebagai sinyal kembali ke aset berisiko, termasuk kripto, yang berdampak langsung pada pembelian besar-besaran terhadap Bitcoin ETF.

Ethereum Mengalir ke Bursa

Bersamaan dengan masuknya dana ke Bitcoin ETF, data on-chain mengungkap lonjakan deposit Ethereum ke dua bursa utama. Sebanyak 106.000 ETH dikirim ke Binance dan 75.000 ETH ke Bitfinex dalam waktu berdekatan. Amr Taha menilai fenomena ini sebagai sinyal pergeseran posisi pelaku pasar.

BACA JUGA:  Alasan Mengapa Altcoin Sei Network Layak untuk Dilirik

“Deposit besar ke bursa biasanya menandakan dua hal, potensi aksi ambil untung atau persiapan posisi short terhadap Ethereum,” ujar Amr Taha.

Masuknya ETH dalam jumlah besar ke bursa menandakan peningkatan cadangan yang lazim digunakan trader untuk menjual aset mereka di pasar terbuka. Situasi ini terjadi beriringan dengan momentum bullish di Bitcoin ETF, menciptakan dinamika kontras antara eksposur terhadap Bitcoin yang meningkat dan potensi pelepasan aset ETH.

Lebih jauh lagi, aktivitas ini memunculkan potensi tekanan jual jangka pendek terhadap ETH di tengah perubahan sentimen investor yang masih dipengaruhi ketidakpastian makroekonomi global.

Penarikan USDC Batasi Daya Beli

Tak hanya Bitcoin dan Ethereum, pergerakan signifikan juga tercatat pada stablecoin USDC. Sekitar US$900 juta USDC ditarik dari Coinbase dalam waktu bersamaan dengan masuknya dana ke ETF dan deposit Ethereum ke bursa.

BACA JUGA:  Breakout Pola Ini Bisa Dorong Memecoin POPCAT Menuju US$0,41

Aksi penarikan ini dinilai Taha sebagai langkah strategis yang kemungkinan besar bertujuan mengatur ulang eksposur portofolio.

Meskipun tidak serta-merta mengindikasikan sentimen bearish, penarikan stablecoin dalam jumlah besar berpotensi mengurangi daya beli jangka pendek di pasar spot. Pasalnya, berkurangnya likuiditas dalam bentuk stablecoin bisa membatasi transaksi instan dan memperlambat laju pembelian aset kripto lainnya.

Pola seperti ini pernah terjadi sebelumnya. Pada awal Juli, arus masuk besar ke Bitcoin ETF juga tercatat diikuti oleh koreksi harga BTC sekitar 5 persen dalam beberapa hari setelahnya. Namun demikian, Amr Taha menekankan bahwa meskipun data historis dapat memberikan konteks, hasil yang sama tidak selalu terulang.

Lonjakan eksposur terhadap ETF seperti IBIT menunjukkan bahwa trader ritel kini memainkan peran signifikan dalam arus modal kripto. Fenomena ini juga mencerminkan bagaimana perubahan wacana kebijakan moneter langsung memengaruhi strategi pelaku pasar.

BACA JUGA:  BTC, SHIB dan FLOKI Siap Meledak, Analis Prediksi Lompatan Besar

Dengan ketidakpastian pasar yang masih tinggi, pengawasan terhadap data aliran dana, aktivitas bursa dan pergerakan stablecoin akan menjadi indikator penting untuk membaca arah pergerakan pasar kripto ke depan. [st]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait