Debat antara pihak yang pro dan benci Bitcoin sudah sering kali terjadi, namun itu tetap dengan membahas hal lama dalam gaya baru.
Melihat sifat dan value di belakangnya, Bitcoin (BTC) telah menjadi perdebatan yang cukup alot sejak kali pertama namanya melejit dan diminati lebih banyak investor.
Namun, dalam sejarah harga BTC justru cenderung menguat lebih hebat setelah terjatuh, meninggalkan perdebatan dengan performa yang luar biasa.
Pro dan Benci BitcoinÂ
Di tengah crypto winter yang memicu ketakutan karena banyaknya perusahaan kripto besar yang tumbang, para pembenci pun mulai muncul kembali ke permukaan.
Berdasarkan laporan Forbes, Ahli Strategi Geopolitik Peter Zeihan telah membuat gambaran tentang bagaimana kripto akan jatuh ke nol.
Menurut Zeihan, Bitcoin adalah aset yang tidak memiliki tujuan jelas, bukan penyimpan nilai, bukan alat tukar dan sifat desentralisasinya dari pemerintah membuat BTC disukai oleh para penipu.
“[Kripto] sekarang dalam proses menuju nol kecuali untuk Bitcoin yang mungkin akan menjadi negatif karena jika kita pindah ke dunia dengan pajak karbon, Anda harus memperhitungkan energi untuk memproduksinya sejak awal,” tambah Zeihan.
Ia juga berpendapat bahwa, saat ini harga BTC mulai berada di titik yang tepat, sembari mengatakan bahwa itu akan bergerak di bawah US$17.000 lagi karena tidak memiliki nilai intrinsik.
Penambangan Bitcoin dan penggunaan energi yang begitu besar kembali menjadi sorotan, menjadi sebuah debat lama antara pihak yang pro dan benci Bitcoin.
Untuk itu, pajak karbon telah diperkenalkan oleh beberapa negara di dunia dalam beberapa tahun terakhir saat mereka mencoba mengurangi emisi karbon.
Pada bulan Juni 2022, anggota parlemen Denmark telah menyetujui pajak karbon perusahaan tertinggi di Eropa.
Sementara itu, pihak yang mendukung Bitcoin masih melihat adanya potensi harga BTC akan melesat lagi. Bangkit dari masa sulit seperti yang sudah beberapa kali dilakukan di masa lalu.
Menurut Zeihan, Bitcoin saat ini lebih tepat disebut sebagai sebuah ideologi.
“Orang-orang yang benar-benar menyukai Bitcoin yakin itu adalah mata uang masa depan, buku besar yang terdesentralisasi adalah jalan yang harus ditempuh, bahwa segala sesuatu yang dikendalikan oleh entitas pemerintah secara definisi adalah negatif dan jika dilakukan oleh sektor swasta akan lebih baik, tapi itu bukan cara kerja mata uang,” ujarnya.
Ia pun menyoroti alasan di balik mengapa BTC dianggap lebih baik dari uang fiat, yaitu karena memiliki jumlah pasokan tetap yang juga membuatnya dianggap sebagai emas digital.
Menanggapi itu, Zeidan berpendapat bahwa jumlah pasokan tetap justru akan membawa inflasi moneter karena ketidakmampuan aset untuk menyokong ekspansi.
“Aktivitas ekonomi adalah melakukan ekspansi… Jika [pasokan] mata uang terkunci pada angka tertentu, Anda akan mendapatkan inflasi moneter dan itu salah satu cara tercepat untuk menghancurkan model ekonomi,” tambahnya. [st]