Strategy kembali menunjukkan ambisinya sebagai pemain besar dalam dunia kripto. Dipimpin oleh Michael Saylor, perusahaan ini menggandakan langkah agresifnya dengan menyiapkan dana segar sekitar Rp16 triliun (setara hampir US$1 miliar) lewat penawaran saham baru, demi menambah cadangan Bitcoin yang mereka miliki.
Strategy Naikkan Target Pendanaan Hingga 4 Kali Lipat
Langkah ini menandai peningkatan besar dari pengumuman sebelumnya, di mana Strategy hanya berencana menghimpun US$250 juta. Perusahaan kini menaikkan targetnya secara signifikan untuk menggalang dana yang jauh lebih besar.
Dalam pengumuman resmi pada 6 Juni, Strategy—yang dikenal sebagai pemegang Bitcoin korporat terbesar di dunia—mengungkapkan niat untuk menerbitkan saham dengan nilai US$979,7 juta setelah dikurangi biaya penjaminan emisi dan pengeluaran lainnya.
“Hari ini mengumumkan penetapan harga penawaran umum perdana sebanyak 11.764.700 lembar saham Seri A Perpetual Stride Preferred Stock dengan dividen 10 persen (STRD), dengan harga penawaran umum sebesar US$85 per saham,” seperti tercantum pada pengumuman resminya.
Tidak seperti biasanya, kali ini perusahaan kripto tersebut memilih menerbitkan saham preferen abadi—sebuah jalur pendanaan baru yang berbeda dari strategi sebelumnya yang lebih mengandalkan saham biasa dan juga utang konversi.
Cadangan Bitcoin Strategy Kian Gemuk
Dana segar yang nantinya diperoleh oleh Strategy tidak hanya akan digunakan untuk keperluan operasional perusahaan, tetapi juga secara khusus dialokasikan untuk pembelian aset kripto tambahan.
Dengan harga Bitcoin yang berada di kisaran US$103.000 hingga US$105.000, perusahaan tersebut berpotensi menambah sekitar 9.633 BTC ke dalam portofolionya. Jumlah ini jauh melampaui pembelian terakhir mereka pada 2 Juni lalu, yakni 705 Bitcoin senilai US$75,1 juta.
Langkah agresif ini menegaskan keyakinan kuat Michael Saylor dan timnya terhadap potensi jangka panjang Bitcoin. Selain itu, tindakan ini memperkuat posisi Strategy sebagai salah satu institusi terbesar dalam akumulasi aset kripto di dunia.
Ambisi Buta atau Langkah Strategis?
Namun, langkah yang diambil oleh Strategy bukan tanpa risiko. Laporan sebelumnya mengungkap bahwa mereka menghadapi tantangan besar, termasuk utang yang mencapai US$8 miliar. Jika harga Bitcoin tidak bergerak sesuai prediksi, kondisi ini bisa menjadi pedang bermata dua yang justru mengancam kelangsungan perusahaan.
Strategy harus berhati-hati, karena penumpukan Bitcoin sekaligus beban hutang besar membuat perusahaan rentan terhadap fluktuasi pasar. Ketergantungan pada harga BTC menambah ketidakpastian di tengah volatilitas pasar kripto yang kerap tak terduga.
Ambisi besar mereka dalam mengakumulasi Bitcoin memang mengesankan, tetapi juga penuh risiko yang harus diperhitungkan secara matang. Strategy perlu menyeimbangkan antusiasme dengan strategi pengelolaan risiko agar tidak terjebak dalam situasi yang merugikan. [dp]