Pemerintah Kota Valensia, Spanyol berencana membuat pelabuhan cerdas (smart port) berbasis teknologi blockchain. Demikian disampaikan oleh Jose Garcia de la Guía Kepala Divisi Teknologi Baru Pelabuhan Valensia, di sela-sela konferensi Smart Ports & Supply Chain Technologies, di Rotterdam, Rabu (3/10).
Dilansir dari CCN, Jumat, (5/10), Jose mengungkapkan, beragam manfaat menggunakan teknologi blockchain untuk bidang pelabuhan. Katanya, pelabuhan Valensia adalah satu dari sekian banyak pelabuhan di dunia yang akan memanfaatkan teknologi itu di masa depan.
“Memulainya dari Valensia, kami menggunakan blockchain sebagai pilihan strategis untuk menyediakan sistem rantai logistik yang transparan, dari hilir hingga hulu. Itu bermakna, kami berencana menerapkan teknologi cloud tak hanya bersama mitra-mitra kami dari Port Community Systems, tetapi juga dengan yang lain,” kata Jose.
Jose mengungkapkan, dengan menerapkan blockchain, konsep smart port bisa tercapai, karena akan mengurangi penggunaan dokumen kertas dalam pelacakan rantai pasokan. Itu sekaligus meningkatkan efisiensi dan mengurangi sampah, termasuk waktu pengembangan dan biaya perawatan. Hal ini, tambahnya, memungkinkan pengoptimalan infrastruktur dan sumber daya.
Berdasarkan volume, Valensia adalah kota pelabuhan terbesar kedua di wilayah Mediterania. Posisi pertama ditempati oleh Algeciras, yang juga menyadari keandalan blockchain.
Industri pelayaran diperkirakan akan semakin dekat untuk siap mengadopsi teknologi blockchain pada tahun-tahun mendatang. Belum lama ini CCN melaporkan bahwa otoritas pengelola pelabuhan terbesar di Inggris sudah mengeksplorasi solusi blockchain agar sejumlah sistem yang berbeda dapat saling terhubung (interoperability system). Aspek keterhubungan ini adalah aspek terpenting dalam di bidang logistik pelayaran. Karena blockchain dapat meniadakan masukan data berulang yang selama ini dilakukan secara manual, maka koordinasi antara 21 pelabuhan di Inggris akan lebih mudah.
Belum lama ini, pengelola Pelabuhan Rotterdam meluncurkan BlockLab untuk menyediakan data pelayaran realtime, menggunakan blockchain. Di Asia, ada Singapura yang bermitra dengan IBM untuk menyimpan dokumen digital perdagangan ke dalam blockchain. Informasi kepemilikan, bukti terima pengiriman dan kontrak dagang dan keuangan dapat dilacak secara mudah.
World Economic Forum (WEF) memprakirakan, blockchain mampu menghasilkan pendapatan hingga US$1,1 triliun bagi industri pelayaran. [vins]