IKLAN

Demi Mata Uang Digital, Induk Bank Sentral Dunia Rekrut Sejumlah Pakar

Demi mengkaji lebih dalam soal mata uang digital, Bank for International Settlements (BIS) sebagai induk dari bank sentral di seluruh dunia merekrut sejumlah pakar.

Hal itu terungkap dalam iklan lowongan kerja yang diterbitkan BIS di situs web mereka, beberapa hari yang lalu.

“Sebagai pakar Decentralized Ledger Technology (DLT)/blockchain, Anda akan memimpin dan mengawasi proyek untuk pengembangan solusi teknologi baru dalam ruang aset digital, seperti mata uang digital bank sentral (CBDC), sekuritas yang ditokenkan (misalnya ekuitas dan obligasi) dan sistem pembayaran berbasis token. Anda akan membantu meningkatkan fungsi sistem keuangan global dengan memberikan kepemimpinan teknis dalam mengembangkan platform terdistribusi generasi baru,” sebut BIS.

Sejumlah tugas khusus lain diminta oleh BIS bagi yang beruntung bergabung, di antaranya Mewakili BIS pada pertemuan resmi, konferensi dan acara industri dan akademik. Selain itu diwajibkan bekerja sama divisi lain di BIS, bank sentral, organisasi internasional dan komunitas penelitian terkait.

Lowongan kerja itu terkait pernyataan Augstin Carstens Manajer Umum BIS pada tahun lalu. Dia mengatakan, bahwa bank sentral masih tidak melihat nilai dari CBDC itu, terutama karena kekhawatiran tentang dampaknya terhadap sistem keuangan dan moneter.

Padahal BIS sendiri sudah jauh-jauh hari mengkaji CBDC itu dalam satu dokumen yang cukup lengkap pada tahun 2018 silam.

BACA JUGA  Kripto Gram Buatan Telegram Dikhawatirkan Digunakan oleh Organisasi Teroris

Sejak raksasa media sosial Facebook mengumumkan proyek blockchain-aset kripto Libra pada tahun lalu, sejumlah bank sentral di banyak negara telah mulai serius melihat kemungkinan menerbitkan mata uang digital nasionalnya.

Pasalnya Libra berencana menerbitkan aset kripto Libra (LBR) bernilai mata uang USD, euro, yen dan dolar Singapura.

Bank Sentral Uni Eropa sendiri semakin resisten dengan keberadaan proyek Libra itu, karena telah memutuskan untuk membatasinya masuk di Eropa dengan sejumlah peraturan yang ketat.

Bank Sentral Tiongkok tampak yang paling siap, karena terus mengujicoba yuan digitalnya sejak Mei 2020. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait