Kolaborasi antara Decentralized Physical Infrastructure Networks (DePIN) dan Artificial Intelligence (AI) kini tengah mengubah cara kita membangun dan mengelola infrastruktur global.
DePIN mendesentralisasi pengeluaran modal dan mengelola infrastruktur melalui teknologi blockchain, sementara AI memberikan kemampuan analitik data secara real-time serta prediksi cerdas. Gabungan keduanya menghadirkan solusi yang lebih efisien, skalabel, dan berkelanjutan.
Menurut riset dari Messari, pada tahun 2024, kapitalisasi pasar infrastruktur terdesentralisasi melonjak sangat tajam karena didorong oleh inovasi berbasis AI di sektor energi, telekomunikasi, dan pertanian.
“DePIN menjadi salah satu sektor paling dinamis dan berkinerja tinggi dalam dunia kripto pada tahun 2024, menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa sepanjang tahun. Total kapitalisasi pasar sektor ini melonjak 132 persen dibandingkan tahun sebelumnya, melampaui US$40 miliar,” jelas riset tersebut.
Infrastruktur terdesentralisasi terus berkembang berkat keunggulannya, seperti pengeluaran modal yang terdistribusi, percepatan penerapan infrastruktur, serta efisiensi blockchain sebagai lapisan orkestrasi.
Pada 2024, infrastruktur terdesentralisasi mulai merombak industri besar seperti telekomunikasi, mobilitas, dan energi. Berbagai proyek baru saat ini mulai bermunculan, dan tampaknya Solana tetap memimpin jaringan DePIN berkat kecepatan transaksi dan skalabilitasnya.
Minat Semakin Meningkat
Riset tersebut juga mengungkapkan data penting yang menunjukkan bahwa artificial intelligence dan DePIN menjadi sorotan utama dalam pendanaan tahun ini. Pendanaan AI sangat diminati oleh program akselerator seperti CSX dan Beacon.
“Jumlah total yang terkumpul untuk kedua sektor tersebut meningkat sekitar 100 persen dan 300 persen dibandingkan tahun lalu. Jumlah putaran pendanaan di sektor-sektor ini juga meningkat sebesar 138 persen dan 197 persen secara berturut-turut,” jelas riset tersebut.
Hal ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dan menjadi dasar yang penting dalam perkembangan sektor ini.
Para VC (Venture Capitalists) tampaknya sangat antusias dengan persimpangan antara cryptocurrency dan AI, terutama yang berkaitan dengan agen otonom, sistem insentif ekonomi seputar pengembangan AI, serta potensi dampak kecerdasan buatan dalam industri game.
Di sisi lain, sektor DePIN, khususnya energi terdesentralisasi, juga menarik perhatian para VC karena dinilai memiliki potensi besar.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan efisiensi energi, sektor ini diperkirakan akan terus berkembang dan menawarkan peluang investasi kripto yang terlihat cukup menjanjikan.
Kominbasi DePIN dan AI
Integrasi DePIN dan AI juga membuka peluang baru dalam pengelolaan infrastruktur yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi, dan mendorong inovasi di berbagai sektor.
Pada sektor energi, proyek seperti Glow memanfaatkan AI untuk memprediksi permintaan energi dengan menganalisis data cuaca secara real-time. Hal ini memungkinkan Glow mengelola 70 ladang surya di California dan India, mengurangi pemborosan energi hingga 30 persen.
Helium salah satu proyek pada sektor telekomunikasi juga menggunakan artificial intelligence untuk mengoptimalkan alokasi bandwidth bagi lebih dari 120.000 pengguna. Dengan menganalisis pola lalu lintas data secara terus-menerus dan membantu menciptakan infrastruktur yang efisien.
Selain itu, GEODNET juga telah bekerja sama dengan Departemen Pertanian AS untuk menerapkan algoritma AI dan infrastruktur terdesentralisasi dalam sektor pertanian, yang bertujuan untuk membantu para petani.
“Dengan menyediakan teknologi ini dengan harga terjangkau, GEODNET memberdayakan para petani untuk mengoptimalkan operasi mereka, mengurangi biaya, dan meningkatkan hasil panen. Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas, tetapi juga berkontribusi pada praktik pertanian yang lebih berkelanjutan,” ungkap pengumuman resminya, Sabtu (31/08/2024).
Selain proyek di atas, perkembangan Decentralized Physical Infrastructure Networks juga sangat pesat, dengan semakin banyaknya proyek lain yang menunjukkan peran penting teknologi ini dalam meningkatkan kinerja dan efisiensi di berbagai sektor.
Mewujudkan Infrastruktur yang Lebih Canggih
Kolaborasi antara AI dan DePIN memang sangat inovatif, namun juga menghadapi berbagai tantangan. Infrastruktur terdesentralisasi menciptakan kompleksitas dalam pelatihan model AI, yang biasanya membutuhkan dataset besar dan terpusat.
Selain itu, konsumsi energi tinggi dari blockchain dan kecerdasan buatan masih menjadi masalah utama. Proyek seperti Akash tengah mengembangkan solusi GPU hemat energi untuk mengatasi masalah ini, selaras dengan misi Decentralized Physical Infrastructure Networks dalam menciptakan infrastruktur yang lebih berkelanjutan.
Menurut data pada riset Messari, jaringan komputasi terdesentralisasi dapat menurunkan biaya komputasi GPU, menjadikannya lebih terjangkau.
“Jaringan komputasi DePIN dapat menurunkan biaya komputasi GPU hingga 90 persen dibandingkan dengan penyedia terpusat,” sebagaimana tercantum pada riset tersebut.
Dengan proyeksi permintaan komputasi yang diperkirakan mencapai lebih dari US$7 triliun, inovasi ini menunjukkan posisi yang tepat untuk menjadi solusi hemat biaya dalam komputasi terdesentralisasi.
Meskipun ada tantangan, masa depan DePIN dan AI sangat menjanjikan. Mengintegrasikan sistem terdesentralisasi dengan kecerdasan buatan berpotensi untuk mendefinisikan ulang cara kita membangun infrastruktur yang lebih efisien. [dp]