Sejumlah pakar dan pelaku ekonomi mengatakan, bahwa depresi besar (great depression) seperti tahun 1930-an kian mengancam ekonomi Amerika Serikat (AS). Tim Cook CEO Apple mengatakan, pemulihan cepat bisa terjadi pasca COVID-19. Penuh ketidakpastian.
Faktor utama prediksi itu adalah, karena tingkat pengangguran di AS membengkak ke tingkat yang tidak terlihat sejak depresi besar tahun 1930-an.
Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan, bahwa satu dari enam warga AS berhenti dari pekerjaannya saat krisis akibat COVID-19 semakin dalam. Tercatat, sekitar 26 juta orang telah memohon bantuan stimulus pengangguran dalam lima minggu terakhir.
“Dalam situasi ini diperlukan keajaiban untuk menjaga resesi ini agar tidak berubah menjadi Great Depression II,” kata Chris Rupkey, Direktur Pelaksana dan Kepala Ekonom Keuangan di MUFG Union Bank, dikutip oleh Yahoo Finance.
Pada Minggu (26 April 2020), Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan kepada media, bahwa tingkat pengangguran saat ini lebih besar daripada pada depresi besar lalu.
“Selama depresi besar 1930, 8,7 juta warga AS kehilangan pekerjaan. Sekarang kita kehilangan sebanyak itu setiap 10 hari. Pada titik terburuk, selama krisis keuangan 2008, sekitar 15,35 juta orang menganggur,” katanya.
Rupkey juga ragu ekonomi AS akan pulih cepat, dengan bentuk grafik “V”. Pemulihan berbentuk grafik V mencakup penurunan tajam diikuti oleh kenaikan tajam kembali ke puncak sebelumnya.
Kepala Ekonom ING James Knightley menjelaskan pekan lalu, bahwa tingkat pengangguran di luar sektor ritel dan perhotelan akan meningkatkan jumlah pengangguran lain di industri lainnya.
“COVID-19 memaksa banyak orang tetap di rumah dan enggan berbeanja atau makan di restoran, sehingga tingkat penggangguran tidak akan pulih dengan cepat. Itu adalah sinyal kuat, bahwa pemulihan berbentuk grafik V untuk ekonomi AS sangat tidak mungkin,” katanya. [Bitcoin.com/red]