Ripple (XRP) beberapa kali menyalip kapitalisasi pasar Ethereum (ETH). Pada Jumat (28/9) lalu, misalnya, seperti dilansir Forbes, kapitalisasi pasar XRP sempat menyentuh US$22,2 miliar, lebih besar dibandingkan ETH yaitu US$22,1 miliar.
Kemudian, pada Minggu (30/9) kondisi serupa juga terjadi di mana kapitalisasi pasar XRP sempat mencapai US$24,28 miliar. Sedangkan, ETH berada di bawahnya, yaitu sebesar US$24,15 miliar.
Mengacu pada data Coinmarketcap, Senin (1/10) sekitar pukul 18.00 WIB, kapitalisasi pasar ETH kembali unggul sebesar US$23,62 miliar, sedangkan XRP sebesar US$23,49 miliar.
Sementara itu di bursa lokal Indonesia, berdasarkan pantauan di Indodax, sekitar pukul 18.00 WIB, volume transaksi XRP berada pada posisi teratas, yaitu mencapai Rp33,4 miliar, jauh lebih tinggi dibandinkan Bitcoin (BTC) yang hanya Rp16,5 miliar dan ETH hanya Rp6,7 miliar.
Di Rekeningku.com, volume transaksi XRP bertengger di posisi kedua, yaitu sebesar Rp4,18 miliar, berada pada posisi kedua setelah BTC yang mencapai Rp8,79 miliar.
Sumardi, CEO Rekeningku.com mengatakan meningkatnya kapitalisasi pasar XRP dipicu oleh kenaikan harga selama seminggu terakhir.
“Harga Ripple naik drastis selama satu minggu belakangan dari Rp4 ribu ke Rp11 ribu,” ujarnya.
Terpisah, Ocar Darmawan, CEO Indodax mengatakan kenaikan harga XRP dipicu oleh rumor yang berkembang, bahwa salah satu bursa kripto terbesar di AS, Coinbase akan melisting XRP.
“Jadi, mereka akan memperdagangkan Ripple,” ujarnya.
Oscar mengatakan, di AS untuk melisting satu kripto, sudah diatur oleh otoritas bursa.
“Ripple itu baru akan dimasukan ke dalam salah satu exchange terbesar di US. Itu isu utamanya. Rumor ini juga mempengaruhi trader kripto di Indonesia. Pengguna di Indonesia juga kan selalu memantau berita dari luar negeri juga, sehingga bagaimana pun jadi berefek,” ujarnya. [jul]