Kebangkitan Bitcoin (BTC) telah menjadi topik diskusi yang intens di antara investor dan analis, karena baru-baru ini melonjak melewati tanda US$51.000, membalikkan penurunannya sebelumnya di bawah US$49.000.
Pemulihan ini tidak hanya menanamkan optimisme dalam komunitas kripto tetapi juga mengisyaratkan potensi untuk keuntungan yang lebih besar di masa depan.
Dengan tujuan untuk memahami dinamika di balik lonjakan ini, kami menyelami metrik BTC untuk mengungkap faktor-faktor yang bisa mendorongnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa baru (ATH).
Harga BTC Siap Cetak ATH Baru 6 Bulan ke DepanÂ
Berdasarkan laporan AMBCrypto, performa Bitcoin selama seminggu terakhir sungguh luar biasa. Harga kripto utama ini naik di atas US$51 ribu, menandai peningkatan hampir 10 persen selama periode tersebut.
Saat pemeriksaan, harga BTC ada di kisaran US$51.781,49, dengan kapitalisasi pasar yang melebihi US$1 triliun. Pencapaian signifikan ini didukung oleh prediksi dari IntoTheBlock, yang melihat peluang 85 persen BTC mencapai ATH baru dalam enam bulan ke depan.
Menyelidiki metrik on-chain Bitcoin memberikan wawasan tentang pandangan optimis ini. Salah satu indikator kunci, rasio Network Value of Transactions (NVT), mengalami penurunan minggu lalu, menunjukkan bahwa Bitcoin tengah undervalued pada saat itu dan peningkatan harga mungkin akan segera terjadi.
Metrik lainnya, termasuk tingkat pendanaan BTC dan rasio pembelian/penjualan taker, lebih lanjut memperkuat sentimen bullish untuk kripto ini.
Data dari CryptoQuant menekankan sentimen pembelian yang dominan di pasar, yang, dikombinasikan dengan antisipasi halving Bitcoin berikutnya, menggambarkan gambaran yang menjanjikan untuk valuasi masa depannya.
Peristiwa halving dalam sejarah Bitcoin secara tradisional merupakan pendahulu untuk kenaikan harga yang signifikan, membuat banyak orang berspekulasi bahwa halving yang akan datang akan mengikuti tren ini.
Namun, meskipun indikator bullish menyarankan bahwa Bitcoin bisa berada di ambang mencapai tertinggi baru, beberapa metrik menyajikan kisah yang lebih hati-hati. Metrik aSORP berubah merah, menunjukkan peningkatan penjualan dengan keuntungan, yang dalam pasar bull bisa menyarankan puncak pasar yang mendekat.
Demikian pula, Binary CDD menunjukkan aktivitas yang meningkat dari pemegang jangka panjang, gerakan yang biasanya dikaitkan dengan sentimen bearish.
Selain itu, Indeks Fear and Greed berada pada 76, menandakan bahwa pasar dalam keadaan serakah. Level ini sering mendahului koreksi pasar, meningkatkan kekhawatiran tentang penurunan potensial.
Analisis grafik harian Bitcoin mengungkapkan bahwa indikator RSI berada dalam zona overbought, kondisi yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan jual dan penurunan harga selanjutnya.
Meskipun demikian, indikator MACD mempertahankan keuntungan bullish, menunjukkan bahwa pasar masih bisa mendukung pembeli.
Sinyal bertentangan dari berbagai metrik ini menggambarkan sifat kompleks dan volatil dari pasar kripto. Sementara indikator bullish menyarankan bahwa Bitcoin bisa berada di ambang mencapai tinggi baru, sinyal bearish mengingatkan akan koreksi yang mungkin.
Dikotomi ini menekankan ketidakpastian yang melekat dalam memprediksi pergerakan pasar dan pentingnya analisis yang hati-hati dan pengelolaan risiko bagi investor. [st]