Dimas Surya Alfaruq: Bitcoin Bukan Jalan Pintas Menjadi Kaya

“Bitcoin bukan sekadar aset digital, melainkan alat untuk meraih kedaulatan finansial, dan menegakkan hak asasi manusia. Bitcoin juga bukanlah jalan pintas menjadi kaya.”

Pernyataan itu disampaikan Dimas Surya Alfaruq, salah seorang pendiri Bitcoin Indonesia (komunitas belajar Bitcoin) dan Bitcoin House Bali. Pria kelahiran Riau ini, telah membuktikan dirinya sebagai Bitcoiner yang paham esensi sejati dari Bitcoin. 

Dimas menempuh pendidikan S1 di Universitas Padjadjaran dengan jurusan Kimia. Keinginannya untuk menjelajahi dunia membawanya ke Jerman, mengikuti jejak Presiden B.J. Habibie, dan melanjutkan studi S2 di Christian-Albrechts-Universität zu Kiel dengan jurusan Material Science and Engineering. Selama 15 tahun, ia menetap dan bekerja di Jerman serta Swiss, sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia pada tahun 2021.

Dimas Surya Alfaruq, Pendiri Bitcoin Indonesia
Dimas Surya Alfaruq, Pendiri Indonesia Bitcoin Community. Foto: Dokumentasi pribadi.

Sekembalinya ke Tanah Air, Dimas sempat bergabung di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam perancangan program Kampus Merdeka. Tak lama setelahnya, ia menerima tawaran menjadi Lead of TokoScholar di Tokocrypto. Namun, ketika crypto winter melanda, ia terkena dampaknya. Bukannya hilang semangat, justru semakin membawanya lebih dekat dengan Bitcoin. 

Bagaimana Perusahaan Bitcoin Miner Bertahan di Era Crypto Winter?

Bitcoin, Lebih dari Sekadar Aset Digital

Dimas mengenal Bitcoin pada tahun 2016, ketika ia masih menetap di Jerman. Awalnya, dirinya tertarik dengan Bitcoin karena volatilitas harganya yang menjanjikan orang cepat kaya. 

Namun, seiring berjalannya waktu, perspektifnya berubah. Ia menyadari Bitcoin lebih dari itu, aset kripto ciptaan Satoshi Nakamoto ini memberikan kedaulatan finansial kepada pemiliknya dan dapat memilih tempat di mana mereka lebih dihargai.

“Selama seseorang memegang private key, maka tak ada yang bisa merampasnya,” ungkap Dimas kepada Mila Audia Putri, Kontributor Blockchainmedia.id, beberapa waktu lalu di Medan. 

Vitalik Usulkan Cara Pulihkan Crypto Wallet Tanpa Private Key!

Dimas berpendapat, Bitcoin berbeda dengan kripto. Bitcoin mengajarkan pemberdayaan dan kedaulatan finansial seseorang. Sedangkan, kripto lebih mengajarkan kepada mimpi keuntungan yang lebih cepat.

Bitcoin juga merupakan satu-satunya aset di dunia buatan manusia yang memiliki kelangkaan absolut, maksimal hanya akan ada 21 juta koin dan tidak peduli seberapa besar permintaannya.  

Berbeda dengan aset lainnya, seperti emas, properti, atau pun saham, yang ketika terdapat peningkatan permintaan, maka diupayakan untuk menambah jumlah atau suplai yang tersedia. Berbeda halnya dengan Bitcoin dan ini yang membuat Dimas yakin bahwa Bitcoin sangat cocok dijadikan solusi atas inflasi dalam sistem uang fiat

“Bitcoin dapat dipakai sebagai alat memperkuat hak asasi manusia. Dalam rezim yang otoriter, rezim dapat merampas kekayaan seseorang tanpa proses pengadilan dan membekukan rekening bank seseorang. Bitcoin (yang disimpan di private wallet), rezim tak dapat menjangkau itu,” tegasnya.

Anak Muda Perlu Tahu Bitcoin

Satu hal yang ditekankan Dimas adalah anak muda perlu tahu dan memahami lebih dalam tentang Bitcoin. Anak muda adalah generasi yang akan menghadapi masa depan sistem keuangan berbasis digital, terdesentralisasi, dan global.

Dengan memahami cara kerja dari Bitcoin, generasi muda Indonesia akan lebih kritis terhadap sistem keuangan tradisional, lebih mandiri dalam mengelola keuangan, dan mengerti cara melindungi nilai uang dari inflasi.

Generasi Milenial dan Gen Z Motor Utama Ekosistem Aset Kripto Indonesia

Jika ingin mulai belajar, ia menyarankan membaca beberapa buku tentang Bitcoin yang menginspirasinya, antara lain The Bitcoin Standard karya Saifedean Ammous dan Bitcoin: Everything Divided by 21 Million karya Knut Svanholm.

Selain buku, beberapa film yang membentuk pandangannya, antara lain God Bless Bitcoin, Satoshi Nakamoto: The Man Who Changed Money Forever, dan What’s the Problem.

Peran Bitcoin Indonesia

Dengan tekad yang kuat, Dimas memutuskan untuk terlibat dengan Indonesia Bitcoin Conference 2023. Di sana ia bertemu dengan co-founder Bitcoin Indonesia lainnya. 

Sejak akhir 2023 hingga sekarang, Bitcoin Indonesia aktif mengedukasi dan mengajak masyarakat lewat program edukasi gratis yang dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya, melalui website edukasi dengan informasi yang lengkap seputar Bitcoin.

Selain itu, Bitcoin Indonesia memanfaatkan media sosial dengan membuat konten-konten yang menarik dan viral untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Tak hanya aktif secara daring, Bitcoin Indonesia rutin mengadakan lebih dari 30 meetup gratis secara langsung di berbagai kota, serta dua meetup daring melalui live streaming Telegram yang dapat diakses melalui laman tiket resmi mereka.

Dimas bersama teman-temannya yang tersebar di berbagai kota di Indonesia rutin menyelenggarakan Indonesia Bitcoin Conference. Pada tahun ini, acara antara bangsa itu kembali diadakan secara luring di Bali pada September 2025.  

Meetup Komunitas Bitcoin Indonesia

Meetup Komunitas Bitcoin Indonesia

Meetup Komunitas Bitcoin Indonesia

Meetup Komunitas Bitcoin Indonesia
Meetup Komunitas Bitcoin Indonesia.

Bitcoin Indonesia juga memiliki program edukasi, My First Bitcoin, yang digelar secara gratis selama sepuluh minggu, dan nantinya mendapatkan sertifikat. Program ini hadir di lima kota secara luring maupun daring. 

Program ini juga bahkan diterapkan dalam pembelajaran di Telkom University untuk para mahasiswa semester lima dan para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dalam memberikan pemahaman fundamental tentang Bitcoin dan pentingnya Bitcoin. 

Dalam memperluas jangkauan, Bitcoin Indonesia juga turut menjalin kolaborasi dengan pelaku industri Bitcoin dari dalam dan luar negeri, seperti CryptoBilis Indonesia, guna memudahkan akses self custody Bitcoin anggota komunitas. 

Dan terakhir mereka juga kerap mengadakan berbagai acara edukatif di sekolah, universitas, serta komunitas lain, untuk mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang Bitcoin.

Fokus pada Bitcoin dan Mendampingi UMKM

Dimas mengaku tidak berinvestasi di aset kripto lainnya. Ia lebih memilih menanamkan investasinya pada kesehatan jasmani dan rohani, serta meluangkan waktu untuk belajar hal-hal baru. 

Selain itu, ia turut aktif membantu dan mendampingi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengadopsi Bitcoin, dengan memberikan penyuluhan mengenai Bitcoin sebagai aset cadangan yang bersifat strategis.

Ia percaya bahwa ketika pelaku UMKM memahami dan mengadopsi Bitcoin, mereka memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan bertahan pada masa-masa sulit dan tekanan ekonomi.

Baginya, momen yang paling berkesan adalah saat Bitcoin membantunya kembali mendapatkan kendali atas waktu dan energinya. Kini, ia fokus pada hal-hal yang benar-benar menjadi prioritasnya, tanpa tekanan finansial yang dulu membatasi.

Tantangan dan Harapan di Balik Perjalanan

Dimas menyadari bahwa ⁠tantangan terbesar dalam mengajak masyarakat untuk mengenal Bitcoin adalah kurangnya literasi terhadap sistem keuangan fiat, dan stigma negatif tentang Bitcoin.

“Masih banyak yang beranggapan bahwa Bitcoin haram, tidak berwujud, dan volatilitas harian yang tajam,” tuturnya

Miris! Indonesia Sulit Memahami Teknologi Aset Kripto

⁠Ekosistem Bitcoin di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Ia berharap di tahun 2030, 100 juta masyarakat indonesia dapat diberdayakan melalui Bitcoin. 

Ia percaya bahwa masa depan sistem keuangan yang lebih adil akan tercapai. Tidak lewat mimpi untuk cepat kaya, melainkan melalui pemahaman dan kedaulatan finansial yang sesungguhnya. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait