Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi tren dedolarisasi yang semakin meningkat, di mana berbagai negara dan bank sentral mencari alternatif terhadap dolar AS sebagai mata uang cadangan.
Namun, meskipun tren ini meningkat, IMF tidak memprediksi akan terjadi pergantian cepat dalam cadangan dolar AS. IMF meyakini bahwa dolar AS akan terus mendominasi cadangan global dalam waktu yang akan datang.
Dolar AS sebagai Mata Uang Cadangan Global Â
Dolar AS telah menjadi mata uang cadangan dominan selama beberapa dekade, memberikan stabilitas dan likuiditas dalam sistem keuangan global.
Namun, perkembangan geopolitik terbaru dan kekhawatiran mengenai keberlanjutan jangka panjang dolar AS telah mendorong beberapa negara untuk mencari alternatif.
Ekonomi besar seperti Tiongkok dan Rusia telah secara aktif melakukan diversifikasi cadangan mereka dari dolar AS, dengan meningkatkan kepemilikan mata uang lain seperti euro dan yuan.
Berdasarkan laporan Bitcoin News, IMF tetap skeptis terhadap pergantian cepat dari dolar AS. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, yakin bahwa dolar AS akan dapat mempertahankan statusnya sebagai mata uang cadangan global.
“Kami tidak mengharapkan pergeseran cepat dalam cadangan (dolar AS) karena alasan dolar AS adalah mata uang cadangan adalah karena kekuatan ekonomi AS dan kedalaman pasar modalnya … Jangan ucapkan selamat tinggal dulu,” ujar Kristalina.
IMF mengakui tren meningkatnya dedolarisasi, namun menekankan bahwa hal tersebut tidak kemungkinan akan mengakibatkan penurunan cadangan dolar AS secara tiba-tiba dan signifikan.
Salah satu alasan pendekatan IMF adalah kurangnya alternatif yang layak bagi dolar AS. Meskipun beberapa negara telah meningkatkan kepemilikan mata uang lain, tidak ada yang muncul sebagai pengganti yang jelas bagi dolar AS.
Euro, yang sering dianggap sebagai pesaing potensial, memiliki tantangan tersendiri, termasuk masalah struktural dalam Eurozone. Mata uang lain seperti yuan dan yen juga menghadapi batasan-batasan sendiri dalam hal likuiditas dan konvertibilitas.
Selain itu, dominasi dolar AS didukung oleh kedalaman dan likuiditas pasar keuangan AS, serta penerimaan luas terhadap mata uang tersebut dalam perdagangan dan transaksi internasional.
Ekonomi AS tetap menjadi yang terbesar di dunia, dan dolar AS terus memainkan peran penting dalam perdagangan dan investasi global.
Penilaian IMF sejalan dengan pandangan banyak ekonom yang berargumen bahwa posisi dolar AS sebagai mata uang cadangan dominan kemungkinan akan tetap berlanjut.
Meskipun upaya dedolarisasi mungkin terus menguat, pergantian tiba-tiba dan lengkap dari dolar AS tidak mungkin terjadi.
Di sisi lain, tenggat batas utang AS kian dekat, di mana Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan bahwa Pemerintah mungkin tidak akan dapat melunasinya di saat jatuh tempo.
“Sejarah memberi tahu kita bahwa AS akan bergumul dengan gagasan default ini… tetapi pada jam ke-11 hal itu akan terselesaikan dan saya yakin kita akan melihat permainan itu lagi,” ujar Kristalina. [st]