Dirumorkan Bangkrut, TVL Huobi Terjun Bebas Berkurang Drastis

Bursa kripto Huobi, yang pernah menjadi pemain utama di pasar aset digital, kini berjuang menghadapi krisis serius karena rumor tentang kelayakan keuangannya dan kemungkinan penyelidikan oleh otoritas Tiongkok telah mengguncang platform tersebut.

Pada akhir pekan kemarin, bursa kripto tersebut telah menyaksikan arus keluar yang signifikan mencapai total US$64 juta, menyebabkan penurunan tajam dalam total nilai aset yang terkunci (TVL).

Pada saat penulisan, TVL bursa kripto tersebut berada di angka US$2,5 milyar, turun dari US$3,09 milyar pada hari Minggu (6/8/2023).

Huobi Dirumorkan Bangkrut 

Berdasarkan laporan Cointelegraph, kekacauan dimulai ketika rumor muncul pada hari Jumat kemarin (4/8/2023), yang menyiratkan bahwa eksekutif kunci dari Huobi telah ditangkap di Tiongkok, dengan dugaan bahwa otoritas sedang menyelidiki transaksi bursa ini dengan platform perjudian.

Juru bicara Huobi dengan tegas membantah klaim tersebut, menyebutnya sebagai berita palsu. Meskipun demikian, rumor tersebut telah menambah kekhawatiran tentang ketatnya kontrol pemerintah Tiongkok terhadap bursa kripto di wilayahnya.

BACA JUGA  25 Ribu BTC Keluar dari Gemini Setelah Genesis Tangguhkan Penarikan, Dampak Horor Krisis FTX?

Kondisi semakin rumit dengan kepergian setidaknya satu eksekutif tingkat C dari Huobi dalam beberapa minggu terakhir.

Meskipun belum jelas apakah kepergian ini terkait dengan penyelidikan yang sedang berlangsung di Tiongkok, Kepala Media Sosial bursa, meyakinkan para pengguna bahwa Huobi saat ini beroperasi dengan baik dan bahwa rumor tersebut tidak berdasar.

Namun, ada kekhawatiran tentang kelayakan keuangan bursa ini. Eksekutif fintech dan angel investor, Adam Cochran, menunjukkan adanya inkonsistensi dalam kepemilikan Tether oleh Huobi, yang dapat menunjukkan ketidakmampuannya membayar utang.

BACA JUGA  Otoritas Ukraina Menutup Beberapa Bursa Kripto Ilegal

Menurut analisis Cochran, pada hari Sabtu (5/8/2023), Huobi hanya memiliki aset kurang dari US$90 juta di USDT dan USD Coin secara bersamaan.

Sebaliknya, Merkle Tree Audit bursa ini menyatakan bahwa pengguna Huobi memiliki US$630 juta dalam USDT dan saldo dompet sebesar US$631 juta USDT.

Inkonsistensi ini telah menimbulkan sinyal, membuat Cochran menyatakan bahwa Huobi berada dalam kondisi kebangkrutan yang mendalam.

Pada hari Minggu (6/8/2023), menurut data DeFiLlama, dompet Huobi hanya berisi *S$72 juta dalam USDT dan USDC secara bersamaan, yang semakin memperparah kekhawatiran tentang stabilitas keuangan bursa ini.

Tantangan Huobi tidak hanya terbatas pada Tiongkok, tetapi juga dihadapi di yurisdiksi lain. Pada bulan Mei, regulator sekuritas Malaysia mengambil tindakan penegakan hukum terhadap bursa ini, yang menyebabkan penutupan operasinya di negara tersebut.

BACA JUGA  Pendiri Perusahaan Bangkrut Three Arrows Capital Diduga Tinggal di Indonesia

Gabungan dari arus keluar, pertanyaan tentang kelayakan keuangan dan tekanan regulasi telah menciptakan badai sempurna bagi Huobi.

Para pelaku pasar dan pengguna platform ini dengan cermat memantau perkembangan dan berharap ada transparansi dari para pimpinan bursa ini. [st]

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait