Aplikasi DisCas kini tengah berada di fase closed beta dan masih terus dikembangkan. Oleh developer-nya aplikasi ini disebut sebagai Social Pedia.
CEO DisCas, Deni Agus menyebutkan bahwa Social Pedia merupakan istilah yang mereka ciptakan untuk branding DisCas karena sejauh ini dianggap belum pernah ada aplikasi yang serupa.
DisCas bertujuan untuk mencari solusi atas permasalahan sosial dengan cara merubah berbagai isu terkini menjadi aset digital yang dapat memberikan keuntungan bagi penggunanya. Selain itu akan ada kolaborasi media untuk validasi informasi secara massal agar mencegah beredarnya hoax.
Jika dilihat di aplikasinya token DISC yang diberi simbol d’ dapat digunakan untuk menentukan harga isu, ditanam (plant) & panen (harvest), voting, tukar ke ShopeePay bahkan paket wisata ke berbagai negara (Amerika Serikat, Turki dan Jepang).
Token DISC juga dapat digunakan untuk memberikan black-claps ke pengguna lain termasuk media partner, yang mana black-claps ini menjadi pendapatan utama pengguna platform tersebut.
“Setelah fase beta, DisCas menargetkan kerjasama dengan 100 media siber untuk berkolaborasi di aplikasinya termasuk menjadikan beberapa pimpinan media sebagai dewan penasehat,” tegas Deni Agus, Sabtu (30/10/2021).
Jika aplikasi ini berjalan dengan baik, DisCas diharapkan akan dapat menjadi platform diskusi pintar, mencegah penyebaran hoax, memunculkan influencer-influencer cerdas, memberi keuntungan bagi industri media, membantu pemerintah dalam membuat keputusan dan menjadi objek investasi yang baru.
DisCas Vision untuk Pemilu Digital
“Kami sadar akan mendapatkan banyak tantangan di masa depan, namun saya yakin cita-cita ini berpeluang besar akan terwujud. Kalaupun tidak diterima Indonesia, DisCas masih mungkin digunakan di negara lain seperti El Salvador, Paraguay atau bahkan Singapura karena adopsi cryptocurrency DisCas yang sifatnya global,” ungkap Deni melalui WhatsApp, Sabtu (24/7/2021) lalu.
Berdasarkan publikasi terakhir, dijelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang mendasar di platform DisCas, yaitu untuk mendaftar diperlukan proses KYC (verifikasi data diri) yang pada umumnya diperlukan saat mendaftar di centralized exchange.
Kemudian pengguna dapat memiliki 4 peran yaitu sebagai moderator, investor, komentator dan apresiator.
Dari keempat peran tersebut pengguna akan bisa mendapatkan atau menambah token DISC miliknya.
Dijelaskan juga yang akan menjadi pendapatan utama platform perusahaan adalah “black claps” atau “tepukan hitam”.
Kami belum mendapatkan informasi terperinci mengenai apa yang dimaksud black claps ini.
Namun yang paling unik di DisCas yaitu, pengguna dapat berinvestasi dengan menjadikan isu2 terkini sebagai objek investasi seperti emiten pada saham.
Selain itu alih-alih berkompetisi dengan media ataupun lembaga survei, DisCas akan menjadikan kedua entitas tersebut sebagai partner yang berperan sebagai moderator untuk bisa menghasilkan revenue tambahan.
Dengan tagline “Your opinion is valued”, perusahaan berkomitmen untuk menjadikan opini-opini di platform-nya akan lebih dihargai dibandingkan dengan opini di media sosial yang sudah ada.
Ini juga yang membuat perusahaan diharapkan akan memunculkan para influencer yang cerdas dan mampu menyelesaikan berbagai isu di masyarakat. [ps]