Mantan pegawai Anchor Protocol angkat suara soal Do Kwon Terra LUNA yang memaksa perubahan imbalan satu pekan sebelum peluncuran. Imbalan yang sebelumnya hanya sebesar 3,6 persen dipaksa menjadi 20 persen.
Akibat fakta yang terkuak baru-baru ini, kepercayaan komunitas kripto terhadap CEO Terra tersebut semakin terkikis, terutama di tengah kondisi pasar aset kripto yang kian melemah.
Aksi Do Kwon Terra LUNA Kembali Terungkap
Kanal berita Korea JBTC berhasil menghubungi pegawai Anchor Protocol yang mengungkap protokol tersebut awalnya berencana dirilis dengan imbalan 3,6 persen setahun. Tetapi, sepekan sebelum meluncur, Kwon mengambil alih dan mengubah tingkat imbalan itu menjadi 20 persen.
Pegawai tersebut mendesak pendiri Terra itu untuk menurunkan tingkat imbalan. Tetapi Kwon disebut tidak menghiraukan himbauan tersebut.
Ia menambahkan, “Sebelum dirilis, saya menyarankan kepada CEO Do Kwon bahwa tingkat imbalan sebaiknya diturunkan, tetapi saran itu tidak diterima.”
Keputusan pendiri Terra tersebut menyebabkan kekacauan besar di pasar kripto. Setelah Terra (LUNA) dan Terra USD (UST) mengalami keruntuhan nilai 100 persen, sejumlah pegawai Terra memutuskan angkat suara dan mengaku mereka telah lama memprediksi kegagalan tersebut.
“Saya merancang Anchor Protocol, dan saya tahu sejak awal protokol tersebut akan gagal 100 persen,” jelas pegawai anonim itu, dikutip dari Watcher Guru.
Menanggapi klaim tersebut, co-founder Terra Daniel Shin berkata ia tidak mengetahui adanya kekurangan dalam algoritma blockchain Terra dan Anchor Protocol.
Shin berkata Terraform Labs tidak berniat menipu para pengguna dan nasabahnya. Ia membantah semua tuduhan terkait penipuan jaringan Terra.
Kendati demikian, pernyataan dari pegawai Terra dan Anchor Protocol mengungkap kegagalan LUNA dan UST diketahui di muka dan dapat dihindari. Pernyataan-pernyataan tersebut diperkirakan akan semakin mengikis peluang Kwon dan Terra 2.0 meraih kembali kepercayaan komunitas kripto.
LUNA dan UST ambruk ke harga nol bulan lalu setelah terjun 100 persen dalam kurun waktu tiga hari. Nilai UST kehilangan pasak terhadap USD dan menjadi tidak bernilai sehingga mengakibatkan kerugian besar bagi para investor.
Peristiwa tersebut melahirkan Terra 2.0 yang diluncurkan pada akhir bulan Mei lalu. [ed]