Dolar Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu mata uang paling penting dan berpengaruh di dunia.
Sejak 1970, dolar AS telah mengalami banyak perubahan yang signifikan, terutama setelah keputusan Presiden Richard Nixon yang mengakhiri sistem gold standard.
Juga, mari kita melihat sejarah dolar Amerika sejak 1970, khususnya bagaimana dolar AS bertransformasi dari gold standard menjadi mata uang fiat dan menjadi mata uang cadangan dunia.
Kita akan telisik peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi dolar Amerika Serikat, serta dampak kebijakan yang diambil oleh pemerintah AS terhadap perekonomian global.
Sistem Gold Standard
Gold standard adalah sistem moneter (cara uang diterbitkan dan diedarkan yang dibuat oleh negara melalui bank sentral) yang nilainya didasarkan pada cadangan emas.
Dalam sistem ini, mata uang suatu negara dapat ditukar dengan emas dengan nilai yang telah ditentukan dan sebaliknya.
Pada awal abad ke-20, banyak negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, mengadopsi sistem ini untuk menstabilkan nilai mata uang mereka. Sistem gold standard dipercaya dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi risiko inflasi.
Mengapa AS Mengadopsi Gold Standard
Amerika Serikat mengadopsi sistem gold standard pada 1900 dengan berlakunya Undang-undang Gold Standard.
Alasan utama AS mengadopsi sistem ini adalah untuk menciptakan stabilitas nilai tukar, mengurangi spekulasi dan mendorong perdagangan internasional.
Selain itu, sistem ini juga dianggap sebagai solusi untuk mengatasi masalah deflasi yang terjadi pada akhir abad ke-19 di AS.
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi, di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan drastis sebagai akibat dari lesunya permintaan terhadapnya.
Dolar Amerika Sebelum 1970
Sebelum 1970, dolar Amerika mengalami beberapa perubahan signifikan. Pada 1944, Konferensi Bretton Woods di AS menghasilkan kesepakatan internasional yang menetapkan dolar Amerika sebagai mata uang cadangan utama dunia (global reserves).
Kesepakatan itu oleh 44 negara sekutu AS yang merupakan mitra dagang Negeri Paman Sam ketika itu.
Ketika itu, dolar Amerika dianggap sebagai mata uang yang paling stabil dan aman, serta memiliki cadangan emas yang cukup untuk menjamin nilai tukarnya.
Namun, pada akhir 1960-an, perekonomian AS mulai mengalami tekanan akibat defisit perdagangan, inflasi, dan biaya perang Vietnam.
Latar Belakang Kebijakan Nixon
Pada 15 Agustus 1971, Presiden Richard Nixon mengumumkan keputusan tiba-tiba untuk mengakhiri sistem gold standard dan menggantinya dengan sistem nilai tukar mengambang.
Keputusan yang kala itu disebut sebagai “keputusan sementara” dikenal sebagai “Nixon Shock” dan diambil sebagai respons terhadap tekanan ekonomi yang dihadapi AS pada saat itu.
“The third indispensable element in building the new prosperity is closely related to creating new jobs and halting inflation. We must protect the position of the American dollar as a pillar of monetary stability around the world. In the past 7 years, there has been an average of one international monetary crisis every year… I have directed Secretary Connally to suspend temporarily the convertibility of the dollar into gold or other reserve assets, except in amounts and conditions determined to be in the interest of monetary stability and in the best interests of the United States,” ucap Nixon kala itu dalam siaran televisi nasional.
Dengan kebijakan ini, dolar Amerika tidak lagi dapat ditukar dengan emas, dan nilai tukarnya ditentukan oleh pasar dan seberapa besar kepercayaan para pemegang dolar terhadap pemerintahan AS alias fiat.
Penyebab Kebijakan
Ada beberapa alasan utama yang mendasari kebijakan “Nixon Shock.” Pertama, selama periode 1960-an, AS menghadapi defisit anggaran yang meningkat akibat biaya perang Vietnam dan program Great Society. Hal ini menyebabkan peningkatan inflasi dan menurunnya cadangan emas AS.
Program Great Society itu sendiri digelar pada Januari 1965 di era pemerintahan Presiden Lyndon B Johnson dalam upaya mengentaskan kemiskinan dengan cara menggelontorkan sejumlah dana.
Penyebab kedua, negara-negara Eropa mulai menuntut penukaran dolar mereka dengan emas, karena khawatiran akan kemampuan AS untuk mempertahankan nilai tukar dolar.
Pasalnya ketika itu, muncul sejumlah tanda, bahwa jumlah dolar Amerika yang beredar jauh lebih banyak daripada jumlah emas yang menjadi patokannya.
Ketiga, kekhawatiran akan stabilitas ekonomi global mendorong AS untuk mengambil tindakan guna mengurangi tekanan pada dolar Amerika.
Pengaruh Kebijakan terhadap Dolar Amerika dan Perekonomian Global
Keputusan Nixon untuk mengakhiri gold standard memiliki dampak yang signifikan terhadap dolar Amerika dan perekonomian global, bahkan hingga detik ini. Nilai dolar AS turun, dan banyak negara mulai menjual dolar mereka di pasar internasional.
Hal ini menyebabkan peningkatan volatilitas nilai tukar dan ketidakstabilan ekonomi di seluruh dunia.
Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga memungkinkan pemerintah AS untuk mengendalikan inflasi (meredam kenaikan drastis harga barang dan jasa) serta berfaedah mengurangi defisit anggaran melalui kebijakan moneter yang lebih fleksibel.
Dampak Transisi dari Gold Standard ke Fiat Currency
Transisi dari gold standard ke mata uang fiat memerlukan penyesuaian dalam sistem moneter dan perbankan global.
Setelah keputusan Nixon, nilai tukar dolar Amerika tidak lagi didasarkan pada cadangan emas, melainkan pada kepercayaan pasar terhadap mata uang tersebut.
Hal ini memungkinkan pemerintah AS melalui peran Bank Sentral AS (The Fed) untuk mengendalikan pasokan uang dan menyesuaikan suku bunga sesuai dengan kebutuhan ekonomi.
Transisi ini juga menyebabkan peningkatan volatilitas nilai tukar dan spekulasi di pasar keuangan.
Jadi, ketika pemerintah AS ingin menambah dolar Amerika ke ekonomi, maka Pemerintah AS mengajukan utang kepada The Fed dengan menerbitkan surat utang negara alias bond.
Surat utang itu sejatinya produk investasi yang dijual kepada individu atau negara lain sebagai pernyataan AS berutang. Sebagaimana produk investasi lainnya, maka produk itu memiliki bunga yang diberikan kepada peminjam sebagai imbalan.
Atas nilai utang itulah The Fed menerbitkan dolar Amerika manakala ekonomi memerlukannya dan sebaliknya menjual surat utang itu jika uang beredar terlalu banyak yang bisa menyebabkan inflasi tinggi.
Cara itu dipadupadankan dengan kebijakan suku bunga tinggi untuk meredam inflasi dan sebaliknya menurunkan suku bunga jika inflasi sudah bisa dijinakkan.
Penguatan Mata Uang Fiat
Meskipun berakhirnya gold standard menyebabkan ketidakstabilan di awal-awal, sistem mata uang fiat pada akhirnya menjadi pilihan yang lebih baik bagi perekonomian global dan bertahan kita saat ini dan berlaku di semua negara lainnya.
Dengan sistem ini, pemerintah memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola kebijakan moneter dan dapat merespons lebih cepat terhadap perubahan kondisi ekonomi.
Selain itu, mata uang fiat memungkinkan negara untuk mengurangi risiko deflasi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
Dampak Transisi terhadap Nilai Tukar Dolar Amerika
Transisi dari gold standard ke mata uang fiat berdampak signifikan terhadap nilai tukar dolar AS. Setelah keputusan Nixon, nilai dolar AS mengalami penurunan terhadap mata uang lainnya.
Namun, seiring waktu, dolar Amerika kembali menguat dan menjadi mata uang cadangan utama dunia. Kepercayaan pasar terhadap dolar AS menjadi faktor utama yang menentukan nilai tukarnya
Beberapa faktor menyebabkan dolar Amerika menjadi mata uang cadangan dunia. Pertama, perekonomian AS adalah salah satu yang terbesar dan paling stabil di dunia, sehingga banyak negara mempercayai dolar sebagai mata uang yang aman.
Kedua, dolar AS digunakan secara luas dalam perdagangan internasional dan keuangan, membuatnya menjadi mata uang yang mudah diterima dan diakses di seluruh dunia.
Ketiga, kebijakan moneter dan fiskal AS dianggap cukup kredibel untuk mendukung nilai dolar di pasar internasional.
Dolar Amerika sebagai mata uang cadangan dunia memiliki beberapa dampak penting. Pertama, hal ini memungkinkan pemerintah AS untuk meminjam dengan biaya yang lebih rendah, karena permintaan tinggi akan dolar di pasar internasional.
Kedua, dolar sebagai mata uang cadangan dunia mempengaruhi nilai tukar mata uang lainnya dan dapat menjadi faktor dalam ketidakstabilan nilai tukar global.
Ketiga, dominasi dolar dalam perdagangan dan keuangan internasional membuat negara-negara lain rentan terhadap perubahan kebijakan moneter dan fiskal AS.
Maka, tidaklah heran selama beberapa pekan terakhir, sejumlah negara, pada khususnya Tiongkok mulai bergerak meninggalkan dolar AS.
Organisasi negara BRICS (Brasil, Tiongkok, India dan Rusia) malah sepakat tak lagi menggunakan dolar Amerika untuk melindungi perdagangan mereka.
Bahkan ASEAN belum lama ini menggagendakan agar tak ada lagi dolar AS dalam perdagangan antara negara-negara Asia Tenggara. Sebaliknya mereka menggunakan mata uang masing-masing.
Dampak Politik dan Ekonomi
Dominasi dolar Amerika dalam perekonomian global memiliki implikasi politik dan ekonomi yang signifikan.
Secara politik, posisi dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia memberikan AS pengaruh yang lebih besar dalam hubungan internasional dan memungkinkan AS untuk menggunakan kekuatan ekonominya sebagai alat diplomasi.
Secara ekonomi, dominasi dolar Amerika mengakibatkan ketergantungan negara-negara lain pada kebijakan moneter dan fiskal AS, sehingga kebijakan tersebut dapat memiliki dampak global yang signifikan.
Tantangan dan Krisis Ekonomi
Krisis minyak pada 1970-an merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi dolar Amerika pasca-akhir sistem gold standard. Kenaikan harga minyak dunia menyebabkan inflasi dan resesi ekonomi, yang pada akhirnya berdampak pada nilai dolar AS.
Krisis ini menggambarkan bagaimana ketidakstabilan ekonomi global dapat mempengaruhi nilai mata uang fiat, termasuk dolar Amerika.
Pada periode pasca-gold standard, inflasi menjadi tantangan utama bagi dolar Amerika dan perekonomian AS. Untuk mengendalikan inflasi, Federal Reserve (bank sentral AS) mengadopsi kebijakan moneter yang lebih ketat, seperti menaikkan suku bunga.
Meskipun kebijakan ini berhasil mengurangi inflasi, dampaknya terhadap perekonomian global, seperti resesi dan krisis keuangan, menunjukkan betapa kompleks dan saling terkoneksi antara dolar Amerika, kebijakan moneter AS dan perekonomian global.
Krisis keuangan global pada tahun 2008 merupakan salah satu krisis ekonomi terbesar dalam sejarah modern yang mempengaruhi dolar Amerika.
Krisis ini disebabkan oleh ambruknya pasar perumahan AS dan penyebaran risiko melalui instrumen keuangan yang kompleks. Akibat krisis ini, dolar AS melemah, dan perekonomian global mengalami resesi yang dalam.
Krisis ini menggambarkan betapa rentannya sistem keuangan global terhadap ketidakstabilan ekonomi dan bagaimana dolar Amerika dapat terpengaruh oleh peristiwa ekonomi besar.
Pandemi COVID-19 dan Dampaknya Terhadap Dolar Amerika
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 juga berdampak signifikan terhadap dolar Amerika dan perekonomian global.
Kebijakan lockdown yang diberlakukan di berbagai negara untuk mengendalikan penyebaran virus menyebabkan resesi ekonomi yang mendalam dan ketidakpastian pasar keuangan.
Meskipun dolar AS awalnya menguat sebagai aset safe haven, stimulus fiskal dan moneter yang agresif oleh pemerintah AS dan Federal Reserve menyebabkan dolar melemah.
Pandemi ini menunjukkan bagaimana peristiwa ekonomi besar dan tidak terduga dapat mempengaruhi dolar Amerika dan perekonomian global secara dramatis.
Sejak tahun 1970, dolar Amerika telah mengalami banyak perubahan yang signifikan, mulai dari berakhirnya sistem gold standard hingga menjadi mata uang fiat yang dominan di dunia.
Peristiwa penting dalam sejarah dolar AS mencakup keputusan Presiden Nixon pada 1971, transisi ke mata uang fiat, dan berbagai tantangan dan krisis ekonomi yang mempengaruhi nilai dolar.
Penghapusan gold standard oleh AS memiliki dampak jangka panjang terhadap perekonomian global.
Meskipun awalnya menimbulkan ketidakstabilan nilai tukar dan spekulasi di pasar keuangan, sistem mata uang fiat pada akhirnya menjadi lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan kondisi ekonomi.
Dominasi dolar Amerika sebagai mata uang cadangan dunia dan perannya dalam perdagangan internasional juga membuktikan betapa pentingnya mata uang ini dalam perekonomian global.
Kendati dolar Amerika tetap menjadi mata uang cadangan utama dan alat perdagangan internasional, prospek masa depan dolar tetap tidak pasti.
Faktor-faktor seperti kebijakan moneter AS, perubahan dalam perekonomian global, dan peristiwa ekonomi besar seperti pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi nilai dan posisi dolar dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, penting bagi para pengambil kebijakan, ekonom, dan investor untuk terus memantau perkembangan dolar Amerika dan memahami implikasinya terhadap perekonomian global.
Mempelajari sejarah dolar Amerika sejak 1970 penting untuk memahami bagaimana sistem keuangan global berkembang dan bagaimana mata uang ini mempengaruhi perekonomian di seluruh dunia.
Ini juga relevan dalam konteks tantangan ekonomi saat ini dan masa depan, termasuk perubahan kebijakan moneter, persaingan mata uang cadangan, dan ketidakpastian ekonomi global.
Dengan memahami sejarah dan evolusi dolar Amerika, kita dapat lebih siap menghadapi perubahan dalam perekonomian global dan membuat keputusan yang lebih baik dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. [az]