Dolar Hong Kong Digital Uji Coba di Blockchain Ini

Blockchain kini mulai diterima oleh lembaga keuangan tradisional untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam sistem pembayaran. HSBC baru-baru ini mengumumkan uji coba Dolar Hong Kong Digital (e-HKD) melalui inisiatif “Project e-HKD+” yang didukung oleh Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA).

Langkah ini menunjukkan bahwa implementasi mata uang digital (CBDC) di Hong Kong semakin dekat dan berpotensi mengubah sektor keuangan global. Adopsi blockchain oleh berbagai lembaga keuangan semakin memperbesar peluang ini.

HSBC Mulai Uji Coba Dolar Hong Kong Digital di Blockchain

HSBC mengumumkan pada Rabu (09/07) bahwa mereka telah menguji berbagai desain e-HKD menggunakan teknologi Distributed Ledger Technology (DLT). Uji coba ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran uang digital dalam ekosistem blockchain, mulai dari transfer nilai hingga tokenisasi aset.

Mereka juga mengidentifikasi tantangan terkait privasi dan keamanan serta kemungkinan operasional e-HKD di DLT publik dan privat. Luanne Lim, CEO HSBC Hong Kong, menyatakan bahwa pengalaman mereka akan mengoptimalkan uji coba CBDC Hong Kong ini.

BACA JUGA  Iran Akan Luncurkan Proyek Uji Coba Rial Kripto

“Di HSBC, kami memanfaatkan keahlian finansial mendalam kami untuk memimpin masa depan inovasi keuangan. Dengan fokus pada teknologi yang aman, dapat diakses, dan transformatif, Project e-HKD+ menyoroti komitmen kami terhadap mata uang digital,” jelasnya.

HSBC juga mengeksplorasi potensi penggunaan teknologi seperti Privacy Enhancing Technology (PET) dan identitas terdesentralisasi untuk mendukung privasi transaksi dan keamanan dalam penggunaan Dolar Hong Kong Digital.

Privasi Jadi Fokus Utama Peserta Terhadap e-HKD

Dalam program CBDC ini, HSBC melakukan survei terhadap lebih dari 700 individu di Hong Kong untuk mengukur pandangan mereka tentang mata uang digital tersebut. Hasil survei menunjukkan bahwa 90 persen responden menilai privasi dalam transaksi e-HKD sangat penting.

Hong Kong Resmikan Kebijakan Digital Asset 2.0, Apa Itu?

Selain itu, sekitar 65 persen dari investor profesional mengaku sudah familiar dengan konsep e-HKD, sementara hanya 42 persen responden umum yang mengetahuinya, menandakan adanya kesenjangan pemahaman di masyarakat.

BACA JUGA  Mampukah Harga Cardano (ADA) Kembali ke US$1?

Sebanyak sepertiga responden menyatakan kesediaannya untuk menggunakan e-HKD dalam perdagangan aset digital, dengan alasan utama adalah keamanan. Mereka merasa lebih terjamin dengan dukungan resmi dan sifat digital dari mata uang tersebut.

Untuk memahami lebih dalam tentang pandangan publik ini, John O’Neill, Kepala Grup Aset Digital dan Mata Uang HSBC, menyatakan bahwa eksperimen ini sangat penting dalam mendalami respons masyarakat dan memaksimalkan pengembangan CBDC Hong Kong.

“Pekerjaan eksperimen kami dalam ‘Project e-HKD+’, bersama dengan survei persepsi publik terhadap e-HKD, bertujuan untuk mendukung upaya HKMA dalam mengevaluasi berbagai opsi penggunaan mata uang digital di dunia nyata,” tegasnya.

Dukungan Kuat dari Berbagai Institusi

HSBC bukan satu-satunya institusi yang terlibat dalam Project e-HKD+. Beberapa nama besar, seperti Visa, Mastercard, DBS, dan BlackRock, juga ikut serta. Kolaborasi antara bank tradisional dan perusahaan teknologi memperlihatkan arah sektor keuangan menuju adopsi blockchain untuk transaksi digital yang lebih efisien dan aman.

BACA JUGA  James Altucher: Bitcoin Bisa US$1 Juta pada 2020

Uji coba e-HKD ini menegaskan posisi Hong Kong di garis depan pengembangan CBDC. Proyek ini membuka kemungkinan bagi integrasi uang digital berbasis blockchain dalam sistem keuangan tradisional.

CBDC Indonesia di Depan Mata? Ini Perkembangannya!

Dengan berbagai perusahaan besar yang terlibat, inisiatif ini memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap transaksi keuangan dalam beberapa tahun mendatang. Kesuksesan mata uang digital ini dapat mempercepat transisi menuju sistem pembayaran yang lebih modern dan terdesentralisasi. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait