Dolar Melemah, Saham dan Kripto Kian Dijamah

Prospek penunjukan tokoh baru Ketua Federal Reserve (The Fed) yang berpandangan lunak terhadap suku bunga, seperti Scott Bessent atau Kevin Warsh, dipandang sebagai pemicu positif bagi lonjakan harga aset berisiko, termasuk aset kripto dan saham AS.

Wacana ini menguat setelah Presiden Trump mengungkapkan telah menyiapkan kandidat pengganti Jerome Powell, di tengah ketidakpastian arah kebijakan ekonomi global.

“Nama-nama ini dikenal cenderung mendukung pelonggaran moneter. Jika salah satunya dipilih, pasar akan membaca sinyal kuat bahwa suku bunga dapat turun lebih cepat,” ujar Fahmi Almuttaqin, analis di Reku, dalam keterangan tertulisnya kepada Blockchainmedia.id, Selasa (1/7/2025). 

Ia menambahkan, kabar ini berpotensi menekan nilai dolar AS sekaligus membuka aliran likuiditas baru menuju aset-aset berisiko.

Bitcoin dan Nasdaq Naik Tajam, Pasar Antisipasi Pelonggaran

Pasar keuangan telah menunjukkan reaksi. Harga Bitcoin sempat menanjak ke kisaran US$108.000 pada Senin (20/6/2025) lalu sebagai respons terhadap kemungkinan perubahan arah kebijakan The Fed

BACA JUGA  Binance Akan Gunakan Versi Terbaru Fiat Gateway Buatan Paxos Trust Company

Di sisi lain, S&P 500 dan Nasdaq berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa pada penutupan perdagangan Jumat lalu. Sepanjang kuartal kedua, S&P 500 tercatat naik 10,6 persen, sementara Nasdaq melonjak 17,8 persen, didorong penguatan saham teknologi.

Fahmi menambahkan, pencabutan pajak digital di Kanada turut menjadi faktor pendorong reli saham teknologi. 

“Kebijakan ini memberi ruang bagi valuasi yang lebih menarik, yang sebelumnya tertahan karena tekanan regulasi,” ujarnya.

Sinyal penurunan suku bunga lebih cepat, bahkan seawal Juli, semakin diperkuat oleh ekspektasi pasar. 

“Jika data inflasi menunjukkan tren penurunan lebih tajam, maka The Fed bisa mengambil langkah dovish lebih cepat. Ini memperbesar daya tarik saham pertumbuhan dan aset kripto,” tambahnya.

Namun, strategi Trump yang disebut sebagai shadow chair, yaitu dengan menunjuk calon pengganti sebelum masa jabatan Powell berakhir, menimbulkan potensi kebingungan di pasar. Salah satu peluang yang mungkin dimanfaatkan adalah kursi Dewan Gubernur The Fed yang akan kosong pada Januari 2026. 

BACA JUGA  Ethereum Ditinggal Investor, Bitcoin Kembali Jadi Primadona

“Langkah semacam ini bisa menciptakan ketidakpastian baru, terutama di pasar mata uang dan obligasi,” ujar Fahmi.

Dampak dari skenario tersebut adalah meningkatnya volatilitas, baik di pasar kripto maupun saham. 

“Trump bahkan sempat mengirim pesan pribadi kepada Powell, mendesaknya untuk memangkas suku bunga ke 1 persen. Ini mencerminkan adanya tekanan politik terhadap independensi kebijakan moneter,” tambahnya.

Meski dinamika tinggi tengah berlangsung, peluang investasi tetap terbuka. Fahmi menyarankan strategi investasi berkala seperti Dollar-Cost Averaging (DCA). 

“Strategi ini memungkinkan investor membeli aset kripto unggulan dan saham AS terbaik secara konsisten,” jelasnya. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait