Data CoinMarketCap dan TradingView menunjukkan dominasi Bitcoin (BTC) bernilai 41 persen dari total kapitalisasi pasar kripto, terendah sejak awal tahun 2022. Hal ini berarti pasar kripto sedang memasuki alt season.
Setelah menderita penurunan nilai besar-besaran menyusul kegagalan Terra (LUNA), pasar altcoin mengalami reli kuat dalam beberapa bulan terakhir.
Seiring harga BTC yang memantul dari US$17.600 pada bulan Juni, terendah dalam 18 bulan, altcoin turut menerima angin segar dan bersaing dengan keuntungan yang diraih investor BTC.
Dominasi Bitcoin Turun dan Alt Season
Coin Telegraph melaporkan, pangsa pasar BTC kini berada di angka terendah sejak Januari silam. Ether (ETH) mulai mengambil pangsa pasar kripto selama beberapa pekan terakhir.
Sentimen positif bagi altcoin didukung oleh tolok ukur yang dinamakan altseason, yakni periode dimana altcoin mengalahkan BTC sebagai investasi yang menguntungkan.
Dengan skor 94/100, Altcoin Season Index menunjukkan angka yang menjanjikan bagi altseason sejak bulan Juni 2021 lalu. Bila angka tersebut bernilai rendah, maka BTC berada di posisi yang lebih menguntungkan dibanding altcoin.
Altseason terjadi ketika 75 persen dari 50 aset kripto teratas menunjukkan performa lebih besar dibanding BTC selama musim terakhir, yakni dalam kurun waktu 90 hari terakhir.
Sementara itu, kontroversi terkait peristiwa merge ETH menyebabkan harga ETH terlihat kurang meyakinkan. Dalam 24 jam terakhir, harga ETH merosot 7 persen, sedangkan BTC kehilangan nilai US$1.000.
Analis kripto Michael van de Poppe berkata, kekhawatiran terhadap pengumuman Indeks Harga Konsumen AS (CPI) adalah penyebab harga aset kripto menurun.
Alat pengawasan on-chain mengungkap, pemain besar di bursa kripto Bitfinex telah mengurangi posisi long ETH. Hal tersebut menandakan sentimen investor berubah menjadi negatif.
Saat ini, posisi long berada pada nilai yang sama sebelum peristiwa LUNA pada bulan Mei silam. Kendati demikian, van de Poppe menghimbau investor agar tidak tergesa-gesa terkait harga ETH.
“Banyak orang mulai menargetkan harga ETH US$300 atau US$600 saat koreksi terjadi. Hal itu tidak perlu, sebab orang terpaku pada bias masing-masing. Mereka tidak bisa memantau pasar kripto secara objektif,” pungkas van de Poppe. [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.