Donald Trump semakin mendekatkan diri pada dunia kripto, demi ambisi politik menjadi presiden Negeri Paman Sam lagi. Proyek World Liberty Financial pun jadi tumpuan yang mungkin enggan dilanjutkan.
Dalam sesi Spaces di X beberapa waktu lalu, mantan presiden Amerika Serikat ini secara resmi meluncurkan proyek World Liberty Financial (WLFI), sebuah inisiatif decentralized finance (DeFi) yang menjanjikan dunia baru dalam keuangan. Bahkan baru-baru ini dia dikabarkan membeli burger menggunakan Bitcoin di sebuah bar di New York, menandai transaksi pertama kali menggunakan kripto unggulan itu. Namun, di balik janji-janji tersebut, proyek yang dipimpin oleh Donald Trump ini juga memunculkan tanda tanya besar, baik dari segi keamanan maupun implikasi politiknya.
Meski sempat skeptis terhadap Bitcoin dan bahkan menyebutnya sebagai “penipuan”, Donald Trump kini justru terlihat memanfaatkan momentum kripto sebagai salah satu strategi politiknya. Transformasi pandangan Donald Trump terlihat sejak peluncuran koleksi NFT Trump pada 2022, yang langsung terjual habis dalam sehari dan menghasilkan hampir US$5 juta. Keberhasilan tersebut tampaknya mengubah sikapnya, yang kemudian semakin gencar mendekati komunitas kripto, termasuk dengan menghadiri konferensi Bitcoin di Nashvill, pertemuan tahunanan komunitas kripto global yang sangat berpegaruh.
Trump Rilis NFT Baru Demi Gaet Suara Kripto di Pemilu November
Namun, proyek World Liberty Financial yang diperkenalkannya dan disebut kelak dijalankan oleh keluarga besar Trump, ini jauh lebih besar dari sekadar berdagang NFT. Proyek ini berpusat pada token WLFI, yang diklaim sebagai bentuk baru governance token atau token tata kelola yang memberi hak suara bagi pemiliknya dalam perkembangan aplikasi.
“Misi kami sangat jelas: Membuat kripto dan Amerika hebat dengan mendorong adopsi massal stablecoin dan keuangan terdesentralisasi. Kami percaya bahwa DeFi adalah masa depan, dan kami berkomitmen untuk membuatnya dapat diakses dan aman bagi semua orang,” sebut tim WLFI di channel Telegram resmi mereka.
Mereka juga menambahkan, bernada kampanye politik tentu saja, bahwa dengan menyebarkan stablecoin yang terikat pada dolar AS di seluruh dunia, kami memastikan bahwa dominasi dolar AS terus berlanjut, mengukuhkan kepemimpinan dan pengaruh keuangan Amerika di panggung global.
Meski ini terdengar inovatif, beberapa aspek dari proyek ini yang dikelola oleh Donald Trump justru menimbulkan pertanyaan, terutama terkait aksesibilitas dan transparansi.
Yang pertama, disebutkan bahwa token ini hanya tersedia bagi investor terakreditasi, yaitu mereka yang memiliki kekayaan bersih lebih dari US$1 juta. Hal ini tentu berseberangan dengan klaim proyek ini yang dipimpin Donald Trump dan bertujuan untuk membantu masyarakat yang tidak terlayani oleh sistem perbankan tradisional. Ibarat membuka toko roti di kawasan elit, tapi menyatakan bahwa tujuannya untuk membantu kaum miskin. Jelas ini kontradiktif, kendati dalam konteks politik merebut simpati.
Dalam sesi Spaces di X lalu, sejumlah informasi tambahan terungkap, meskipun Donald Trump sendiri hanya memberikan pernyataan singkat. Proyek ini tampaknya memiliki struktur yang memungkinkan tim internal untuk mengontrol 20 persen dari total token, sementara 63 persen akan dijual ke publik. Sebagian besar pengamat melihat pembagian ini sebagai tanda bahwa proyek yang dipelopori oleh Donald Trump, World Liberty Financial, mungkin lebih berfokus pada kepentingan orang dalam ketimbang tujuan utamanya.
Di sisi lain, banyak investor kripto yang terbiasa dengan konsep desentralisasi tentu mempertanyakan sejauh mana desentralisasi bisa benar-benar diterapkan dalam proyek Donald Trump ini.
Secara sederhana, DeFi adalah ekosistem keuangan yang dibangun di atas teknologi blockchain, dengan tujuan menyediakan layanan keuangan tanpa perlu perantara seperti bank, lembaga keuangan, atau broker. Semua transaksi di DeFi terjadi di jaringan blockchain yang bersifat transparan dan dapat diakses oleh siapa saja, dengan menggunakan smart contract untuk mengotomatisasi perjanjian atau kesepakatan.
Dalam sebuah perumpamaan, bayangkan sebuah vending machine otomatis yang bisa memberikan layanan yang sama tanpa perlu kasir. Kamu hanya perlu memasukkan uang (atau aset digital), memilih layanan yang kamu butuhkan (misalnya meminjam, menabung, atau berinvestasi), dan mesin tersebut langsung mengatur semuanya secara otomatis berdasarkan aturan yang sudah tertulis di dalamnya (program/smart contract).
Faktor Keamanan dan Konflik Kepentingan Donald Trump
Kekhawatiran terbesar justru datang dari segi keamanan dan potensi konflik kepentingan. Beberapa analis kripto mencatat bahwa konsep yang diusung oleh Donald Trump melalui World Liberty Financial memiliki banyak kemiripan dengan Dough Finance, aplikasi DeFi lain yang sempat menjadi korban peretasan pada musim panas lalu.
Masalah keamanan seperti ini menjadi sorotan, terutama di tengah meningkatnya tindakan regulator terhadap perusahaan kripto. Donald Trump sendiri berada dalam posisi yang unik, mengingat ia pernah menjadi presiden dan kini mencalonkan diri kembali.
Dengan adanya inisiatif bisnis baru seperti ini, Donald Trump bisa saja menghadapi tuduhan bahwa ia menggunakan pengaruh politiknya untuk melindungi bisnis pribadinya.
Bayangkan skenario di mana seorang kandidat presiden seperti Donald Trump juga memiliki kontrol atas proyek keuangan yang bisa mempengaruhi kebijakan, jelas ini bisa memicu tuduhan konflik kepentingan.
World Liberty Financial: Trump dan Strategi Marketing Kripto yang Kontroversial
Namun, aspek politik dari proyek kripto ini tidak bisa diabaikan. Dalam pemilu 2024, pendanaan kampanye yang berasal dari komunitas kripto terus meningkat. Bahkan, Super PAC yang berfokus pada kripto telah muncul sebagai salah satu pendukung utama dalam pemilihan kali ini.
Dengan meluncurkan proyek kripto, Donald Trump tampaknya ingin memperkuat basis dukungan keuangannya di kalangan pemilik modal besar yang tertarik dengan teknologi blockchain.
“Kripto adalah salah satu hal yang harus kita lakukan, suka atau tidak,” katanya di Spaces di X itu.
Meski begitu, banyak yang meragukan kelayakan jangka panjang dari proyek World Liberty Financial yang diperkenalkan oleh pengusaha tenar ini. Dengan token yang tidak bisa dipindahtangankan dan tidak menghasilkan imbal hasil, daya tarik investasi bagi publik akan sangat terbatas. Kombinasi dari struktur token yang kontroversial, kurangnya kejelasan tentang keamanan, serta potensi konflik kepentingan membuat proyek yang dipimpin oleh Donald Trump ini tampak lebih seperti manuver politik ketimbang inovasi keuangan sejati.
Pada akhirnya, langkah Pria Texas itu di dunia kripto mungkin lebih banyak berkaitan dengan pencitraan politik dan upaya mendulang dukungan, daripada menciptakan solusi nyata bagi permasalahan keuangan masyarakat luas.
Namun, di dunia kripto yang penuh ketidakpastian, hanya waktu yang akan membuktikan apakah proyek Donald Trump ini akan berhasil atau berakhir seperti banyak proyek kripto lainnya—ambisius, tetapi tidak berkelanjutan. [ps]