Donasi Crypto Gempa Turki Mencapai US$2,6 Juta

Pagi hari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda Turki dan Suriah. Haluk Levent, seorang musisi populer di Turki, bertemu dengan pengawas keuangan negara Turki untuk mengizinkan pembuatan dompet kripto untuk mengumpulkan donasi.

Dalam beberapa jam, Levent berhasil men-tweet tiga alamat dompet crypto baru yang dapat digunakan untuk menerima sumbangan selama satu minggu.

Tapi tak lama setelah tweetnya, akun penipuan mulai bermunculan di Twitter dengan dompet kripto mereka sendiri yang ditautkan, dan klaim sebagai badan amal yang membantu para korban di Turki, dikutip dari Marketwatch.

Levent memperingatkan para pengikutnya untuk melaporkan akun tersebut. Satu akun yang dipermasalahkan menggunakan nama dan logo yang sama dengan LSM yang dijalankan oleh Levent bernama AHBAP, yang membantu para korban di Turki.

Crypto Scam Mengatasnamakan Gempa Turki

Baik akun LSM AHBAP yang berperan membantu gempa Turki dan akun scam yang meniru AHBAP belum memiliki tanda terverifikasi dari pihak Twitter, padahal pengguna telah tag Twitter dan Elon Musk untuk memverifikasi LSM yang sebenarnya.

Akun scam tersebut akhirnya dihapus oleh Twitter. Platform media sosial ini tetap tidak menanggapi permintaan komentar mengenai apakah akan memverifikasi akun AHBAP yang asli.

Situasi tersebut membuat banyak ahli dan pengguna kripto memperingatkan orang lain tentang menyumbangkan cryptocurrency ke dompet yang berpotensi scam, yang mungkin saja sulit dikenali oleh mata yang tidak terlatih.

Ketika kripto telah dikirim ke crypto wallet, maka ini tidak bisa kembali lagi jika itu scam. Tapi, pakar keamanan kripto mengatakan terdapat beberapa hal yang bisa diperhatikan.

“Dalam situasi di mana jelas bahwa akun Twitter telah dimulai pada hari yang sama dengan gempa bumi Turki, atau telah aktif sebelumnya tetapi mengubah namanya, kemungkinan besar akun tersebut adalah scam,” kata Arda Akartuna.

Akartuna yang merupakan senior analis ancaman kripto di Elliptic juga menyarankan untuk memeriksa history dari akun yang membagikan alamat crypto wallet, yang tertulis sebagai rangkaian huruf dan angka acak yang panjang.

“Jika seseorang meletakkan alamat dompet di luar sana dan mengatakan ‘ini adalah alamat donasi untuk tujuan ini’ lalu melihatnya dan transaksi yang dilakukan jauh sebelumnya, itu menggambarkan bahwa itu bukan disiapkan murni untuk donasi,” tambahnya.

Tapi indikasi ini tidak selamanya berlaku scam, karena pada kebanyakan kondisi dan situasi, orang-orang akan membuat wallet baru seperti yang dilakukan Levent untuk membantu gempat Turki.

Transaksi ke dan dari dompet kripto dapat dilihat di situs situs seperti Nansen, yang menunjukkan bahwa kripto senilai US$2,6 juta telah disumbangkan ke Turki pada Selasa (7/2/2023) sore.

Terlepas dari semua tantangan ini, para pendukung kripto suka menyumbang dengan aset digital tersebut untuk gempa Turki dan lainnya karena memiliki beberapa dibandingkan menyumbang menggunakan mata uang fiat.

“Manfaat menggunakan donasi crypto adalah menghindari biaya transfer yang besar untuk transfer internasional,” kata Akartuna.

“Beberapa orang yang membutuhkan bantuan mungkin tidak memiliki rekening bank yang dapat menerima transfer internasional, sehingga mengirim dana dengan kripto jadi lebih murah dan cepat serta dapat diakses oleh mereka yang tidak berada dalam jaringan keuangan pada situasi tersebut,” tambahnya.

Inisiatif dan bantuan donasi kripto untuk gempa Turki diharapkan dapat terkirim dan dimanfaatkan dengan baik. Lalu, para pengirim donasi harus berhati-hati agar tidak salah kirim ke akun scam yang mengatasnamakan kemanusian dan gempa tersebut. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait