Timothy Ronald, sosok penuh kontroversi yang kerap dijuluki Raja Kripto Indonesia, kembali menjadi sorotan. Ucapannya yang menyindir komunitas gym dengan pernyataan bernada kasar menuai kecaman dari berbagai pihak. Pernyataan tersebut bukan hanya memicu reaksi publik, tetapi juga membuka jalan bagi terkuaknya sisi-sisi gelapnya. Kabar terbaru yang tengah hangat adalah dugaan tudingan dari sejumlah ‘pelanggan’ Akademi Crypto yang mengaku merugi setelah ikut program kripto yang didirikan oleh Timothy itu.
Orang Pintar Gak Akan Ngegym
Timothy Ronald, Co-Founder Akademi Crypto dan sosok yang dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam industri kripto Indonesia, kembali menarik perhatian. Dalam sebuah podcast bersama streamer populer Muhammad Jannah, atau yang akrab disapa Niceguymo, pada Selasa (29/07/2025), Timothy melontarkan pernyataan yang memicu kontroversi.
Saat Jannah menanyakan alasan Timothy tak pernah terlihat berolahraga di gym, mengingat dirinya dianggap sudah “pintar dan kaya”, sang Raja Kripto Indonesia ini memberikan jawaban yang tidak terduga.
“Ini gue pengen ngelempar statement yang bakal kontroversial. Menurut gue, orang yang suka ngegym sampai jadi banget badannya, itu nggak akan sepintar itu. Karena itu aktivitas paling bodoh,” ujar Timothy dengan tegas.
Pernyataan tersebut menimbulkan gelombang respons dari warganet, terutama dari komunitas kebugaran. Meski terdengar merendahkan, influencer crypto tersebut menjelaskan bahwa pernyataannya bukan ditujukan pada kesehatan, melainkan pada aspek mental dari aktivitas gym itu sendiri.
Menurutnya, aktivitas seperti angkat beban tidak memberikan stimulasi intelektual, berbeda dengan olahraga lain seperti boxing, basket, atau tenis yang dianggapnya lebih kompleks secara kognitif.
“Lu cuma narik dan maksa otot lu doang, itu otaknya kosong… Gym itu, menurut gue, buat orang-orang yang bodoh,” imbuhnya, sambil membandingkan dengan jenis olahraga lain.
Attention Game Timothy Ronald Terbukti Manjur
Seperti yang mungkin telah direncanakan, strategi Timothy menuai hasil. Pernyataannya yang menyebut aktivitas gym dengan nada kasar memicu kontroversi. Sejumlah pelaku industri kebugaran pun angkat bicara, salah satunya adalah Canggih Fitra, influencer ternama di dunia fitness Indonesia.
Fitra secara tegas menolak dan menyayangkan strategi yang ia sebut sebagai “attention game” yang dimainkan oleh Timothy. Ia menilai cara tersebut tidak etis, apalagi jika dilakukan dengan menyerang komunitas atau individu tertentu demi kepentingan personal.
“Yang bikin saya miris dari kejadian ini adalah, sejak kapan atensi yang dibuat dari menghina seseorang ataupun komunitas dijadikan prestasi?” ujar Fitra dalam reels yang diunggah di Instagram pada Sabtu (02/08/2025).
Tak hanya Fitra, figur publik lainnya seperti Deddy Corbuzier juga turut memberikan respons. Lewat akun Instagram-nya, Deddy awalnya mengaku terkejut dengan pernyataan Timothy. Namun dalam unggahan lanjutan pada Jumat (01/08/2025), ia menyampaikan sindiran halus dengan gaya khasnya.
Tanpa menyebut nama, Deddy menceritakan tentang seorang temannya yang pernah menghina “vegetarian”—istilah plesetan yang tampaknya ia gunakan untuk menggambarkan komunitas gym yang sebelumnya direndahkan oleh sang Raja Kripto Indonesia.
Setelah pernyataannya viral, teman tersebut menelepon Deddy dan mengaku tak menyangka dampaknya akan sebesar itu. Lebih mengejutkan lagi, ia justru berencana membuka restoran khusus vegetarian.
“Gila lu, cara branding kayak gitu. Lu nggak tahu aja, orang-orang ‘vegetarian’ itu banyak yang kuat dan penting. Sekarang mereka ngincer lu,” ucap Deddy dengan nada setengah bercanda.
Kontroversi Timothy Ronald, Crypto Influencer Indonesia yang Penuh Warna
Deddy mengaku sempat menyarankan temannya untuk meminta maaf. Namun sang teman menolak karena khawatir branding yang sudah ia bangun selama ini akan hancur jika mengakui kesalahan.
Akademi Crypto Dirujak Netizen
Pernyataan Timothy Ronald sebelumnya kini berbalik menjadi bumerang. Dampaknya tak hanya memicu kemarahan publik, tapi juga menyeret nama Akademi Crypto—kelas yang ia dirikan bersama Kalimasada. Sebuah unggahan dari Canggih Fitra pada Sabtu (02/08/2025) menguak sisi gelap di balik proyek tersebut. Belakangan, Canggih fitra membeberkan hal itu secara langsung di podcast Deddy Corbuzier, Rabu (6/8/2025).
Dalam postingan itu, tampak tangkapan layar berisi keluhan dari anggota AC yang mengaku sebagai korban. Salah satu member menyebut dirinya bergabung sejak 2024 dan mengikuti sinyal altcoin dari Kalimasada. Namun, hasilnya justru rugi besar.
“Timothy AVS nebar FOMO, bilang pasti close the top, 100 persen altseason pasti terjadi, up only. Tapi nyatanya malah rungkat sampai minus 80–100 persen,” ujar salah satu member Akademi Crypto.
Keluhan serupa datang dari member lainnya. Ia menilai sinyal-sinyal yang diberikan tidak akurat dan tidak sesuai dengan promosi awal. Bahkan grup Discord milik edukator tersebut diklaim dibatasi, membuat anggota tidak bisa mengirim pesan.
Lebih jauh, beberapa anggota mengaku bahwa informasi yang dibagikan di Akademi Crypto sebenarnya tak jauh berbeda dengan yang sudah banyak beredar di media sosial. Salah satu member juga menyebut adanya janji manis di awal bahwa portofolio mereka akan naik dalam waktu singkat.
“Di awal aja manis. Poster di website Akademi Crypto dulu bilang kalau join tiga bulan, portofolio kita pasti naik. Tapi setelah kejadian MANTA dan lainnya, posternya diubah dan juga Discord dibungkam,” tulis salah satu anggota.

Timothy Bungkam, Publik Menanti Klarifikasi
Hingga kini, Co-Founder Akademi Crypto, Timothy Ronald, masih bungkam soal pernyataan kontroversial yang ia unggah sebelumnya. Ia juga belum menanggapi postingan dari Canggih Fitra yang mengungkap keluhan sejumlah member Akademi.
Alih-alih memberikan klarifikasi, Timothy justru mengunggah video baru bertajuk “Borong Bitcoin Episode 27” pada Rabu (06/08/2025), seolah tak terjadi apa-apa. Padahal, drama yang dipicu oleh statement-nya kini terus bergulir, dan semakin banyak pihak mulai angkat suara.
Pertanyaannya kini: apa langkah Timothy selanjutnya? Apakah ia akan tetap bertahan dengan citra “Raja Kripto Indonesia” yang sudah dibangun, atau justru mengambil langkah mundur di tengah sorotan publik yang makin tajam? [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.