Dulu Anti Bitcoin, Sekarang JP Morgan Chase Bikin JPM Coin

Bank ternama asal asal Amerika Serikat, JP Morgan Chase mengumumkan, Kamis, (15/2), telah menciptakan dan mengujicoba kripto sendiri, bernama JPM Coin. Kripto itu berbasis blockchain yang bertujuan menggantikan teknologi lama seperti SWIFT dan transfer uang antarnegara, serta menyediakan penyelesaian pembayaran yang lebih cepat bagi klien institusi bank tersebut.

Menyebut JP Morgan Chase, kita akan selalu ingat dengan sosok manusia bernama Jamie Dimon, yang tak lain dan tak bukan adalah CEO bank raksasa itu. Pada pertengahan tahun 2017 dan beberapa kesempatan setelah itu, ia kerap berteriak-teriak, bahwa Bitcoin itu lebih parah daripada fenomena Tulip Mania. Tak lupa dia bilang, Bitcoin itu hanya cocok bagi orang-orang di Venezuela atau di Korea Utara, termasuk orang-orang pelaku kejahatan seperti pengedar narkoba atau pembunuh.

Secara umum, terhadap mata uang kripto (cryptocurrency), serangan pedas ia juga lontarkan: berpotensi disalahgunakan untuk pencucian uang. Namun, di saat yang sama, JP Morgan justru dituding memfasilitasi tindak kejahatan pencucian uang. Ironis.

Sebelum JP Morgan membuat kriptonya sendiri, JP Morgan sebenarnya sudah minta maaf kepada publik soal hardikan kerasnya kepada Bitcoin. Bahkan JP Morgan diketahui sudah punya sistem blockchain sendiri, bernama IIN (Interbank Information Network).

Kendati banyak pihak masih mengagung-agungkan semangat dasar Bitcoin yang desentralistik dan tidak ada peran tunggal negara atau perusahaan besar di dalamnya, pada kenyatannya, secara mudah dan cepat, setiap individu atau kelompok bisa membuat kripto sendiri. Unsur sentralistik pun masih bisa ditanamkan di dalamnya, sebagaimana yang dilakukan oleh JP Morgan dengan JPM Coin-nya ini.

Jadi, di sini urusan desentralistik adalah sebuah pilihan, sepanjang model sentralistik masih terasa ramah oleh khalayak. Itulah sebabnya Venezuela, Iran dan sejumlah negara lainnya semakin doyan bikin “kripto” sendiri. Toh, kode blockchain sendiri adalah open source. Maka, terserahlah kepada JP Morgan punya kripto sendiri, yang dianggap bisa mempermudah proses transaksi bisnisnya.

Maka, langkah JP Morgan yang terjun sebagai pemain di industri kripto terbilang signifikan, sebab bank tersebut merupakan bank terbesar di AS dengan total aset yang dikelola lebih dari US$2,6 triliun. Menurut pernyataan resmi yang dirilis di situs JP Morgan, JPM Coin adalah stablecoin yang dipatok satu banding satu terhadap dolar AS yang disimpan di rekening JP Morgan Chase North America.

“Kami percaya JPM Coin bisa menghadirkan manfaat signifikan bagi aplikasi blockchain dengan mengurangi resiko penyelesaian pembayaran, mengurangi kebutuhan modal dan memungkinkan transfer nilai secara instan,” jelas bank tersebut.

Proses transaksi JPM Coin terdiri dari tiga langkah. Pertama, klien JP Morgan melakukan deposit sejumlah uang ke rekening tertentu dan menerima JPM Coin dalam jumlah setara. Kedua, koin tersebut digunakan untuk bertransaksi dengan klien JP Morgan lain melalui jaringan blockchain. Ketiga, penerima JPM Coin tersebut bisa mengkonversikannya ke dolar AS di bank JP Morgan.

Saat ini, JPM Coin masih berada dalam tahap pengkajian dan uji coba akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang. Menanggapi pertanyaan apakah regulator mendukung kripto tersebut, JP Morgan menyatakan seiring pihaknya mendekati produksi, bank tersebut akan berbicara kepada regulator untuk menjelaskan rancangan kripto itu dan meminta nasihat serta persetujuan.

Selain itu, semua klien yang ingin menggunakan JPM Coin diwajibkan menjalani proses Know Your Customer (KYC) dan aturan anti pencucian uang untuk memastikan ketaatan hukum.

JPM Coin akan diterbitkan di Quorum, sebuah versi Ethereum yang dikembangkan JP Morgan untuk fokus di skala perusahaan, kemudian diperpanjang ke platform lainnya. Menurut JP Morgan, JPM Coin bisa dijalankan di semua jaringan blockchain standar.

JP Morgan mengklaim pihaknya selalu percaya pada potensi teknologi blockchain dan mendukung kripto selama dikendalikan dan diregulasi dengan benar. Sebagai salah satu bank terbesar di dunia, JP Morgan berada pada posisi yang unik untuk menjadi pionir penerapan blockchain pada skala besar secara teregulasi.

JP Morgan berkata, kripto baru tersebut ditujukan untuk transfer bisnis ke bisnis. Saat ini, bank itu tidak berencana membuka JPM Coin untuk dimiliki atau digunakan individual. Kendati demikian, penghematan biaya dan peningkatan efisiensi yang terjadi di bisnis yang menggunakan JPM Coin akan menghasilkan layanan yang lebih baik bagi pelanggan bisnis tersebut.

Langkah JP Morgan tersebut tidak terlalu mengejutkan. Seiring berkembangnya teknologi blockchain, tidak dapat dihindari lembaga keuangan besar akan mulai memanfaatkan teknologi tersebut untuk memperbarui layanan mereka. [cnn/cryptoslate.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait