Edukasi Publik, Vexanium Selenggarakan Konferensi Teknologi Blockchain, 18 November Mendatang

Vexanium, perusahaan penyedia teknologi blockchain yang berbasis di Indonesia akan menyelenggarakan konferensi teknologi blockchain pada 18 November 2019 mendatang di Jakarta. Vexanium menyasar kalangan mahasiswa agar lebih melek terhadap teknologi baru tersebut.

“Konferensi blockchain yang bertajuk ‘Powering the Future’ ini akan diselenggarakan di Pique Nique, Jakarta Barat bekerjasama dengan Nodes Community. Para peserta yang diundang adalah sebagian besar dari kalangan mahasiswa di bidang ilmu komputer dan informatika, agar lebih tahu dan paham tentang manfaat teknologi blockchain,” kata Edward Guustaaf, Community Manager Vexanium dalam keterangan persnya, Jumat (1/11/2019).

Edward menyebutkan latar belakang diselenggarakan acara ini adalah karena masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai teknologi blockchain yang digadang-gadang sebagai bagian dari Revolusi Industri 4.0.

“Saat ini Indonesia sebagai negara berkembang sebenarnya belum tertinggal jauh untuk mengadopsi teknologi blockchain ini. Itulah sebabnya kita perlu mendorong kesadaran blockchain secara terus menerus melalui beragam acara, seperti seminar, diskusi, pelatihan dan konferensi seperti ini,” jelas Edward.

Di bawah bendera PT. Wujudkan Mimpi Indonesia, Vexanium dirintis pada tahun 2018. Ketika itu Vexanium masih menggunakan blockchain Achain. Namun, seiring dengan perkembangan industri blockchain, Vexanium merasa perlu membuat teknologi blockchain sendiri, tanpa bergantung sepenuhnya dengan blockchain yang lain.

Sejak 26 Juni 2019, barulah Vexanium merampungkan sebagian teknologi blockchain-nya dan resmi hijrah dari Achain. Setelah 19 April 2019 Vexanium pun meluncurkan versi test net (uji coba) blockchain Vexanium sehingga dapat diakses oleh publik.

Pada 2018 lalu, CEO Vexanium Danny Baskara mengatakan, independensi adalah hal yang lumrah di industri blockchain. Dengan membuat jaringan blockchain sendiri, kata Danny, Vexanium akan lebih leluasa menerapkan segala konsep yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini dan di masa depan. Ini serupa dengan langkah Binance Coin (BNB) yang “merdeka” dari blockchain Ethereum ke blockchain buatan mereka sendiri, Binance Chain. Sebelumnya, Juni 2018 Tron juga hijrah dari Ethereum.

“Secara konkret, dengan main net Vexanium memungkinkan entitas bisnis lainnya membuat token di jaringan Vexanium. Dengan kata lain, Vexanium memiliki lokomotif sendiri untuk melebarkan sayapnya. Isu kecepatan transaksi juga tak lagi masalah, bisa mencapai 2.000 transaksi per detik (TPD),” jelas Danny.

Danny menegaskan, dengan Vexanium membuat blockchain sendiri ini akan menjadi role model (contoh) bagi perusahaan-perusahan lain yang ingin berkecimpung di industri blockchain. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait