Ekonom AS Sebut Dolar Amerika akan Kehilangan Pamor, Tiongkok dan India Ambil Alih

Ekonom terkenal asal Inggris baru-baru ini memicu perbincangan tentang dedolarisasi dan potensi munculnya mata uang bersama BRICS, atau bahkan yuan Tiongkok, menjadi alternatif dolar Amerika sebagai mata uang cadangan dunia.

Bitcoin News melaporkan, Ekonom Inggris Lord Jim O’Neill meyakini bahwa pamor dolar Amerika sebagai mata uang cadangan dunia yang dominan akan meredup suatu saat nanti.

Namun, ia tidak memperkirakan bahwa mata uang bersama aliansi tersebut akan menggantikan peran itu.

Dolar Amerika akan Kehilangan Pamor 

Dalam wawancara terbaru dengan IC Intelligence, ia menolak gagasan tentang mata uang tunggal bagi negara-negara BRICS sebagai sangat tidak masuk akal dan menggelikan.

Ia menyoroti perselisihan historis antara Tiongkok dan India, dua anggota BRICS, dalam beberapa isu kunci, termasuk sengketa perbatasan yang sedang berlangsung.

“Yang lebih mungkin dan lebih layak dipertimbangkan adalah suatu saat nanti, RMB [renminbi] dan mungkin juga rupee akan menjadi mata uang yang jauh lebih penting bagi dunia,” ujar O’Neill.

Ia juga menambahkan bahwa jika Tiongkok dan India, dua ekonomi terbesar yang sedang berkembang, dapat mencapai kesepakatan dalam hal-hal penting, hal tersebut berpotensi mempercepat penurunan dominasi dolar Amerika.

Namun, Lord O’Neill juga mengakui beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh yuan Tiongkok agar dapat menjadi mata uang global yang disukai daripada dolar Amerika.

Ia pun menekankan pentingnya membangun kepercayaan dan menghilangkan ketidakpastian bagi individu di seluruh dunia yang menyimpan kekayaan mereka dalam suatu mata uang tertentu.

Transparansi dan likuiditas adalah atribut penting yang perlu diatasi, dan Lord O’Neill menyatakan keraguan mengenai apakah Partai Komunis Tiongkok (PKT) mampu memenuhi persyaratan tersebut.

Negara-negara BRICS telah meningkatkan upaya dedolarisasi mereka, mendorong penggunaan mata uang nasional dalam penyelesaian perdagangan.

Diperkirakan proposal untuk mata uang bersama BRICS akan dibahas dalam pertemuan puncak para pemimpin blok ekonomi tersebut.

Banyak ahli, termasuk mantan ekonom Gedung Putih Joseph Sullivan, percaya bahwa keberhasilan mata uang bersama BRICS dapat secara perlahan mengikis dominasi dolar Amerika.

Menanggapi panggung global, Lord O’Neill menekankan bahwa secara ekonomi, negara-negara BRICS telah menjadi pesaing yang tangguh.

“Secara ekonomi, sudah … Data PDB tahun lalu menunjukkan bahwa secara kolektif mereka sekarang, dalam istilah PPP, sudah lebih besar dari G7,” ujarnya.

Lord O’Neill memproyeksikan bahwa pada akhir dekade ini, ekonomi Tiongkok akan sebanding dengan AS, sementara ekonomi India akan mendekati atau bahkan melampaui ekonomi Jerman.

Hal tersebut menunjukkan pengaruh dan signifikansi yang semakin berkembang dari negara-negara BRICS dalam lanskap ekonomi global. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait