Data terbaru yang mencerminkan ekonomi AS yang tangguh ternyata belum memberikan dampak positif terhadap pasar kripto, menurut Analis Reku, Fahmi Almuttaqin. Pasar masih menanti potensi pemangkasan suku bunga pada September mendatang.
Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk Juli 2024 menunjukkan inflasi yang semakin mereda, dengan harga konsumen naik hanya 2,9 persen dalam 12 bulan terakhir, yang merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Maret 2021.
Secara bulanan, harga naik tipis 0,2 persen. Sektor hunian dan transportasi menjadi pendorong utama kenaikan ini, dengan biaya hunian menyumbang hampir 90 persen dari kenaikan inflasi bulanan. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, naik 3,2 persen year-on-year (YoY).
Penurunan inflasi yang relatif berhasil tersebut diiringi dengan peningkatan penjualan ritel di Juli sebesar 1,0 persen, yang merefleksikan kekuatan konsumsi domestik dan menjadi salah satu indikator penting dalam menggambarkan ketangguhan ekonomi AS.
Fahmi menjelaskan, meskipun perkembangan tren inflasi CPI yang membaik meningkatkan ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang (berdasarkan data CME FedWatch Tool terkini), tren penjualan ritel yang meningkat menandakan ekonomi AS yang masih cukup resilien. Hal ini diperkuat dengan data tenaga kerja yang menunjukkan berkurangnya tingkat pengangguran dan menurunnya klaim tunjangan pengangguran baru.
“Ketangguhan ekonomi AS di tengah situasi suku bunga tinggi yang ada saat ini, sekaligus membantah kekhawatiran terhadap potensi resesi yang sempat berkembang beberapa waktu yang lalu, membuat urgensi melonggarkan kebijakan ekonomi menjadi berkurang. Meskipun demikian, pasar saham AS terapresiasi akibat situasi tersebut. Indeks-indeks saham utama AS kompak melanjutkan kenaikan setelah data penjualan ritel bulan Juli dirilis. NASDAQ bahkan mencatat kenaikan 2,34 persen pada perdagangan Kamis 15 Agustus ketika data penjualan ritel AS bulan Juli tersebut dirilis,” jelas Fahmi.
Ekonomi AS yang Tangguh Belum Berdampak Positif pada Pasar Kripto
Namun demikian, data terkini mengenai ekonomi AS yang tangguh itu belum memberikan dampak positif terhadap pasar kripto secara global.
Menurut Fahmi, fokus persepsi investor saat ini lebih pada potensi penundaan penurunan suku bunga The Fed, meskipun ekonomi AS yang resilien mungkin berdampak positif terhadap sektor bisnis di negara tersebut. Namun, dampaknya terhadap pasar kripto tidak signifikan. Ini ditandai dengan pelemahan kapitalisasi pasar kripto secara global selama 30 hari terakhir, dari US$2,34 triliun menjadi US$2,08 triliun, berdasarkan data dari Coinmarketcap.
The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya di atas 5 persen sejak Juli 2023, dengan tujuan menahan inflasi yang mencapai puncaknya pada 9,1 persen pada pertengahan tahun 2022.
“Prospek ekonomi AS dalam dua bulan ke depan beragam, dan ini menyebabkan pasar kripto berada pada ketidakpastian yang meningkat. Namun, tren penurunan inflasi yang semakin stabil dengan prospek pertumbuhan ekonomi AS yang masih terjaga dapat berpotensi membuat kebijakan ekonomi yang lebih longgar berlangsung secara progresif dan mungkin bertahan cukup lama. Perubahan kebijakan tersebut, menurut kami, masih berpotensi diberlakukan di sisa tahun ini,” ujar Fahmi.
Di tengah dinamika ini, strategi akumulasi secara bertahap dan pengelolaan portofolio secara lebih aktif menjadi opsi yang menarik bagi para investor.
“Volatilitas pasar kripto yang lebih terukur saat ini, dengan potensi terjadinya siklus bullish yang lebih besar pasca perubahan kebijakan suku bunga The Fed, membuat potensi return dari pengelolaan portofolio secara aktif menjadi lebih tinggi. Di situasi seperti ini juga, banyak aset kripto potensial dengan peluncuran peningkatan teknologi dan fitur produk yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir, yang belum banyak diketahui oleh investor sebab masih minimnya perhatian terhadap aset kripto khususnya altcoin dengan kapitalisasi pasar menengah,” pungkas Fahmi.
Strategi akumulasi dapat dilakukan dengan mudah apabila investor memantau pergerakan harga saat membeli aset kripto, sehingga dapat menilai level harga dan potensi keuntungannya. Saat ini, pengguna Reku tidak perlu menghitung manual pergerakan harga saat membeli aset, karena telah tersedia fitur Portfolio Analysis yang meliputi harga rata-rata pembelian aset, potensi laba/rugi (unrealized profit/loss), hingga kalender laba/rugi historis serta alokasi keseluruhan investasi. [ps]