Lasebikan, mantan insinyur Microsoft dan salah seorang pendiri Buycoins Africa Tomiwa, mengatakan beberapa ekspatriat Nigeria menggunakan Bitcoin untuk menghindari nilai tukar yang dinilai terlalu tinggi di negara tersebut saat mengirim uang.
Menurut Lasebikan, nilai tukar tetap Bank Sentral Nigeria (CBN) sebesar US$1:380. Imbasnya mengikis 20-30 dari jumlah uang penerima setiap kali mereka mengambil dana. Pada saat penulisan, nilai tukar 1 dolar ke Naira adalah 1:380, menurut Morningstar.
Demikian pula, importir yang dilumpuhkan oleh peraturan valuta asing negara yang merugikan.
Sekarang mereka beralih ke Bitcoin saat melakukan pembayaran secara daring menjadi pilihan. Kata Lasebikan Bitcoin juga telah memberi penduduk Nigeria kesempatan untuk membayar layanan atau utilitas yang biasanya dianggap tidak perlu oleh CBN.
Pihak berwenang Nigeria, sebelum peristiwa tahun ini seperti protes Endsars, “tidak menyadari potensi besar Bitcoin.”
Selama periode lockdown, penggunaan aset kripto di Nigeria justru tumbuh dan negara itu sekarang diperhitungkan sebagai salah satu pasar aset kripto terbesar di dunia.
Ini merupakan peristiwa di dunia aset kripto dalam dua belas bulan terakhir yang mungkin telah membantu mengubah pandangan pemerintah Nigeria tentang aset kripto.
Akibatnya, seperti yang diakui Lasebikan, para pejabat sekarang mungkin ingin mengambil tindakan untuk memperlambat adopsi mata uang digital oleh Nigeria.
Menurut Lasebikan, satu cara sederhana yang dapat dilakukan otoritas untuk mencapai hal ini adalah dengan menekan bursa aset kripto, memberlakukan KYC yang lebih ketat atau mendorong perusahaan aset kripto keluar dari infrastruktur perbankan tradisional.
Namun, seperti yang dijelaskan Lasebikan, ini tidak akan membunuh Bitcoin atau nilai Bitcoin karena sebagian besar aktivitas aset kripto terjadi di jaringan informal.
Perdagangan Bitcoin diketahui tahan sensor dan tidak ada cara bagi otoritas Nigeria untuk menghentikan atau membalikkan transaksi.
Kesadaran akan hal ini dan atribut lain tentang bitcoin menjadikan CBN dan lainnya tidak akan bisa untuk mengontrol aset kripto.
Bagi pengguna aset kripto, memahami hal itu justru semakin meyakinkan dan membantu menjaga atau mempercepat momentum adopsinya. [Bitcoin.com/red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.