El Salvador Rayakan 3 Tahun Adopsi Bitcoin, Dampak dan Langkah Selanjutnya

El Salvador menandai tiga tahun sejak negara tersebut mengambil langkah kontroversial dengan mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang resmi, menjadikannya negara pertama di dunia yang melakukannya.

Langkah ini memicu berbagai reaksi dari berbagai pihak, termasuk skeptis dan pendukung Bitcoin. Namun, setelah tiga tahun, apakah adopsi Bitcoin telah membawa dampak yang signifikan bagi ekonomi dan rakyat El Salvador?

Rencana Ambisius untuk Semua Warga El Salvador 

Salah satu tokoh kunci di balik kebijakan Bitcoin di El Salvador adalah Max Keiser, Penasihat Senior Bitcoin untuk Presiden Nayib Bukele. Dalam sebuah tweet terbaru, Keiser mengungkapkan rencana ambisius pemerintah untuk memperluas akses Bitcoin kepada seluruh warga El Salvador.

“Rencana kami adalah untuk menyediakan perangkat cold storage Bitcoin untuk setiap orang di El Salvador, sehingga bahkan simpanan kecil seperti US$0,50 ke dalam Bitcoin dapat menjadi dana pendidikan, pensiun dan warisan,” ujar Keiser.

Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menggunakan Bitcoin sebagai alat yang lebih dari sekadar mata uang, tetapi juga sebagai sarana investasi jangka panjang bagi warganya.

Pemerintah berencana mengedukasi masyarakat tentang manfaat menyimpan Bitcoin sebagai investasi yang bisa diwariskan dari generasi ke generasi.

Bitcoin Membawa Untung dan Investasi

Sejak adopsi Bitcoin, El Salvador telah berhasil mengumpulkan 5.866 BTC dalam dompet Bitcoin nasional. Menurut laporan terbaru, jumlah ini telah menghasilkan lebih dari US$31 juta dalam keuntungan yang belum terealisasi.

Meskipun keuntungan itu terlihat kecil jika dibandingkan dengan volatilitas harga Bitcoin, dampak jangka panjangnya tampak jelas. Negara ini kini dikenal secara global sebagai pelopor adopsi Bitcoin, yang pada gilirannya menarik lebih banyak investasi asing.

Banyak investor global yang melihat El Salvador sebagai tempat yang menarik untuk menanamkan modal karena regulasi yang ramah terhadap kripto.

Selain itu, kebijakan ini juga memberikan negara tersebut perhatian internasional, yang akhirnya berkontribusi pada peningkatan investasi sektor pariwisata, teknologi dan keuangan.

El Salvador Sebagai Suaka untuk Kebebasan

Presiden Nayib Bukele, yang merupakan penggerak utama di balik adopsi Bitcoin, juga terus menegaskan pandangannya tentang masa depan negara yang ia pimpin dalam lanskap global.

“Kami adalah suaka baru bagi ide-ide, kebebasan berbicara dan keyakinan. Saat dunia terperosok dalam kekacauan dan pengetatan pemerintah semakin intensif, kami akan berdiri sebagai mercusuar harapan baru untuk masa depan,” ungkap Bukele dalam sebuah tweet.

Pandangan Bukele ini menekankan posisi El Salvador sebagai negara yang ingin menjauh dari pendekatan tradisional terhadap kebijakan ekonomi dan hak asasi manusia. El Salvador, menurut Bukele, adalah simbol dari kebebasan berekspresi dan inovasi di saat negara lain mungkin memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.

Keputusan untuk mengadopsi Bitcoin tidak hanya sekadar langkah ekonomi, tetapi juga pernyataan politik.

Di tengah meningkatnya kontrol pemerintah di berbagai belahan dunia, Bukele berusaha untuk menjadikan El Salvador sebagai tempat yang aman bagi kebebasan individu dan ide-ide baru.

Tantangan yang Masih Dihadapi

Namun, meskipun ada banyak keuntungan, adopsi Bitcoin tidak datang tanpa tantangan. Fluktuasi harga yang signifikan membuat banyak pihak skeptis terhadap stabilitas Bitcoin sebagai mata uang sehari-hari.

Banyak warga El Salvador juga masih belum terbiasa dengan teknologi kripto, yang membuat proses edukasi menjadi lebih mendesak. Dalam beberapa kasus, penggunaan Bitcoin belum menyentuh seluruh populasi, terutama di daerah-daerah pedesaan yang kurang terjangkau teknologi.

Lebih jauh lagi, Bank Dunia dan IMF telah menyuarakan keprihatinan mereka terkait dampak adopsi Bitcoin terhadap stabilitas ekonomi makro negara tersebut.

Keduanya telah memperingatkan bahwa adopsi Bitcoin dapat meningkatkan risiko keuangan bagi negara, terutama dalam hal utang luar negeri dan fluktuasi nilai tukar. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait