Triliuner teknologi Elon Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama America Party pada awal Juli 2025. Pengumuman disampaikan melalui platform X, di tengah memanasnya perdebatan fiskal di AS.
Musk menyatakan bahwa partai ini akan mendukung penggunaan Bitcoin dan menolak ketergantungan terhadap mata uang fiat, yang ia sebut sebagai “tidak ada harapan.”
Langkah tersebut menandai upaya Musk untuk menantang dominasi sistem dua partai di AS. Namun hingga kini, partai tersebut belum tercatat secara resmi di Komisi Pemilihan Federal (FEC), dan belum ada pernyataan resmi mengenai struktur kepengurusan maupun roadmap politik yang jelas.
Musk bahkan membantah dokumen pendaftaran yang beredar di internet, dan menyebutnya sebagai “false paperwork” yang telah dilaporkan kepada FEC.
Pengumuman ini muncul hanya beberapa hari setelah Musk secara terbuka berselisih dengan Presiden AS Donald Trump terkait RUU belanja pemerintah yang dikenal dengan nama One Big Beautiful Bill.
Musk menilai RUU tersebut berpotensi memperburuk kondisi fiskal negara. Dalam sebuah jajak pendapat yang ia buat di platform X pada hari Jumat (4/7/2025), Musk menanyakan kepada para pengikutnya apakah ia sebaiknya membentuk partai baru, dan hasil polling menunjukkan dukungan signifikan.
Agenda Strategis Partai Baru Elon Musk Mulai Terungkap
Menurut informasi yang beredar, America Party disebut mengusung nilai-nilai konservatisme fiskal, deregulasi ekonomi, reformasi pemerintahan, serta modernisasi militer berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI). Partai ini juga dikaitkan dengan agenda natalisme atau kebijakan pro-keluarga yang mendorong pertumbuhan penduduk.
Meski belum memiliki struktur kepemimpinan yang diumumkan ke publik, strategi awal partai ini disebut akan difokuskan pada perebutan kursi di Kongres, yakni 2 hingga 3 kursi Senat dan 8 hingga 10 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebagai langkah awal sebelum masuk ke persaingan pemilihan Presiden.
Musk juga mengindikasikan bahwa Bitcoin akan menjadi bagian dari agenda kebijakan partainya. Dalam tanggapan kepada salah satu pengikutnya di X, ia menulis, “Fiat tidak ada harapan, jadi ya,” ketika ditanya apakah partainya mendukung Bitcoin.
Sikap ini dipandang sebagai perpanjangan dari pandangan Musk yang sebelumnya telah mendukung mata uang kripto melalui berbagai kanal bisnis, termasuk Tesla dan X/
Reaksi Publik dan Tantangan Hukum
Deklarasi Musk langsung memicu beragam tanggapan dari berbagai tokoh politik dan ekonomi. Presiden AS Donald Trump menyebut langkah tersebut sebagai sesuatu yang “konyol” dan memperingatkan potensi kekacauan politik.
Dalam pernyataannya, Trump juga menyebut Musk sebagai “train wreck” dan “off the rails,” menandakan ketegangan antara keduanya semakin meningkat menjelang Pemilu 2026.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyampaikan kekhawatiran bahwa keterlibatan politik Musk bisa berbenturan dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin sejumlah perusahaan publik.
Ia menyebut bahwa Dewan Direksi Tesla dan perusahaan lain yang dikendalikan Musk kemungkinan besar tidak akan menyetujui keterlibatan aktif dalam politik.
Di sisi lain, pengusaha Mark Cuban dan mantan penasihat Gedung Putih Anthony Scaramucci disebut-sebut mendukung langkah Musk. Namun belum ada pernyataan resmi dari keduanya yang mengonfirmasi keterlibatan langsung dalam America Party.
Pengamat politik mencatat bahwa membentuk partai baru di AS merupakan tantangan besar secara hukum dan logistik, terutama terkait akses ke surat suara di berbagai negara bagian. Selain itu, belum adanya kepastian hukum atas status partai ini juga menimbulkan pertanyaan di kalangan pemilih dan otoritas pemilu.
Meski demikian, pengaruh Musk di ranah publik dan teknologi memberi bobot tersendiri terhadap gerakan ini. Dengan lebih dari 180 juta pengikut di platform X dan kepemimpinan di berbagai sektor strategis, langkah Musk dipantau secara serius oleh pelaku politik dan pasar. [st]