IKLAN

Elon Musk: Resesi Ringan Bisa Datang 18 Bulan Lagi dan Inflasi Capai Puncaknya

Elon Musk, Pendiri Tesla mengatakan resesi ringan di Amerika Serikat (AS) bisa tiba 18 bulan lagi dan inflasi diperkirakan sudah mencapai titik puncaknya. Sebelumnya, Tesla mengumumkan telah menjual Bitcoin (BTC) mereka senilai US$936 juta atau setara dengan Rp14 triliun.

Hal itu ia sampaikan pada rapat pemegang saham, Kamis (4/8/2022), menjawab pertanyaan investor perihal penggunaan dana belanja perusahaan pada tahun-tahun mendatang, termasuk soal pandangannya tentang prospek ekonomi domestik dan global.

Elon Musk menjawab, bahwa AS telah melewati puncak inflasi tinggi dan kemungkinan resesi ringan akan datang sekitar 18 bulan lagi.

Sebagai CEO, argumen itu berasaskan pada biaya komoditas bahan baku yang dibeli perusahaan itu dalam proses produksi kendaraan listrik.

“Kami memiliki beberapa data perihal proyeksi harga barang bahan baku pembuatan mobil, di mana kami membelinya berbulan-bulan sebelum ia memang dibutuhkan,” katanya, dilansir dari CNBC.

Pada kuartal kedua 2022, perang Rusia di Ukraina dan pandemi Covid yang sedang berlangsung di Tiongkok menghambat operasional pabrik Tesla di Shanghai. Pada ujungnya itu memperburuk gangguan rantai pasokan, kekurangan suku cadang, dan masalah tenaga kerja di seluruh industri otomotif.

BACA JUGA  El Salvador Pastikan Tetap Beli Bitcoin Kendati Ditekan IMF

Saat Musk mengatakan ada kemungkinan akan melakukan buy back terhadap saham Tesla dengan menggunakan dana perusahaan.

Tesla menargetkan untuk memproduksi 20 juta unit mobil setiap tahun pada tahun 2030 dengan selusin pabrik. Masing-masing pabrik mampu memproduksi 1,5 juta hingga 2 juta unit per tahun.

Saat ini Tesla mengoperasikan pabrik perakitan di Shanghai; Fremont, California; Austin, Texas; dan di luar Berlin di Jerman. Mereka juga memproduksi baterai di sebuah pabrik di Sparks, Nevada, yang dioperasikan bersama dengan Panasonic.

Elon Musk Tetap Fokus di Bitcoin

Musk yang terkenal sebagai pembela kripto Bitcoin dan Dogecoin, sebelumnya menegaskan bahwa secara pribadi dan sebagai pimpinan perusahaan tetap memberikan perhatian cukup terhadap BTC sebagai aset di neraca keuangan mereka, kendati sudah menjual 75 persen dari kepemilikan aset kripto itu.

BACA JUGA  Bagaimana Perusahaan Bitcoin Miner Bertahan di Era Crypto Winter?

Pada Kamis (21/7/2022) Tesla mengumumkan telah menjual Bitcoin (BTC) mereka senilai US$936 juta atau setara dengan Rp14 triliun (dengan kurs saat itu). Hal itu tercatat pada laporan pendapatan Tesla sepanjang kuartal kedua tahun 2022. Keputusan itu dibuat setelah perusahaan mendapati masalah terkait supply chain di pabrik mereka di Tiongkok yang berdampak pada situasi keuangan.

“Kas akhir kuartal, setara kas, dan surat berharga jangka pendek meningkat secara berurutan sebesar US$902 juta menjadi US$18,9 miliar di triwulan ke-2, terutama didorong oleh arus kas bebas sebesar US$621 juta, sebagian diimbangi oleh pembayaran utang sebesar US$402 juta. Mulai dari akhir kuartal ke-2, kami telah mengonversi sekitar 75 persen dari pembelian Bitcoin kami menjadi mata uang fiat. Konversi pada kuartal ke-2 menambahkan US$936 juta uang tunai ke neraca kami,” sebut Tesla pada dokumen laporan pendapatan itu. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait